Merdeka Presiden Jokowi

Presiden menekankan, sejak awal ia sudah memerintahkan Polri untuk jujur, jangan ada yang ditutup-tutupi terkait kematian Brigadir Yosua.

“Iya sejak awal kan saya sampaikan, sejak awal saya sampaikan, usut tuntas. Jangan ragu-ragu, jangan ada yang ditutup-tutupi,” (Jokowi, Agustus, 2022).



----

PEDOMAN KARYA

Kamis, 18 Agustus 2022

 

OPINI

 

 

Merdeka Presiden Jokowi

 

 

Oleh: Maman A. Majid Binfas

(Akademisi, Sastrawan, Budayawan)

 

Esensi peringatan hari kemerdekaan, sesungguhnya adalah keterbukaan untuk menyatakan kebenaran sejati, sebagaimana dinyatakan dengan lantang di dalam alinea ketiga Pembukaan UUD 1945.

Isi kandungan UUD menjadi nurani bangsa Indonesia tanpa bisa diingkari dan ditutupi oleh siapapun. Terutama pada diksi,yang berbunyi “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya....

Maka, nilai nurani keterbukaan mesti diwujudkan dengan tindakan nyata agar bangsa ini tidak hancur. Sifat keterbukaan, dan termasuk apa yang dinyatakan oleh Presiden Jokowi berikut ini

Presiden menekankan, sejak awal ia sudah memerintahkan Polri untuk jujur, jangan ada yang ditutup-tutupi terkait kematian Brigadir Yosua.

“Iya sejak awal kan saya sampaikan, sejak awal saya sampaikan, usut tuntas. Jangan ragu-ragu, jangan ada yang ditutup-tutupi,” (Jokowi, Agustus, 2022).

Jadi, keterbukaan jangan ditutup-tutupi, menjadi kunci alinea pembukaan UDD 45 yang “... didorongkan oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas,” dan Merdeka.

Maka, wajar dong manakala seluruh rakyat Indonesia menuntut bukti dari segala janji yang telah dilontarkan Presiden dan jajarannya.

 

Kemerdekaan Bukti Janjimu

 

Kemerdekaan sejati, semoga tidak dinodai oleh topeng topeng kebejatan yang sungguh aduhai kesadisan__tentu, itu sungguh melukai nurani ibu pertiwi tercinta yang diberkahi Ilahi dari perjuangan pahlawan sejati tanpa ingkar janji__

Harapan suci kami kepadamu tuan tuan, tidak terkecuali kepada Presiden,

semoga berbudi luhur dalam menakhodai negeri kepingan surga ini. Tentu Tanah Air yang sungguh, elok nan menawan

gemah ripah loh jinawi atas anugerah Tuhan Semesta, tidak didustakan dan disilumankan.

Kepadamu wahai para pemimpin anak negeri di segala rasa hingga tiada terperi, terutama harapan kami dalam urusan apapun dimudahin, __termasuk sembako, politik dan hukum juga keamanan.

Kalau bisa dimudahin, kenapa mesti disusahin, termasuk proses hukum atau apapun menjadi prosesi di negeri yang

gemah ripah loh jinawi. Sebenarnya tidak ada yang susah bila mau dilakukan, dan itu tergantung ketegasan untuk ditegakkan. Maka,

kesan akan lahir rasa cinta tanpa terbelenggu kepada tuan tuan hingga nantinya akan tetap berwibawa.

Manakala, hukum berkeadilan yang berdasarkan ketuhanan tanpa tembang pilih kasih_ selama ini dikeluhkan dan diindahkan.

Kalau, mau menjadikan esensi Pancasila dimaknai tanpa boleh dikhianati oleh siapapun, _ sekalipun Presiden Jokowi yang sedang menjabati negeri ini.

Bukankah tuan-tuan, telah bersumpah setia kepada sila pertama atas nama demi Tuhan. Guna melaksanakan pesan kemerdekaan nan jaya dengan penuh tanggung-jawab berhingga dunia akhiratan.

Dan lihat kami di seantero negeri ini senantiasa merayakan dirgahayu Kemerdekaan Indonesia dengan suka cita. Menjadikan Tanah Tumpah Darah kami dengan beragam kebahagiaan dalam memperingati kemerdekaan ini.

Tentu, dasar kecintaan, dan ikut merasakan keperihan yang dirasakan oleh para perjuang kemerdekaan ini. Dengan penuh rasa cinta tanpa harap kembali, segala apa yang dilakukannya, mereka korbankan jiwa raganya dengan tulus ikhlas. Tentu, itu mesti direnungi dengan kebeningan jiwa raga pula tanpa manipulasi.

Wahai, Indonesia negeri tercinta tanpa dusta manipulasi dalam kemerdekaannya. Walau, kini engkau telah 77 tahun dalam hitungan umur. Mestinya, engkau lebih makmur, dikarenakan Tanah Air nan gemah ripah loh jinawi__tetapi kami heran kenapa masih misteri, bahkan dilumurin darah rakyat tanpa dosa dengan beringas pula, atas nama kekuasaan walaupun dengan kesilumanan.

Supaya tidak terkesan kesilumanan, maka jujurlah, wahai tuan sekalipun pahit terkesan berlidah api__ dan buktikanlah kalau janjimu bukanlah angin surga__

 

Bangkai Asfala Safilin Pemimpin

 

Pasang surut nasib pemimpin di segala line, naik turun soal biasa dihargai saat berpuncakan dengan pujian oleh penggemarnya, dan dilumurin comberan pula bila telah turun. Hal demikian __memang lumrah tak perlu dinafikan, telah banyak jejak bercermin.

Terkecuali, bagi mereka yang konsen pada belas kasih penuh keikhlasan karena amanah Tuhan menjadi wujud pengabdiannya. Tidak akan terpedaya dengan tipuan fatamorgana duniawi, sekalipun dicemoohin.

Terpenting, prinsip hidup apa adanya menjadi kiblat pengabdiannya, baik saat berpuncakan maupun turun sebagai akar rumputan __tidak lagi menjadi pemimpin.

Soal waktu beda selangkah, dan pada cermin hanya terlihat bersampingan muka__ jangan pula terlalu berlebihan mainin api, nanti bongkaran kebakaran tanpa debu__ pada kerak asfala safilin lebih rendah dari debu bangkai binatang apapun.

Dan tapak jejak para pemimpin demikian mungkin tuan-tuan telah mengetahuinya, sejak dulu hingga kini tiada terlupakan, bahkan selalu dilumati tanpa batas jaman. Sekalipun, telah menjadi bangkai asfala safilin, dan tetap dikenang sebagai comberan cemoohan saja.

Tentu, Kemerdekaan Indonesia diperjuangkan karena tidak mau jadi cemoohin__ dan terhina pula. Mungkin demikian pula yang sejatinya, menjadi harapan Merdeka oleh semua Presiden Republik Indonesia ini.

Harapan kami dalam Dirgahayu Kemerdekaan yang ke-77 ini, adalah keadilan dalam memerdekakan Brigadir Yosua sehingga arwahnya bisa damai di alam sana. Tentu, dengan keterbukaan yang sesungguhnya tanpa ditutupi oleh dagelan kamuflase apapun, __bah Merdekanya Presiden Jokowi, saat memimpin upacara HUT RI yang ke-77 ini.

 

Wollahu'alam

 

...

Pascasarjana UHAMKA Jakarta, tetap Jaya dalam mengisi kemerdekaan ini.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama