Unismuh Persilakan Ponpes Darul Fallaah Kelola Lahan 75 Hektar di Bissoloro Gowa

LAHAN TANAH. Rektor Unismuh Makassar Prof Ambo Asse, memberikan sambutan pada pembukaan Workshop Tata Kelola Keuangan dan SDM Ponpes Darul Fallaah, di Aula Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Kamis, 27 Januari 2022. (ist)





------- 

Sabtu, 29 Januari 2022

 

 

Unismuh Persilakan Ponpes Darul Fallaah Kelola Lahan 75 Hektar di Bissoloro Gowa

 

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar memilih lahan tanah seluas 75 hektar di Bissoloro, Kecamatan Bungaya, Kabupaten Gowa. Di lokasi lahan tersebut tersebut, Unismuh membangun sebuah Pondok Pesantren yang diberi nama Darul Fallaah.

Ponpes Darul Fallaah Unismuh Makassar sudah beroperasi sejak tahun 2007 dan setelah dianggap mandiri, pondok pesantren itu kemudian diberikan kepercayaan mengelola lahan seluas 75 hektar tersebut untuk kemandirian pondok.

“Silahkan kelola, minimal 3 hektar untuk sarana prasarana pesantren, selebihnya dikelola untuk kemandirian pesantren,” Rektor Unismuh Makassar Prof Ambo Asse, saat membuka Workshop Tata Kelola Keuangan dan SDM Ponpes Darul Fallaah, di Aula Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Unismuh Makassar, Jl Sultan Alauddin, Makassar, Kamis, 27 Januari 2022.

Ambo Asse yang Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, berpesan agar para santri dilibatkan dalam pengelolaan lahan sebagai ajang pembelajaran pertanian sesuai nama dan spirit pesantren yakni Darul Fallaah atau Taman Pendidikan Petani.

Rektor Unismuh juga sangat mengapresiasi tema workshop, “Tertib Administarsi Terhindar dari Fitnah.”

“Ini sangat bagus dan tradisi ini perlu dipeliharan sebab urusan keuangan itu sangat sensitif,” kata Ambo Asse.

Pada acara pembukaan tersebut, Rektor Unismuh Makassar juga menandatangani “Resolusi Darul Fallaah” yang berisi Komitmen Perjuangan Tiga Dasawarsa, yakni Dasawarsa Pertama (2006-2016) Periode Merintis Jalan Lurus, Dasawarsa Kedua (2016-2026) Periode Menata Menjadi Luarbiasa, serta Dasawarsa Ketiga (2026-2036) Periode Unggul dan Mandiri.

“Resolusi Darul Fallaah tersebut, diluncurkan pada tanggal 03 Januari 2021, saat pembukaan Worshop Tata Kelola Organisasi dan Asset di Ekowisata Bili-bili, namun Pak Rektor berhalangan hadir karena sakit, sehingga penandatanganannya baru dilakukan hari ini,” ungkap Direktur Ponpes Darul Fallaah, Dr Dahlan Lama Bawa.

Selaian penandatangan Resolusi Perjuangan Darul Fallah, juga dilaksanakan Penandatangan MoU Kerjasama Penelitian dan Pengabdian, khususnya bidang pelayanan kesehatan dan pengembangan Al-Islam Ke-Muhammadiyah-an, antara Dekan FKIK Unismuh, Prof Hj Suryani As’ad, dengan Direktur Ponpes Darul Fallaah, Dr Dahlan Lama Bawa.

Dekan FKIK dalam sambutan dan pemaparan materi tentang Gerakan Pesantrren Sehat, mengatakan, “Kerjasama ini sangat membantu sivitas akademika FKIK Unismuh dalam pelaksanaan Caturdharma, khususnya pada bidang penelitian, pengabdian dan pengembangan Al-Islam Ke-Muhammadiyah-an.”

Wakil Rektor  II Unismuh, Dr Andi Syukri Samsuri, dan KH Lukman Abd Samad Lc, tampil sebagai narasumber prasaran pada workshop tersebut.

“Tindaklanjut workshop ini, silahkan nanti berkoordinasi dengan Lembaga Pengawasan Internal Universitas untuk melakukan Bimtek dan pendampingan kepada Tim Keuangan Ponpes Darul Fallaah, terkait kode mata anggaran dan sistem pelaporan harian, bulanan, dan tahunan,” kata Pak Andis, sapaan akrab Andi Sukri Syamsuri.

KH Lukman Abdul Samad selaku Ketua Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (LP3M) Muhammadiyah Sulsel, menekankan empat ciri utama Pesantren Muhammadiyah, yakni bersih, sehat, unggul, dan berkemajuan.

“Keempat ciri ini, bersih, sehat, unggul dan berkemajuan, wajib dimiliki Pesantren Muhammadiyah, termasuk Ponpes Darul Fallaah Unismuh Makassar di Bissoloro,” kata Lukman Abdul Samad yang sehari-hari menjabat Direktur Ma’had Al-Birr Unismuh Makassar. (ima)

1 Komentar

  1. Alhamdulillah, saya sebagai putra Asli Bissoloro, bangga dengan keberadaan pesantren Darul Fallah. Saya pernah jadi Kamad di salah satu amal usaha Muhammadiyah, tepatnya di Salutabang, tapi dengan pengurus baru dari Yayasan, saya di depak paksa, dan saat ini AUM tersebut sedang kritis (hidup segang, matipun tak mau)

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama