Adzab Allah bagi Kaum yang Menolak Ajakan Taqwa (2)


Allah SWT mendatangkan awan hitam di atas mereka yang mereka mengira bahwa awan tersebut pembawa hujan. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, yang ada adalah awan pembawa adzab/siksa, membawa angin ribut yang meniup dengan dahsyatnya lalu membinasakan kaum ‘Aad beserta seluruh hewan ternak dan kebunnya, maupun bangunan-bangunan megah yang tadinya mereka banggakan. 

 


--------

PEDOMAN KARYA
Sabtu, 25 Mei 2019




Suluh Ramadhan 1440 H Jalan Menuju Taqwa (17):


Adzab Allah bagi Kaum yang Menolak Ajakan Taqwa (2)


Oleh: Abdul Rakhim Nanda
(Wakil Sekretaris Muhammadiyah Sulsel / Wakil Rektor I Unismuh Makassar)


Kaum Aad telah mendustakan para rasul. Ketika saudara mereka Hud berkata kepada mereka: Mengapa kamu tidak bertakwa? Sesungguhnya aku adalah seorang Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu. Maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. (Asy-Syu’ara/26 : 123-126)

-----

Ayat ini mengisahkan kaum Aad, suatu kaum yang berdiam di daerah Ahqaf, di wilayah bagian utara Hadhramaut. Kaum ini diberi banyak karunia oleh Allah berupa hasil pertanian dan peternakan, serta ada mata air (QS Asy-Syu’ara/26: 131-135).

Karunia ini menjadi sumber kekayaan mereka sehingga penduduknya dapat membangun fasilitas yang mewah dan bagus.

Menurut Ibnu Katsir dalam Kisah Para Nabi, kaum ‘Aad inilah yang disebut sebagai kaum ‘Aad pertama yang diceritakan dalam Al-qur’an: Apakah kamu tidak memperhatikan bagaimana Tuhan-mu berbuat terhadap kaum Aad? (yaitu) penduduk Iram yang mempunyai bangunan-bangunan yang tinggi, yang belum pernah dibangun (suatu kota) seperti itu, di negeri-negeri lain.” (QS Al-Fajr/89 : 6-8)

------
Artikel terkait:

Adzab Allah Bagi Kaum Menolak Ajakan Taqwa

------

Kaum ‘Aad pertama ini adalah kaum yang pertama kembali kepada penyembahan berhala setelah kaum Nabi Nuh ditenggelamkan dan menyisakan orang yang saleh bersamanya. Berhala-berhala itu mereka beri nama: Shamad, Shamud, dan Hira. Ini adalah inti kedurhakaan mereka kepada Allah dan RasulNya.

Selain itu, para pembesarnya melakukan perbuatan kesewenang-wenangan, dan rakyatnya pun mengikutinya (QS Hud/11 56-60). Mereka menolak ajakan Nabi Hud a.s untuk tunduk kepada Allah SWT dan bertaqwa.

Atas penolakan mereka tersebut maka Allah SWT mendatangkan awan hitam di atas mereka yang mereka mengira bahwa awan tersebut pembawa hujan. Namun yang terjadi adalah sebaliknya, yang ada adalah awan pembawa adzab/siksa, membawa angin ribut yang meniup dengan dahsyatnya lalu membinasakan kaum ‘Aad beserta seluruh hewan ternak dan kebunnya, maupun bangunan-bangunan megah yang tadinya mereka banggakan.

Kemudian setelah itu mayat-mayatnya bergelimpangan seperti pohon-pohon yang tumbang. Maka mereka mendustakan Hud, lalu kami binasakan mereka. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Allah), tetapi kebanyakan mereka tidak beriman.” (Asy-Syu’ara/26 : 139). Beginilah akhir kehidupan kaum ‘Aad yang menolak ketaqwaan.

Adapun Nabi Hud a.s. bersama pangikutnya yang selalu taat kepadanya lalu diselamatkan oleh Allah SWT: Dan tatkala datang azab kami, kami selamatkan Hud dan orang-orang yang beriman bersama dia dengan rahmat dari Kami; dan kami selamatkan (pula) mereka (di akhirat) dari azab yang berat.” (QS Hud (11): 58).

Itulah pelajaran dari kisah kaum Nabi Hud, yakni orang yang telah diseleksi oleh Allah di peristiwa tsunami di jaman kakek mereka Nuh a.s, yang kembali kepada kedurhakaan dan menolak ajakan Hud a.s. untuk bertaqwa. Mari kita mengambil ibrah darinya. Semoga kita dapat memelihara ketakwaan dan dijauhkan dari adzab Allah SWT.

-------
Baca juga:

Keberkahan Dibuka karena Taqwa

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama