Adzab Allah bagi Kaum yang Menolak Ajakan Taqwa (3)


Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka, Saleh, berkata kepada mereka: Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.” (Asy-Syu’ara/26: 141-144)





------

PEDOMAN KARYA
Sabtu, 25 Mei 2019



Suluh Ramadhan 1440 H Jalan Menuju Taqwa (18):


Adzab Allah bagi Kaum yang Menolak Ajakan Taqwa (3)



Oleh: Abdul Rakhim Nanda
(Wakil Sekretaris Muhammadiyah Sulsel / Wakil Rektor I Unismuh Makassar)



Kaum Tsamud telah mendustakan rasul-rasul. Ketika saudara mereka, Saleh, berkata kepada mereka: Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku.” (Asy-Syu’ara/26: 141-144)

--------

Kaum Tsamud adalah pengganti kaum ‘Aad (Qs al-A’raf/7:74). Mereka berdiam di Al-Hijr yang terletak antara Hijaz dan Syam (Syiria). Kaum Tsamud memiliki banyak kelebihan dalam bidang pertanian, peternakan, dan arsitektur.

Hidup mereka dalam ukuran ekonomi dapat dikategorikan makmur sejahtera, kehidupan yang serba ada, ditambah dengan kemampuan mereka memahat gunung batu untuk mejadi rumah-rumah mereka yang kelihatan indah dan artistik.

Namun hidup dalam kenikmatan membuat mereka bergeser menjadi umat yang durhaka kepada Allah SWT, dalam bentuk gemar melakukan kemaksiatan, kesombongan, dan juga kembali menjadi penyembah berhala dan meninggalkan pengabdian kepada Allah SWT yang telah memberi mereka nikmat yang banyak.
Dalam kondisi seperti ini, oleh Allah SWT diutuslah Nabi Saleh a.s. sebagai rasul untuk memberikan peringatan kepada mereka. Namun mereka menolak dan mendustakan Nabi Saleh a.s, bahkan mereka meminta bukti kerasulan Nabi Saleh.

Maka diberilah salah satu tanda atau mu’jizat bagi mereka berupa unta betina dan aturannya yakni agar tidak mengganggunya (QS al-A’raf/7:73), karena akan mengakibatkan murka Allah yang mengakibatkan mereka disiksa.

Namun dengan kesombongan para pemukan mereka, malah disembelihnya unta betina tersebut, sambil minta ditunjukkan bukti kebenaran ucapan Nabi Saleh a.s. (QS al-A’raf/7:77). Maka Allah SWT pun mendatangkan kepada mereka “suara keras yang mengguntur” (QS Hud/11:67) dan mereka ditimpa “gempa” sehingga mereka menjadi mayat yang bergelimpangan (QS al-A’raf/7:78).

Seketika itu pun kaum Tsamud menjadi habis di muka bumi, kecuali di antara mereka yang masih mengikuti seruan Rasul mereka Saleh a.s.

Nabi Saleh dan para pengikutnya bergegas meninggalkan negeri Tsamud tersebut –setelah kaumnya menolak peringatannya--. Atas kepergian Saleh a.s beserta pengikutnya, kaum Tsamud hendak membunuh mereka, inilah saat munculnya suara keras mengguntur itu.

Maka tatkala datang azab Kami, Kami selamatkan Saleh beserta orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami, dan dari kehinaan di hari itu. Sesungguhnya Tuhanmu Dia-lah yang Maha Kuat lagi Maha Perkasa.” (Hud/11:66)

Itulah pelajaran dari kisah kaum Nabi Saleh, yakni orang yang telah diselamatkan oleh Allah pada peristiwa awan gelap pembawa angin topan yang mematikan di jaman Nabi Hud a.s, yang kembali menjadi penyembah berhala dan menolak ajakan Saleh a.s. untuk bertaqwa. Mari kita mengambil ibrah dari kisahnya. Semoga kita dapat memelihara ketakwaan dan dijauhkan dari adzab Allah SWT.

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama