Perintah Menjadi Sebenar-benar Penegak Keadilan Karena Allah dan Menjadi Saksi yang Adil


Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Maidah/5: 8)



-------

PEDOMAN KARYA
Rabu, 20 Mei 2020


Al-Qur’an Menyapa Orang-orang Beriman (31):


Perintah Menjadi Sebenar-benar Penegak Keadilan Karena Allah dan Menjadi Saksi yang Adil


Oleh: Abdul Rakhim Nanda
(Wakil Rektor I Unismuh / Wakil Sekretaris Muhammadiyah Sulsel)


Wahai orang-orang yang beriman, hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Maidah/5: 8)


Wahai orang-orang yang beriman! Allah SWT kembali memanggil status iman untuk menggugah orang yang mengakui keimanan itu. Tunaikanlah konsekuensi keimananmu dengan menjadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah.

Jadilah qawwamien, yakni orang yang selalu bersungguh-sungguh melaksanakan tugas dengan sempurna karena Allah. Setelah menjadi qawwamin karena Allah, selanjutnya Allah SWT memerintahkannya untuk menjadi saksi dengan adil.

Abdurrahman bin Nashir As Sa’di dalam tafsiral-Karim ar-Rahman Fi Tafsir Kalam al-Mannan memberikan pelajaran mengenai peritah ini bahwa: “Hendaknya gerak-gerikmu (tindakanmu: pen.) lahir dan batin, terus bersemangat dalam penegakan keadilan dan hendaknya pelaksanaannya itu hanya karena Allah semata, bukan karena tujuan dunia.

Dan hendaknya sasaranmu tegak dan seimbang (qisth) yaitu adil, tanpa berlebih-lebihan dan tanpa meremehkan; dalam ucapa dan perbuatanmu. Tegakkan itu kepada kerabat, orang jauh, kawan maupun lawan. Demikian uraian Syekh As Sa’di.

Ayat yang senada dengan ini telah diuraikan sebelumnya yakni pada Surah An Nisa ayat 135 dengan redaksi yang agak berbeda, dimana ayat tersebut berbunyi ( )“kuwnuw qawwa-miena bil qisthi syuhada-a lilLah, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah”.

Pada ayat 8 Surah Al-Maidah ini berbunyi ( ) kuwnuw qawwa-miena lilLahi syuhada-a bil qisthi, hedaklah kamu menjadi qawwamin karena Allah, menjadi saksi yang adil.

Quraish Shihab dalam tafsir Al-Misbah mengambil suatu pendapat bahwa: “Pada Surah An-Nisa dikemukakan dalam konteks kewajiban berlaku adil terhadap diri, kedua orangtua dan kerabat, sehingga wajar jika al-qisthi (keadilan) yang didahulukan.

Ayat dari Al-Maidah-yang sedang dibahas ini- dikemukakan dalam konteks permusuhan dan kebencian, sehingga yang perlu diingatkan lebih dahulu adalah keharusan melaksanakan segala sesuatu demi karena Allah, karena hal ini yang akan lebih mendorong untuk meninggalkan permusuhan dan kebencian. Demikian dari Quraish Shihab.

Firman Allah SWT selanjutnya: “Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil.”

Sikap seperti ini hanya dimiliki oleh orang yang tidak memiliki rasa keadilan. Bagi orang yang beriman dan memiliki rasa keadilan, haruslah terlebih dahulu memandang apakah yang diucapkan atau dilakukan seseorang itu adalah kebenaran, tanpa lebih dulu melihat siapa orang itu.

Kata Abdurrahman bin Nashir As Sa’di: “Dalam hal ini, wajib berlaku adil dan menerima kebenaran yang dibawa seseorang –sekalipun dibenci, misalnya- (karena yang dibawanya adalah kebenaran), bukan karena dia yang mengucapkannya, dan kebenaran tidak ditolak hanya karena dia yang –dibenci- mengucapkannya, karena itu kezhaliman terhadap kebenaran.

Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada taqwa, yakni semakin seseorang berupaya bersikap adil dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakannya, maka hal itu lebih dekat kepada ketaqwaan hatinya.

Jika keadilannya sempurna maka sempurna juga taqwanya. Dan bertaqwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan, maka Allah akan membalas hamba-Nya sesuai dengan perbuatannya, yang baik, yang buruk, yang kecil, yang besar, -yang adil, dan yang zhalim- dengan balasan di dunia dan akhirat. Demikian uraian Syekhi As Sa’di.

Marilah menjadi qawwamin karena Allah dan menjadi saksi yang adil agar lebih dekat dengan ketaqwaan dan dibalas dengan pahala kebajikan dari Allah SWT.  (bersambung)

-----------
Artikel sebelumnya:

Perintah Berthaharah untuk Shalat 

Jangan Melanggar Syiar-syiar Allah 

Perintah Memenuhi Seluruh Aqad 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama