Ketika Si Fulan Kalah dalam Perebutan Kursi Ketua

Si Fulan bin Fulan, tidak menyangka dirinya akan kalah dalam perebutan kursi ketua organisasi profesi “Tukang Sahibul Hikayat” tingkat kabupaten, padahal ia bersama para pendukungnya sudah menyiapkan acara pesta kemenangan.

Karena kecewa dan sakit hati, ia bersama para pendukungnya, kemudian melakukan manuver dengan mendeklarasikan kepengurusan baru sebagai pemekaran organisasi profesi tersebut.


 

-----

PEDOMAN KARYA

Sabtu, 05 Februari 2022

 

OPINI

 

 

Ketika Si Fulan Kalah dalam Perebutan Kursi Ketua

 

 

Oleh: Asnawin Aminuddin

(Wartawan)

 

Si Fulan bin Fulan, tidak menyangka dirinya akan kalah dalam perebutan kursi ketua organisasi profesi “Tukang Sahibul Hikayat” tingkat kabupaten, padahal ia bersama para pendukungnya sudah menyiapkan acara pesta kemenangan.

Karena kecewa dan sakit hati, ia bersama para pendukungnya, kemudian melakukan manuver dengan mendeklarasikan kepengurusan baru sebagai pemekaran organisasi profesi tersebut.

Selidik punya selidik, ternyata banyak di antara para pendukungnya yang bukan berprofesi “Tukang Sahibul Hikayat”. Ada yang berprofesi sebagai kontraktor, ada yang aktivis LSM, dan ada pula yang berprofesi sebagai “Pengacara” alias Pengangguran Banyak Acara.

Mereka memanfaatkan kartu keanggotaan organisasi profesi “Tukang Sahibul Hikayat”, hanya untuk kepentingan diri sendiri atau kelompoknya masing-masing. Mereka inilah yang sering merusak citra profesi “Tukang Sahibul Hikayat.”

Tanpa menunggu persetujuan dan Surat Keputusan (SK) dari pengurus pusat atas pengangkatan diri dan para pendukungnya sebagai pengurus organisasi “Tukang Sahibul Hikayat” hasil pemekaran, Si Fulan bin Fulan langsung mengumumkan dirinya sebagai ketua melalui spanduk serta pemberitahuan lisan kepada sejumlah pejabat dan berbagai kalangan di tingkat kabupaten.

Si Fulan bin Fulan berani melakukan itu karena ia dan kelompoknya mendapat dukungan dari beberapa oknum pengurus organisasi profesi “Tukang Sahibul Hikayat” tingkat provinsi,

Ketika sedang merasa “di atas angin” itulah, tiba-tiba terbit SK “Tukang Sahibul Hikayat” tingkat pusat dan berdasarkan SK itulah, pengurus organisasi “Tukang Sahibul Hikayat” tingkat provinsi melantik pengurus “Tukang Sahibul Hikayat” tingkat kabupaten, yang mengalahkan Si Fulan bin Fulan dalam pemilihan beberapa waktu sebelumnya.

Maka sejumlah pejabat dan berbagai kalangan yang hadir pun heran dan bertanya-tanya, mengapa bukan Si Fulan bin Fulan yang dilantik sebagai ketua, padahal Si Fulan bin Fulan sudah mengumumkan dirinya sebagai ketua.

Namun dasar muka badak, Si Fulan bin Fulan lagi-lagi berkilah dengan mengatakan dirinya pasti tetap akan dilantik sebagai pengurus hasil pemekaran.

Si Fulan bin Fulan kembali melakukan manuver, termasuk melakukan pendekatan kepada beberapa oknum pengurus tingkat provinsi, untuk pelantikan diri dan kelompoknya sebagai pengurus “Tukang Sahibul Hikayat” tingkat kabupaten hasil pemekaran.

Sama sekali tidak ada rasa malu dalam diri Si Fulan bin Fulan, padahal para pejabat tingkat kabupaten dan berbagai kalangan sudah mencibir secara diam-diam.

 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama