Mimpi Bertemu KH Djamaluddin Amien

Banyak orang yang antri ingin menyalami Pak Kiyai. Dalam antrian itu, Wakil Rektor II Unismuh Makassar, Andi Sukri Syamsuri, berada pada urutan pertama sekaligus orang pertama yang menyalami Pak Kiyai. Saya berada di urutan kedua menyalami Pak Kiyai. Dalam nada canda saya menyebutkan nama saya, “Asnawin”, dan beliau tersenyum.


 





-----

PEDOMAN KARYA

Sabtu, 03 April 2021

 

 

Mimpi Bertemu KH Djamaluddin Amien

 

 

Sabtu dinihari, 03 April 2021, sebelum bangun menuju masjid untuk shalat subuh, saya bermimpi bertemu KH Djamaluddin Amien (mantan Rektor Unismuh Makassar dan mantan Ketua Muhammadiyah Sulsel).

Dalam mimpi itu, Pak Kiyai (sapaan akrab KH Djamaluddin Amien di kalangan Muhammadiyah Sulsel dan lingkup Unismuh Makassar) bersama istri baru saja pulang dari sebuah perjalanan dan kedatangannya dijemput banyak orang.

Pak Kiyai yang memakai celana panjang warna gelap dan baju kemeja lengan panjang warna hijau gelap, terus menerus tersenyum. Dari wajah dan penampilannya, Pak Kiyai tampak berusia sekitar 60 tahun.

Banyak orang yang antri ingin menyalami Pak Kiyai. Dalam antrian itu, Wakil Rektor II Unismuh Makassar, Andi Sukri Syamsuri, berada pada urutan pertama sekaligus orang pertama yang menyalami Pak Kiyai.

Saya berada di urutan kedua menyalami Pak Kiyai. Dalam nada canda saya menyebutkan nama saya, “Asnawin”, dan beliau tersenyum.

Pada urutan ketiga, seorang wanita memakai baju merah dan tiba-tiba Pak Kiyai bicara sambil tertawa.

“Tinggal beli sepatunya,” kata Pak Kiyai sambil tertawa.

Pak Kiyai bicara begitu karena tak jauh dari tempatnya berdiri, terdapat sebuah kardus berisi banya kaos kaki. Kami pun semua tertawa membenarkan ucapan Pak Kiyai, dan saat itulah saya terbangun.

Saya pertama kali mengenal Pak Kiyai sekitar tahun 1982-1983. Ketika itu, ada sebuah kegiatan di Kampus Perguruan Muhammadiyah Bulukumba, Jl Ir Soekarno, di dekat Jembatan Teko. Saya hadir di acara itu bersama beberapa jamaah Masjid Muhammadiyah Bulukumba.

Ketika kuliah di IKIP Ujungpandang (sekarang Universitas Negeri Makassar) dan ikut pengkaderan di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), saya semakin mengenal Pak Kiyai, lebih-lebih lagi setelah saya menjadi wartawan Harian Pedoman Rakyat.

Tentu saja saya mengenal dan akrab dengan Pak Kiyai, karena saya banyak membuat berita tentang Unismuh Makassar dan Muhammadiyah Sulsel dengan perantaraan almarhum Muhammad Husni Yunus.

Saya juga "mengawal" Pak Kiyai selama beliau menjabat Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) Sulsel.

Pak Kiyai pula yang menjamin keberangkatan saya bersama kafilah Muhammadiyah se-Sulsel mengikuti sekaligus meliput Muktamar Muhammadiyah Tahun 1995 di Banda Aceh.

Sepulang dari Aceh dan atas desakan sejumlah pengurus Muhammadiyah, saya kemudian menikah pada awal tahun 1996, dan Pak Kiyai yang bertindak sebagai penghulu. Pak Kiyai pula yang memberikan nama kepada anak kami yang pertama, Zakiyah Taqiyah.

KH Djamaluddin Amien lahir di Sinjai, 11 Januari 1930, dan meninggal dunia di Makassar, pada 16 November 2014. Mimpi saya bertemu Pak Kiyai pada Sabtu dinihari, 03 April 2021, mungkin isyarat bagi saya untuk mendo’akan dan menziarahi makam beliau di Bantaeng. (asnawin)

------

Artikel terkait:


Selamat Jalan Pak Kiyai

Ketua Muhammadiyah Sulsel dari Masa ke Masa


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama