Rusdin Tompo Berbagi Tips Menulis Puisi di MTs Arifah Gowa

Penulis buku dan penulis puisi Rusdin Tompo berbagi tips menulis puisi di hadapan sejumlah santri Madrasah Tsanawiyah (MTs) Arifah, Kabupaten Gowa, Rabu, 24 November 2021. Rusdin juga menyerahkan buku kumpulan puisi “Kata Sebagai Senjata” dan buku antologi puisi karya bersama Komunitas Puisi (KoPi) Makassar berjudul “2020: Resolusi Dalam Puisi.” (ist)


 

-----

Jumat, 26 November 2021

 

 

Rusdin Tompo Berbagi Tips Menulis Puisi di MTs Arifah Gowa

 

 

Juga Bagikan Buku Kumpulan Puisi “Kata Sebagai Senjata”

 

GOWA, (PEDOMAN KARYA). Penulis buku dan penulis puisi Rusdin Tompo berbagi tips menulis puisi di hadapan sejumlah santri Madrasah Tsanawiyah (MTs) Arifah, Kabupaten Gowa, Rabu, 24 November 2021.

“Kalau mau menulis puisi, harus diniatkan. Jangan menunggu ide datang, tapi kondisikan diri agar ide itu muncul,” kata Rusdin.

Penulis puisi “Panggil Aku Daeng” itu lalu memberi contoh. Katanya, ketika menjelang Hari Guru Nasional (HGN), misalnya, sebagai pelajar kita mau menulis puisi sebagai persembahan untuk guru.

“Nah, saat itu kita mengkondisikan ide dan pikiran untuk mencipta puisi. Jadi, ide itu tidak ditunggu, tapi diniatkan dan dikondisikan supaya hadir,” kata Rusdin.

Rusdin Tompo, yang belakangan memilih profesi sebagai penulis dan editor itu melanjutkan, kita perlu membiasakan diri menulis dan mendokumentasikan pengalaman dan pandangan-pandangan kita, termasuk dalam bentuk puisi.

Menurutnya, ini tips yang bisa digunakan agar kita produktif. Yakni, dengan memotivasi diri untuk mendokumentasikan momen-momen tertentu atau hari istimewa dalam hidup kita. Begitu sudah ada tema yang akan ditulis, maka tulis saja dulu apa yang mau dituangkan. Tidak usah pikirkan judul, apalagi kesempurnaan tulisan.

“Judul bisa dikasi belakangan, karena bisa saja, ada revisi atau perbaikan judul agar lebih kuat,” saran Rusdin.

Rusdin Tompo berbagi pengalaman dan tips menulis puisi kepada siswa-siswi peserta ekstrakurikuler (ekskul) literasi. Mereka rerata duduk di kelas 7 dan kelas 8.

Ada tiga kelas literasi di MTs Arifah, yakni kelas puisi, menulis, dan teater. Ekskul ini merupakan implementasi misi MTs Arifah. Yakni, membimbing dan mengembangkan minat serta bakat peserta didik melalui kegiatan ekstrakurikuler secara efektif.

Sembari memberikan tips, sesekali penggiat literasi itu berinteraksi dengan siswa-siswi yang hadir. Dia bertanya, siapa yang berkeinginan punya buku sendiri? Lebih setengah anak yang hadir mengacungkan tangan. Mereka rupanya bercita-cita menulis buku sendiri.

Anak-anak memang mengaku membaca dan membeli buku, sehingga ini jadi modal untuk menulis buku. Buku yang dibeli itu berupa novel islami dan komik remaja.

Rusdin Tompo menekankan, untuk menulis dan jadi penulis mesti rajin membaca buku. Buku apa saja yang dapat memperkaya wawasan. Disampaikan, agar anak-anak mulai menulis dan mendokumentasikan karyanya. Karena tulisan dalam bentuk puisi, cerpen, novel, artikel atau bentuk lainnya, dapat dijadikan sebagai media dakwah.

Mantan Ketua Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Daerah Sulawesi Selatan itu melanjutkan tipsnya.

Dikatakan, setelah puisi jadi, coba baca ulang puisi tersebut. Mungkin ada yang perlu dikoreksi atau direvisi. Pada proses koreksi atau revisi ini, bisa dilihat kata-kata yang typo, bisa juga mencari diksi yang lebih kuat, kata yang berima, atau kalimat metafora yang lebih relevan.

“Selanjutnya, endapkan saja puisi itu. Lalu baca ulang. Mungkin perlu lagi dikoreksi dan direvisi. Kalau puisi itu punya tema yang berkaitan dengan budaya atau sejarah, perlu melakukan riset. Perlu juga membaca buku-buku referensi untuk memperkaya wawasan dan pengetahuan terkait tema puisi yang ditulis,” lanjut Rusdin.

Dia mengatakan, “Membaca buku-buku karya penulis lain juga perlu, sebagai pembanding dan untuk jadi motivasi, sekaligus proses belajar.”

Saat berbagi tips menulis puisi dengan siswa-siswi MTs Arifah, hadir pula salah seorang guru pembina ekskul, Rizka Nurul Qalbi. Dia mengajak anak-anak memanfaatkan kesempatan menimba ilmu dari penulis, penyair dan satrawan yang akan hadir di sekolahnya.

Sebelumnya, Rusdin Tompo bertemu dengan Kepala Madrasah (Kamad) MTs Dra Hj St Satiah dan guru-guru pembina ekskul literasi, pada Senin, 22 November 2021.

Saat bertemu dengan guru-guru pembina ekskul literasi itu, dia banyak berdiskusi tentang kepenulisan. Mantan jurnalis radio itu juga menyampaikan pentingnya publikasi bagi sekolah.

Sebagai cendera mata, dia menyerahkan buku kumpulan puisi “Kata Sebagai Senjata” dan buku antologi puisi karya bersama Komunitas Puisi (KoPi) Makassar berjudul “2020: Resolusi Dalam Puisi.” (rt)

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama