Pedoman Rakyat Come Back

LAUNCHING PEDOMAN RAKYAT CO ID. Puluhan mantan wartawan dan mantan karyawan Harian Pedoman Rakyat berkumpul dan foto bersama pada acara Peluncuran Media Caring Pedoman Rakyat Co Id, di Kafebaca, Jl Adhyaksa, Makassar, Rabu, 9 Februari 2022. Peluncuran dilakukan secara resmi di Kendari pada peringatan Hari Pers Nasional dan HUT PWI, dan dihadiri secara virtual oleh puluhan mantan wartawan dan mantan karyawan Pedoman Rakyat di Makassar.

 


-------

PEDOMAN KARYA

Kamis, 10 Februari 2022

 

 

Pedoman Rakyat Come Back

 


Oleh: Jacobus Kamarlo Mayongpadang

(Politisi, Mantan Wartawan Harian Pedoman Rakyat)


Pagi ini (Kamis, 10 Februari 2022, red), cuaca sekitar rumah agak mendung, tetapi hati jadi ceria bahkan berbunga menyaksikan sebuah info yang amat menarik; Pedoman Rakyat Reborn.

Tambah ceria dan serasa hidup kembali era 80-an saat menyaksikan foto-foto kawan-kawan yang semuanya tampil dengan senyum, bahkan tawa lepas kecuali Dr HL Arumahi saat memimpin doa. Sungguh ada energi baru yang mengalir ke sumsum saya karena rindu yang berkepanjangan kini terobati.

Terima kasih kasih kepada kawan-kawan yang berinisiatif dan telah berjerih-payah menyiapkan sebuah prosesi yang indah dan berkesan; PEDOMAN RAKYAT COME BACK. (Pedoman Rakyat Kembali)

Tentu tak lupa dan terutama bersyukur pada YANG MAHA KUASA yang semata atas perkenan-NYA sajalah, Pedoman Rakyat Co Id (www.pedomanrakyat.co.id) kini tayang dan kita masih dalam keadaan sehat walafiat.

Tentunya tak lupa berterima kasih pada para senior dan kawan-kawan yang sudah “berangkat” lebih duluan. Berterima-kasih atas segala bimbingan dan kebersamaan yang indah, dan telah mematangkan saya menapaki rute-rute yang amat berat.

Secara khusus saya harus memohon maaf kepada bapak LE Manuhua, senior pers di Tanah Air yang disegani kolega-koleganya. Saya harus meminta maaf walau beliau sudah di alam yang lain, karena pasti hanya sayalah satu-satunya murid yang pernah mendebatnya bahkan membantahnya, hal yang tidak mungkin dilakukan murid-murid yang lain.

Malahan untuk sekali waktu, saya menolak penugasannya. Hal yang amat mustahil dilakukan oleh siapapun. Penolakan itu saya lakukan di depan beliau, sekali pun penugasan itu istimewa dan sudah pasti menjadi promosi bagi saya yang masih muda. Apalagi, kata Bung Yasmin Tendan, pasti banyak uangnya, yakni penugasan untuk meliput peresmian Gedung BNI 46 di Jakarta, yang merupakan gedung pintar pertama di Asia Tenggara. Peresmian tersebut didahului seminar tentang Peran BNI Membangun Indonesia.

Mengapa saya berani menolak bahkan berdebat dengan beliau, akan saya tulis. Saya menulisnya di sini, karena saya akan bercerita cukup panjang, bagaimana karakter saya termatangkan di kampus Arief Rate (Kantor Harian Pedoman Rakyat, red) dengan injeksi energi yang luar biasa.

Karena itu, jika kawan Boni, kawan sejawat di PR, Heni Setiawati, kawan aktivis 98 di Makassar, secara terpisah keduanya heran bertemu dengan saya di pete-pete saat saya sudah Anggota DPR RI, maka itu hal yang matang bagi saya lewat kampus Arief Rate.

Heni, anggota AMPD (Aliansi Mahasiswa Pro Demokrasi), kelompok mahasiswa yang militan di Makassar, bahkan langsung bertanya; “Kenapaki’ naik pete’-pete’ kak?”

Saya balik nanya; “Kenapako naik pete’-pete’?

Jawaban saya bermakna saya dan beliau sama saja tidak ada bedanya, ajaran yang saya dalami secara iman, secara ideologi melalui Marhaenisme ajaran Bung Karno dan termatangkan di kampus Arif Rate.

Karena itu, bagi saya, Arief Rate bukan hanya ladang mencari makan tetapi lebih dari itu, menjadi candradimuka yang menempa saya untuk menghadapi rute-rute yang amat berat yang pernah saya lewati.

Itulah pasalnya pagi ini saya ibarat petualang yang kehausan dan tidak mendapat oase yang mengobati dahaga saat bangun pagi menyaksikan sebuah info pendek “PEDOMAN RAKYAT Reborn” disertai foto kawan-kawan yang pada ceria dan bersemangat.

Selamat, selamat, selamat, selamat, selamat kawan-kawan semua.

Selamat PEDOMAN RAKYAT Come Back.


-----

Baca juga:

Semangat Harian “Pedoman Rakyat” Tetap Hidup

Harian “Pedoman Rakyat” Memang Sengaja Dimatikan

Wartawan Pedoman Rakyat Tetap Akrab

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama