Rasulullah Halalkan Darah Sembilan Pelaku Kejahatan di Mekah

HALALKAN DARAH PENJAHAT. Rasulullah menghalalkan darah sembilan orang pelaku kejahatan Mekah. Rasulullah memerintahkan agar supaya kesembilan penjahat Mekah dibunuh, walaupun mereka terikat pada tirai Ka’bah. (int)
 




-----

PEDOMAN KARYA

Rabu, 30 November 2022

 

 

Kisah Nabi Muhammad SAW (148):

 

 

Rasulullah Halalkan Darah Sembilan Pelaku Kejahatan di Mekah

 

 

Penulis: Abdul Hasan Ali Al-Hasani An-Nadwi

 

Penghalalan Darah Beberapa Penjahat

 

Rasulullah menghalalkan darah sembilan orang pelaku kejahatan Mekah. Rasulullah memerintahkan agar supaya kesembilan penjahat Mekah dibunuh, walaupun mereka terikat pada tirai Ka’bah.

Mereka ialah Abd al-Uzza bin Khatal, Abdullah Ibni Abi Surah, Ikrimah bin Abi Jahal, Al-Harith bin Nufail bin Wahab, Muqis bin Sababah, Habbar bin Aswad. Dua penyanyi wanita milik Ibn Khatal, keduanya ini sering mencaci Rasulullah melalui nyanyian mereka, dan Sarah, hamba perempuan milik seorang Bani Abdul Muttalib, dia yang membawa risalah dari Hatib bin Abi Baltaah.

Ada pun Ibni Abi Surah, telah dibawa oleh Utsman ke hadapan Rasulullah, dia menjadi orang yang dekat dengan Rasulullah, karenanya ia terhindar dari ancaman pembunuhan, malah Rasul telah menerima pengakuan Islamnya.

Sebelumnya, Rasulullah menangguhkan untuk menerimanya, dengan harapan akan ada orang di kalangan sahabat yang bertindak membunuhnya, karena dia sebelumnya sudah memeluk Islam dan ikut berhijrah kemudian dia murtad dan lari pulang ke Mekah.

Ikrimah bin Abi Jahal telah melarikan diri ke negeri Yaman, namun isterinya telah berusaha mendapatkan perlindungan, maka Rasulullah pun memberi jaminannya, dengan itu dia telah berusaha untuk mendapat kembali suaminya yang lari, setelah bertemu, dia turut pulang ke Mekah dan memeluk Islam.

Ketika Ibni Khatal ditemui, sedang terikat di tirai Ka’bah, setelah dilaporkan kepada Rasulullah, maka Rasulullah berkata, “Bunuh saja”. Maka Ibni Khatal pun dibunuh.

Adapun Muqais bin Sababah telah dibunuh oleh Namilah bin Abdullah, Muqais sebelumnya telah memeluk Islam, tiba-tiba terjadi peristiwa, Muqais menyerang seorang lelaki Anshar menyebabkan terbunuhnya lelaki Anshor, kemudian dia murtad dan lari menyertai kaum musyrikin ke Mekah.

Al-Harith merupakan orang yang paling menyakiti Rasulullah ketika di Mekah. Dia telah dibunuh oleh Ali bin Abi Talib.

Habbar bin al-Aswad adalah orang yang menganggu Zainab binti Rasulullah ketika akan berhijrah, dan menyebabkan Zainab terjatuh sehingga terjadi keguguran, namun Habbar bin al-Aswad telah lari dari Mekah, kemudian memeluk Islam dan menjadi orang baik.

Seorang dari dua penyanyi telah dibunuh, sedang yang kedua telah diberi jaminan keselamatan, karena dia memeluk Islam, sebagaimana terjadi kepada Sarah yang juga ikut memeluk Islam.

Kata Ibnu Hajar: Abu Ma'syar telah menyebut tentang mereka yang telah dideklarasikan darahnya halal, mereka ialah al-Harith bin Talatil al-Khuzai'e, dia telah dibunuh oleh Ali. Al-Hakim menyebut bahwa di antara mereka yang dihalalkan darahnya ialah Kaab Zuhair, cerita tentang dia, akhirnya dia memeluk Islam dan bersyair memuji Rasulullah.

Ada pun perihal Wahsyi bin Harb dan Hind binti Utbah berakhir dengan memeluk Islam, sedang Arnab hamba perempuan Ibnu Khatal telah terbunuh, juga Ummu Saad sebagaimana yang diceritakan oleh Ibnu Ishak, dengan itu maka genaplah jumlah mereka yang dibunuh, ketika Pembukaan Mekah.

 

Safwan bin Umaiyah dan Fudhalah bin Umar

 

Safwan bin Umaiyah tidak termasuk di antara tokoh yang dihalalkan darahnya, namun sifatnya sebagai pemimpin besar di dalam masyarakat, membawa dia mengkhawatirkan keselamatan dirinya sendiri, karena itu dia melarikan diri, dan dimintakan jaminan keamanan dari Rasulullah oleh Umair bin Wahab al-Jumahi. Rasulullah pun menerima.

Sebagai tanda atas permintaan Umair itu, Rasulullah memberikan surbannya yang dipakai. Ketika memasuki kota Mekah. Amir pun segera mendapatkan Safwan yang akan menaiki kapal layar menuju ke negeri Yaman. Amir cepat-cepat menangkap Safwan, dan memberi tahu kepadanya bahwa dia telah meminta kepada Rasulullah untuk memberi waktu kepada Safwan selama dua bulan, sebelum diputuskan, akan tetapi Rasulullah telah menjawab dengan sabdanya: “Aku beri (waktu) empat bulan.”

Maka dengan itu Safwan pun memeluk Islam. Sebenarnya isterinya sudah memeluk Islam terlebih dahulu dari dia, dan Rasulullah telah mengakui dengan akad pertama mereka dahulu.

Fudhalah adalah seorang pejuang yang berani, dia telah datang menghampiri Rasulullah ketika sedang berthawaf dengan tujuan untuk membunuh Rasulullah. Akan tetapi ketika Rasulullah berseiringan dengan Fudhalah, Rasulullah memberi tahu dia tentang rencana jahatnya yang terpendam di dalam hatinya, sehingga dia memeluk Islam. (bersambung)

 

-----

Artikel sebelumnya:

Rasulullah Shalat di Dalam Ka’bah

Rasulullah Hancurkan Masjid Yang Dibangun Orang Munafik

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama