----
PEDOMAN KARYA
Senin, 06 Februari 2023
Muhlis
Madani Dikukuhkan Guru Besar Unismuh Makassar, Menteri dan Bupati Berikan Testimoni
Mantan Dekan Fakutas Ilmu-ilmu Sosial dan Politik (Fisip) Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar, Muhlis Madani, dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Administrasi Publik dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa, di Balai Sidang Muktamar 47, Kampus Unismuh Makassar, Senin, 6 Februari 2023.
Acara pengukuhan
dipimpin langsung Rektor Unismuh Makassar Prof Ambo Asse, dan dihadiri para
Wakil Rektor dan anggota senat, Ketua BPH Unismuh Prof Gagaring Pagalung, Wakil
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Dr HM Syaiful Saleh, serta sejumlah
undangan.
Undangan yang hadir
langsung antara lain Asisten III Bidang Administrasi Provinsi Sulawesi Selatan,
Tautoto Tana Ranggina, Bupati Bone Andi Fahsar M Padjalangi, Sekretaris Daerah
Kabupaten Maros Andi Davied Syamsuddin, dan mantan Anggota DPRD Sulsel Armin
Mustamin Toputiri.
Selain diisi sambutan
Rektor, juga ada sambutan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah
IX Sultanbatara, Andi Lukman, Ketua BPH Unismuh Prof Gagaring Pagalung, Wakil
Ketua Muhammadiyah Sulsel Dr HM Syaiful Saleh, serta testimoni oleh Andi Fahsar
M Padjalangi.
Sejumlah tokoh lainnya
memberikan testimoni lewat video, yakni Menteri Pertanian yang juga mantan Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo,
Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, Anggota DPR RI Azikin Solthan, Rektor
Unhas Prof Jamaluddin Jompa, Bupati Bantaeng Ilham Syah Azikin, Bupati
Gowa Adnan Purichta Ichsan, Bupati Maros Chaidir Syam, Bupati Luwu Utara Indah
Putri Indriani, Bupati Wajo Amran Mahmud, dan Bupati Luwu Timur, Budiman.
Muhlis Madani membawakan
pidato ilmiah dengan judul “Eco-Based Budgeting Policy: Diskursus Ilmu
Pengetahuan & Praktik Kebijakan di Indonesia.”
Curriculum vitae Muhlis Madani dibacakan oleh Wakil Rektor I Unismuh Makassar, Dr Abdul Rakhim Nanda, sedangkan Surat Keputusan Pengangkatan Guru Besarnya dibacakan oleh Wakil Rektor II Prof Andi Sukri Syamsuri.
Bupati Bone Andi Fahsar M Padjalangi yang memberikan testimony mengatakan dirinya dan Muhlis Madani teman seangkatan kuliah pada Fisip Unhas, bahkan tinggal bersama di sebuah rumah dekat Kampus Unhas Baraya (saat itu Kampus Unhas masih terletak di Jalan Masjid Raya dan dikenal dengan sebutan Kampus Unhas Baraya).
“Sewaktu kuliah kami
sudah selesai dan sudah mendapatkan gelar doktorandus, beliau sudah menambahkan
namanya dengan gelar professor, dan ketika kami Tanya, beliau mengatakan, saya
mau jadi professor. Dan Alhamdulillah, hari ini, beliau dikukuhkan sebagai guru
besar,” tutur Fahsar yang langsung disambut tepuk tangan dari hadirin. (asnawin/bersambung)
ANGGOTA KONGRES AMERIKA. Ilhan Omar, wanita muda keturunan Somalia, kelahiran 04 Oktober 1982, bernama Islam dan berhijab, datang sebagai imigran dan pengungsi ke Amerika Serikat ketika masih berumur 7 tahun, kini duduk sebagai Anggota Kongress Amerika Serikat dari daerah pemilihan Negara Bagian Minnesota.
----
PEDOMAN KARYA
Senin, 06 Februari 2023
Wanita
Muslimah Ilhan Omar dan Rasisme Politik Amerika
Oleh:
Shamsi Ali
(Presiden Nusantara
Foundation)
Sesuatu yang harus
diakui bahwa Amerika tetap stabil bahkan di saat terjadi goncangan politik yang
tidak wajar. Contoh terdekat adalah terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden
negara ini, yang kemudian berujung kepada kekerasan di Capital Hill tanggal 6 Januari
tahun 2020 lalu. Sebuah peristiwa yang pastinya mencoreng wajah negara yang
dikenal sebagai mbahnya demokrasi dunia.
Pada aspek ini saya dan
pastinya banyak orang angkat jempol mengakui kebehebatan Amerika. Bahwa Amerika
tidak lagi bergantung kepada figuritas atau tokoh-tokoh politik. Wajah Amerika
tidak ditentukan misalnya oleh ketua-ketua partai, bahkan Presiden sekalipun.
Tapi oleh institusi yang solid. Sehingga pergantian figur atau tokoh politik
tidak banyak menggoncang kehidupan publik Amerika.
Namun di balik dari
semua yang elok itu ada sisi kelam. Di balik dari semua hingar bingar kehebatan
Amerika itu, terdapat penyakit yang symptomnya kerap nampak secara halus tapi
nyata. Penampakan itu kerap tidak dirasakan karena dibumbui oleh pengakuan
manisnya demokrasi itu sendiri.
Penyakit yang saya
maksud adalah kuatnya pengaruh rasisme dalam proses demokrasi dan politik di
Amerika Serikat. Bahwa seringkali rasisme itu hijacked (menculik) kepentingan
negara, bahkan menculik nilai demokrasi itu sendiri.
Satu contoh adalah
rasisme politik dipertontonkan tanpa malu-malu baru-baru ini. Di mana seorang
anggota Kongress dari kalangan Demokrat, wanita, imigran, berkulit hitam, dan
Muslim, dicopot dari posisinya sebagai anggota Komite Hubungan Luar Negeri di
Kongress.
Dia adalah Ilhan Omar.
Seorang wanita muda keturunan Somalia, bernama Islam dan berhijab, datang
sebagai imigran dan pengungsi ke negara ini ketika masih berumur 7 tahun. Sejak
itu tinggal di negara bagian Minnesota dan tumbuh menjadi seorang aktifis muda.
Di saat masih berumur
34 tahun Ilhan Omar terpilih menjadi anggota Kongress Amerika, sebuah badan
legislasi paling bergengsi di dunia. Wanita muda kelahiran 04 Oktober 1982 itu
membuat sejarah baru bagi Komunitas Muslim Amerika, bahkan sejarah bagi negara
ini sendiri.
Bagi Komunitas Muslim
Ilhan Omar adalah representasi yang sangat ideal. Pertama karena dia adalah
imigran yang menggambarkan bahwa Amerika adalah memang bangsa Imigran. Selain
itu Ilhan bersama Rashida Thlaib dari Michigan adalah dua wanita Muslimah yang
pertama kali terpilih menjadi anggota Kongress Amerika. Tapi khusus untuk Ilhan
dia adalah wanita berhijab pertama yang terpilih menjadi anggota Kongress.
Bagi Amerika tepilihnya
Ilhan Omar juga menjadi catatan sejarah dalam banyak hal. Satu yang paling khusus adalah bahwa Ilhan Omar akan
menjadi anggota Kongress pertama yang memakai hijab di negara super power ini.
Terpilihnya Ilhan
sebagai wanita berhijab pertama di Kongress juga menimbulkan masalah baru. Hal
itu karena Kongres ada aturan bahwa semua anggota Kongress ketika mengikuti
sidang resmi di gedung Kongress tidak diperkenankan memakai penutup kepala. Dan
ini berlaku bagi siapa saja. Termasuk bagi pria Yahudi yang harus memakai
Kippah (songkok kecil).
Sekarang ada seorang
wanita Muslimah yang terpilih dan memakai penutup kepala (hijab). Apakah harus
melepaskan hijabnya di saat mengikuti sidang? Padahal bagi Ilhan, hijab adalah
bagian dari praktek agama yang juga dijamin oleh Konstitusi.
Pada akhirnya Kongres
tidak memiliki pilihan lain kecuali merubah aturannya sendiri. Bahwa aturan
apapun di negara ini Konstitusi harus tetap menjadi payungnya. Ilhan pun
seharusnya tidak memiliki hambatan apa-apa dalam menjalankan kewajiban agam
sekaligus melakukan pengabdian sebagai warga negara yang diamahi menjadi
anggota legislatif.
Ternyata perjalanannya
sebagai anggota Kongress, Ilhan menghadapi banyak tantangan. Wanita muda yang
berani dan luas pergaulan itu dinilai menjadi ancaman bagi banyak pihak.
Khususnya pihak yang selama ini sudah berada dan menikmati zona nyaman
perpolitikan di Amerika. Ilhan pun dituduh sebagai anti Yahudi dan dianggap
berkali-kali menyampaikan pernyataan yang anti semitisme.
Puncaknya pada
pemilihan anggota Kongres baru-baru ini di mana keanggotaan mayoritas Kongress
jatuh ke tangan Republicans. Satu dari dia partai besar di Amerika. Kebetukan
Partai Republican saat ini sedang terpenjara oleh pengaruh Donald Trump yang
anti non White, anti Imigran dan pastinya anti Islam. Ilhan pun harus menerima
kenyataan pahit, diblok untuk kembali
menduduki posisinya sebagai anggota Komite Urusan Luar Negeri (Foreign Affairs)
yang selama ini dudukinya.
Komite ini adalah
Komite yang sangat penting dan terhormat karena mereka banyak menentukan posisi
kebijakan luar negeri Amerika. Salah satunya adalah kebjakan Amerika terhadap
konflik Timur Tengah, khususnya Palestina-Israel. Dengan duduknya Ilhan sebagai
anggota Komite, pastinya dirasakan oleh pihak-pihak tertentu sebabai ancaman.
Dan karenanya apapun akan dilakukan untuk menghilangkan posisi Ilhan di Komite
tersebut.
Selain karena faktor di
atas juga ada beberapa faktor lain yang dicurigai sebagaj penyebab
dihentikannya Ilhan dari posisi itu. Di antaranya karena memang Republican ini
sejak lama dianggap partai anti imigran dan non White. Ilhan Omar pastinya
masuk dalam kategori itu.
Karena itu satu hal
yang ingin saya garis bawahi dan pastikan untuk semua ketahui bahwa di balik
keindahan demokrasi dan proses politik di Amerika ternyata tersembunyi penyakit
yang mulai menular dari waktu ke waktu. Kasus Ilhan adalah bagian dari symptom
penyakit kronis itu.
Dan jika hal ini tidak
diakhiri maka Amerika akan menambah catatan kelam dalam sejarahnya sebagai
negara yang masih mengidap “rasisme politik”.
Jamaica City, 5 Februari
2023
----
Ahad, 05 Februari 2023
Pengurus
Mapala 09 FT Unhas Diduga Berbohong Soal Kematian Virendy
Diduga
Meninggal di Malino Gowa, Bukan di Tompobulu Maros
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Setelah sekitar tiga pekan berlalu
peristiwa kematian Virendy Marjefy Wehantouw (18), mahasiswa Fakultas Teknik
(FT) Arsitektur Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, saat mengikuti
kegiatan Pendidikan Dasar dan Orientasi Medan (Diksar & Ormed) XXVII UKM
Mapala 09 Senat Mahasiswa FT Unhas, kini muncul dugaan baru mengenai tempat
kejadian perkara (TKP) kematian Virendy.
Dari informasi yang
dihimpun dan hasil investigasi di lapangan, tim kuasa hukum almarhum Virendy
menduga pengurus Mapala 09 Fakultas Teknik Unhas melakukan pembohongan publik
dengan mengatakan almarhum Virendy meninggal di perbukitan wilayah Kecamatan
Tompobulu Kabupaten Maros, Jumat malam, 13 Januari 2023, sekitar pukul 23.00
Wita.
Informasi atau
keterangan tersebut bertolak-belakang dengan informasi yang diterima pihak
keluarga dan hasil investigasi di lapangan, yang diduga kuat Virendy meninggal
di Malino, Gowa, pada Jumat malam, 13 Januari 2023.
Dugaan pembohongan
publik itu diungkapkan tim kuasa hukum keluarga almarhum Virendy yang terdiri atas
Yodi Kristianto, Lusin Tammu, dan Cesar Depaska Kulape, di Makassar, Ahad, 05
Februari 2023.
Yodi mengatakan, penanganan
kasus kematian Virendy masih dalam penyelidikan aparat Kepolisian Resor
(Polres) Maros maupun pihak Tim Investigasi Internal Fakultas Teknik Unhas yang
diketuai Dr Ir Samsuddin Amin MT.
Menurut ketiga
pengacara muda ini, di tengah simpang siurnya informasi dan belum jelasnya
motif atau penyebab pasti kematian Virendy, belakangan muncul kabar dan temuan
baru yang diharapkan bisa menjadi petunjuk bagi aparat kepolisian dalam
melakukan penyelidikan untuk mengungkap dan membuat kasus tewasnya mahasiswa
Arsitektur Unhas itu menjadi terang benderang.
“Kabar terbaru yang
diterima pihak keluarga almarhum Virendy dan langsung ditindaklanjuti dengan
melakukan investigasi di lapangan, hasil awalnya semakin menimbulkan kecurigaan
dan dugaan adanya skenario dan pengaburan fakta terkait tempat kejadian perkara
(TKP) yang ditengarai dilakukan pihak Mapala 09 FT Unhas untuk berusaha
menutup-nutupi kasus ini agar bisa lepas dari jeratan hukum,” kata Yodi.
Dia menerangkan,
peristiwa kematian Virendy saat mengikuti kegiatan Diksar & Ormed XXVII UKM
Mapala 09 Senat Mahasiswa FT Unhas pertama kali disampaikan oleh Ibrahim (Ketua
Mapala 09 FT Unhas) kepada keluarga almarhum pada Sabtu pagi (14/01/2023) di RS
Grestelina Makassar dengan menyebutkan TKP adalah daerah perbukitan di wilayah
Kecamatan Tompobulu Kabupaten Maros.
“Keterangan Ibrahim
soal TKP dan menyebutkan Virendy meninggal dunia pada Jumat malam (13/01/2023) sekitar
pukul 23.00 Wita inilah yang kemudian menjadi dasar bagi keluarga sewaktu
melapor ke aparat penegak hukum di Polres Maros. Penyidik pun melakukan
penyelidikan dengan mengacu kepada 'locus delicti' adalah daerah yang berada di
wilayah Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros,” sambung Yodi.
Pada Selasa sore (31/01/2023)
sekitar pukul 16.59 Wita, seorang kerabat keluarga menelpon menyampaikan
informasi bahwa melihat adanya rombongan mahasiswa peserta diksar dengan jumlah
berkisar 10 orang mengenakan kostum seragam merah bersama puluhan panitia dan
seniornya melintas di jalan poros Kota Malino depan obyek wisata Hutan Pinus
(Jl Karaeng Pado) pada Jumat (13/01/2023) malam sekitar pukul 20.00-21.00 Wita.
Informasi via telepon
inilah yang selanjutnya dianalisa dan ditindaklanjuti pihak keluarga dengan
melakukan investigasi sampai ke Malino Kabupaten Gowa serta mengambil
keterangan sejumlah warga yang mengaku melihat langsung adanya rombongan
mahasiswa peserta diksar mengenakan kostum seragam warna merah yang melintas di
depan mereka pada Jumat (13/01/2023) malam.
“Pengakuan sejumlah
warga itu yang juga menerangkan bagaimana suasana saat peserta diksar melintas
dengan mengalami perlakuan dari senior-seniornya yang terlihat bersikap arogan
dan bahkan terkesan 'kejam', semakin membuat pihak keluarga pun curiga dan
menimbulkan dugaan bahwa Virendy meninggal bukan di Tompobulu tetapi di Malino,”
ungkap Yodi.
Dengan begitu, tambah
Yodi, jika kelak informasi tersebut benar maka patut diduga pula oknum-oknum
pengurus Mapala 09 FT Unhas, Panitia dan Peserta Diksar, pihak Unhas serta
unsur terkait lainnya, telah dengan sengaja secara bersama-sama melakukan
pengaburan fakta, menyusun skenario kebohongan, menghalang-halangi
penyelidikan/penyidikan, pembohongan publik lewat keterangan di sejumlah media,
dan memberi keterangan palsu kepada keluarga almarhum maupun aparat kepolisian.
Dugaan melakukan
pengaburan fakta, nilai Yodi, cukup beralasan karena jika dilaporkan TKP-nya di
hutan-hutan atau daerah perbukitan di wilayah Tompobulu, Maros, maka
saksi-saksinya hanya sesama mereka saja. Sementara kalo benar TKPnya di daerah
Malino, maka banyak warga yang menyaksikan dan bisa memberikan kesaksian
tentang kejadian sebenarnya sehingga sangat mudah bagi aparat kepolisian dalam mengungkap
kasus ini secara terang benderang.
“Karena muncul dugaan
'locus delicti' bukan di wilayah Tompobulu, Kabupaten Maros, tetapi
kemungkinannya di daerah Malino, Kabupaten Gowa, maka kami kuasa hukum akan
mendampingi keluarga almarhum Virendy untuk membuat laporan baru di Polda
Sulsel dan mengharapkan aparat kepolisian dengan slogan PRESISI-nya dapat
mengungkap tuntas kasus ini secara transparan, obyektif, independen dan penuh
rasa keadilan,” tegas Yodi.
Warga
Saksikan Peserta Tersungkur
Dihubungi terpisah,
James Wehantouw, ayah almarhum Virendy mengisahkan kembali kronologis ketika
dihubungi via telepon oleh Nanang, seorang kerabatnya yang berprofesi jurnalis
pada Selasa (31/01/2023) sore.
James mengatakan, dalam
percakapan telepon, Nanang menyampaikan melihat langsung adanya rombongan
mahasiswa peserta diksar yang melintas berjalan kaki di jalan poros Kota Malino
dalam suasana yang terkesan diwarnai adanya unsur 'kekerasan/penyiksaan'.
“Kanda, anakda
dikabarkan meninggal pada Jumat (13/01/2023) malam sekira pukul 23.00 Wita di
daerah Tompobulu, Maros ? Nah pada hari dan tanggal yang sama, sekitar pukul
20.00-21.00 Wita, saya dan banyak warga di Malino melihat rombongan mahasiswa
pencinta alam peserta diksar melintas berjalan kaki hingga berlari saling
berpegangan tangan di jalan poros yang menanjak di depan obyek wisata Hutan
Pinus Malino,” tukas Nanang dari balik telepon selularnya.
Dikemukakannya, peserta
diksar yang dilihatnya melintas, mengenakan kostum seragam warna merah, sama
atau mirip dengan pakaian yang dipakai rombongan almarhum Virendy.
“Saya tidak tahu pasti
rombongan Mapala dari institusi mana yang melintas malam itu. Yang jelas
peserta diksar tidak banyak, berkisar 10 orang saja. Tapi panitia dan
senior-seniornya banyak sekali. Peserta diksar mengenakan kostum seragam warna
merah, sama dengan kostum rombongan anakta' yang saya lihat pada foto di
sejumlah media,” beber James.
Nanang menceritakan
lagi, puluhan panitia dan seniornya terlihat sangat arogan dalam bersikap dan
bahkan ada yang perilakunya terkesan 'kejam' terhadap peserta. Ada seorang
peserta pria yang sudah berapa kali rubuh tersungkur di aspal tapi tetap
ditarik paksa untuk berdiri dan terus berlari di jalan aspal yang menanjak.
“Saya sampai emosi dan
ngomel-ngomel melihat perilaku senior-senior kepada peserta diksar yang
terkesan melebihi pendidikan militer. Saya sampai berteriak, kalau saja terjadi
apa-apa sama anaknya orang, maka saya paling duluan wawancara dan beritakan
kalian. Bukan hanya saya yang menyaksikan, tapi banyak warga melihat langsung
kejadian tersebut,” tutur Nanang sebagaimana diceritakan James.
Ditanyakan oleh James
apakah ada peserta, panitia atau senior yang sempat dikenalinya saat melintas,
Nanang mengaku ada seorang senior wanita dengan gestur tubuh agak gemuk pendek
yang terlihat paling menonjol menunjukkan sikap arogan dan terkesan 'kejam'
kepada peserta diksar.
Sepanjang jalan, senior
wanita itu paling ribut suaranya dengan berteriak-teriak keras membentak dan
memaksa peserta terus berjalan meski sudah kelelahan ataupun jatuh tersungkur
di aspal jalan.
Saat James mengirimkan
via WA foto salah seorang senior wanita yang ikut dalam rombongan diksar Mapala
09 FT Unhas, meski tak memastikan 100 persen namun Nanang pun memperkirakan
kemungkinan besar senior wanita di foto itulah yang dilihatnya melintas di
hadapannya pada Jumat (13/01/2023) malam sekitar pukul 20.00-21.00 Wita. Ia
juga tak melihat jelas wajah peserta pria yang beberapa kali tersungkur tapi
masih dipaksa bangkit dan berlari. Hanya gestur tubuhnya yang tinggi dan kulit
putih.
Periksa
CCTV di Beberapa Titik
Menanggapi serius
informasi yang diberikan kerabatnya Nanang dan juga seorang jurnalis lainnya,
Muh. Amir Dg Gassing yang berdomisili di Jl Karaeng Pado, Malino, keluarga
Virendy beserta tim kuasa hukumnya sepakat berangkat ke Malino untuk melakukan
investigasi. Selama 2 hari pada Kamis (02/02/2023) dan Sabtu (04/02/2023),
keluarga dan kuasa hukum mengambil keterangan sejumlah warga.
Menurut James, sejumlah
warga yang ditemui memberikan keterangan yang sama, seperti kaos seragam warna
merah yang dikenakan oleh sekitar 10 orang peserta diksar, kemudian dikawal
puluhan panitia dan senior-senior, serta suasana yang terkesan diwarnai unsur
'kekerasan/penyiksaan' terhadap peserta. Sejumlah warga juga mengakui hanya
mengenali salah seorang senior wanita yang ketika itu terlihat sangat arogan
dan kejam serta berteriak-teriak sepanjang jalan.
Ciri-ciri wanita yang
disebutkan sejumlah warga itu, sama dengan pengakuan Nanang maupun Muh. Amir Dg
Gassing. Bahkan ada seorang wanita berusia remaja sehabis menceritakan apa yang
dilihatnya terjadi sewaktu rombongan mahasiswa peserta diksar bersama panitia
dan senior-seniornya melintas di hadapannya, ketika James memperlihatkan foto
seorang senior wanita di Mapala 09 FT Unhas, dia secara spontan menunjuk dan
memastikan jika wanita di foto itulah yang dilihatnya.
Mengacu kepada
kesaksian sejumlah warga itu, keluarga pun berupaya meminta bantuan beberapa
warga yang rumah atau tempat usahanya dilengkapi perangkat CCTV. Sayangnya,
meski semua warga mempersilahkan melihat hasil rekaman CCTV, tapi kemampuan
perangkat mereka dalam menyimpan hasil rekaman hanya paling lama 14 hari.
Sehingga untuk data rekaman tanggal 13 Januari 2023 sudah hilang dari perangkat
CCTV tersebut karena sudah sekitar 21 hari hari (3 pekan) berlalu.
Selain mengambil keterangan sejumlah warga dan berusaha melihat rekaman CCTV, keluarga almarhum juga mendatangi Kantor Polsek Tinggimoncong dan menanyakan perihal kegiatan diksar mahasiswa pencinta alam yang melintas di jalan poros depan Hutan Pinus Malino (Jl Karaeng Pado) dan banyak warga yang menyaksikan pada Jumat (13/01/2023) malam. Namun dari penelusuran pihak Polsek Tinggimoncong, sama sekali tidak ada laporan atau penyampaian terkait kegiatan diksar yang dilakukan Mapala 09 FT Unhas pada hari dan tanggal yang diinformasikan warga.
Hingga berita ini dilansir pada Senin siang, 06 Februari 2023, redaksi belum memperoleh nomor kontak Ibrahim (Ketua Mapala 09 FT Unhas) untuk dimintai konfirmasi. (jw)
PENGANTAR JURNALISTIK. Asnawin Aminuddin (kanan) didampingi moderator Basri Lampe, membawakan materi “Pengantar Jurnalistik” pada Pelatihan Kontributor Media Persyarikatan yang diadakan Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, di Hotel Sultan Alauddin Makassar, Jumat, 03 Februari 2023. (ist)
-----
Ahad, 05 Februari 2023
Banyak
Wartawan Tidak Ikut Pelatihan Jurnalistik, serta Tidak Baca UU Pers dan KEJ
MAKASSAR,
(PEDOMAN KARYA). Banyaknya sorotan dari masyarakat
mengenai rendahnya kualitas pemberitaan media massa, terutama media massa
daring (online), serta banyaknya pengaduan masyarakat terkait pelanggaran Kode
Etik Jurnalistik (KEJ), menunjukkan bahwa sebenarnya banyak wartawan yang tidak
mengikuti pelatihan jurnalistik sebelum menjadi wartawan.
“Sebagian teman-teman
wartawan juga tidak membaca Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (UU
Pers) dan tidak membaca Kode Etik Jurnalistik sebagai panduan dalam menjalankan
profesi wartawan,” kata wartawan senior, Asnawin Aminuddin.
Hal itu ia ungkapkan
saat membawakan materi “Pengantar Jurnalistik” pada Pelatihan Kontributor Media
Persyarikatan yang diadakan Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, di Hotel Sultan Alauddin Makassar, Jumat,
03 Februari 2023.
“Euforia era reformasi
sepertinya masih terasa sampai sekarang, khususnya di dunia media massa. Tiba-tiba
banyak orang yang merasa berhak menjadi apa saja, termasuk menjadi wartawan. Banyak
orang yang tiba-tiba menjadi wartawan dan memiliki kartu pers, padahal mereka
tidak pernah melalui jenjang pendidikan jurnalistik yang memadai dan benar,”
tutur Asnawin yang pemegang sertifikat Pelatih Nasional Wartawan PWI.
Karena itulah, ia
memuji pelatihan jurnalistik yang diadakan Majelis Pustaka dan Informasi
Muhammadiyah Sulsel, yang diikuti perwakilan Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan perguruan
tinggi Muhammadiyah se-Sulsel, karena akan semakin banyak orang yang paham
dunia jurnalistik, paham cara mencari, meliput, dan menulis berita, paham Kode
Etik Jurnalistik, dan Undang-Undang Pers.
“Kode Etik adalah etika
yang mengikat masyarakat dalam sebuah profesi, maka lahirlah berbagai macam
Kode Etik, antara lain Kode Etik Wartawan atau Kode Etik Jurnalistik, Kode Etik
Kedokteran, Kode Etik Pengacara, dan Kode Etik Guru. Jadi Kode Etik Jurnalistik
atau Kode Etik Wartawan adalah etika yang mengikat masyarakat dalam dunia jurnalistik
atau dunia wartawan,” papar Asnawin.
Ia menyarankan kepada
para peserta pelatihan jurnalistik agar tidak berhenti belajar dan berlatih,
agar ilmunya tidak stagnan dan keterampilan dalam penulisan atau karya
jurnalistik juga terus menerus meningkat.
Media
Massa dan Media Sosial
Selain materi tentang
Kode Etik Jurnalistik, Asnawin juga memberikan teori dan praktek penulisan
berita, serta perbedaan dan persaingan antara media massa dan media sosial (medsos).
Media sosial menggunakan
platform media sosial seperti Facebook, Twiter, Instagram, dan WhatsApp atau WA.
Media social dilakukan secara perorangan, lebih banyak tanpa verifikasi, pemberitaannya
rawan tidak akurat dan sulit dipertanggungjawabkan, serta tidak terverifikasi.
“Media massa menggunakan
medium seperti televisi, koran, majalah, radio, dan internet. Lebih banyak
diikerjakan secara professional, dibangun dari fakta atau peristiwa, melewati
proses verifikasi yang berlapis, pemberitaannya akurat dan bisa dipertanggungjawabkan,
serta medianya terverifikasi,” jelas Asnawin yang sehari-hari Pemimpin Redaksi Pedoman Karya.
Selain materi Pengantar
Jurnalistik oleh Asnawin Aminuddin, para peserta Pelatihan Kontributor Media
Persyarikatan Muhammadiyah Sulsel juga mendapatkan materi Perencanaan Liputan
(Hadisaputra), Teknik Wawancara (Muhammad Nursam).
Teknik Penulisan Berita Media Siber (Zulfikar Hafid), Teknik Pengambilan Gambar (Umar Sadiq), Penulisan Berita Televisi (Umar Sadiq), Teknik Penulisan Opini (Fadli A Natsif), Manajemen Konten Media Sosial (Rizal Pauzi), serta Teknik Desain Grafis (Haris Zainuddin). (met)
Kategori
- Al-Qur'an dan Terjemahan (61)
- Aneka (4210)
- Artikel (676)
- Artikel Ilmiah (89)
- Bahasa (67)
- Bencana (2)
- Buku (334)
- Cerpen - Dongeng - Fiksi - Novel (7)
- Daerah (1238)
- Dunia Kampus (1256)
- Dunia Sekolah (344)
- Editorial (4)
- Ekonomi - Bisnis - Keuangan (121)
- Esai Foto (109)
- Feature (2)
- Galeri Foto (79)
- Hankam - Kamtibmas (47)
- Hukum dan Kriminal (94)
- Humor (3)
- Iklan (2)
- Internasional (67)
- Iptek (2)
- Kalam (99)
- Kehutanan (4)
- Kelautan dan Perikanan (19)
- Kemanusiaan (39)
- Kesehatan (135)
- Kisah (226)
- Kolom Jurnalistik (25)
- Kuliner (5)
- Kultum (11)
- Lanskap (6)
- Lingkungan Hidup (59)
- Liputan Khusus (49)
- Liputan Utama (1130)
- Media Massa - Jurnalistik - Kewartawanan (37)
- Nasional (23)
- Obrolan Daeng Tompo - Daeng Nappa (424)
- Olahraga (230)
- Opini (1969)
- Pariwisata (70)
- Pedoman Karya (2)
- Pemuda (12)
- Perempuan & Keluarga (132)
- perindustrian dan perdagangan (10)
- Pertanian - Perkebunan - Kehutanan (7)
- Pertanian - Perkebunan - Kehutanan - Peternakan (29)
- Politik - Pemerintahan (518)
- Puisi (100)
- Regional Sulawesi dan KTI (99)
- Relung-relung Kehidupan (13)
- Resensi (1)
- Sejarah (175)
- Seni - Budaya (1032)
- Siapa - Mengapa (44)
- Sosial - Keagamaan - Kemasyarakatan (166)
- Sosok (525)
- Sosok - Tokoh (102)
- Spot News (18)
- Sulawesi Selatan (990)
- Surat Pembaca (105)
Entri Populer
-
ANGGOTA KONGRES AMERIKA. Ilhan Omar, wanita muda keturunan Somalia, kelahiran 04 Oktober 1982, bernama Islam dan berhijab, datang sebagai im...
-
SEKULARISASI merupakan fenomena yang ditandai oleh adanya pemisahan nilai-nilai dan norma keagamaan dengan kehidupan sehari-hari, terutama d...
-
KHUTBAH DI ARAFAH. Sampai di Arafah di kawasan Namirah, Rasulullah ﷺ melihat sebuah kemah yang sudah didirikan untuk beliau. Rasulullah pun ...
-
RAIH DOKTOR. Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel, KH Mawardi Pewangi, meraih gelar akademik doktor dalam bidang Pendidikan Agam...
-
CALEG GERINDRA. Bakal Calon Anggota Legislatif (Bacaleg) DPR RI, Brigjen (P) Dr Jahidin Chilo SIP MSi (kiri), menemui Ketua Dewan Pimpinan D...
-
GURU BESAR. Muhlis Madani dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Administrasi Publik Unismuh Makassar dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa, di...
-
__ kau dukun kau Mantra kosong terbakar angkara mantra beku dalam hati membatu ----- PEDOMAN KARYA Sabtu, 04 Januari 2023 Puisi Mama...
-
Makam Dato Tiro di Bulukumba. Dato Tiro adalah gelar yang diberikan oleh masyarakat Bulukumba kepada Abdul Jawad atau Nurdin Ariyani atau ...
-
Sebab kutahu engkau bersembunyi Di ketiak para lelaki asing dan aseng Masihkah engkau di sini? Aku malu menyebut engkau tergadai Ah! -----...
-
Indonesia Di Tanah Bugis Makassar kudekap engkau dalam puisiku dengan mata batin yang jernih yang bening yang hening ----- PEDOMAN KARYA ...
Komentar Pembaca