Islam, Iman, dan Ihsan




PEDOMAN KARYA

Jumat, 05 Februari 2021



Islam, Iman, dan Ihsan



Oleh: Aminuddin Ilmar

(Guru Besar Fakultas Hukum, Unhas, Makassar)


Dalam kepustakaan Islam diberikan penjelasan dengan terang benderang, bahwa konsep Islam memiliki tiga tingkatan yaitu Islam, Iman, dan Ihsan. 

Sebagai seorang muslim, maka wajib untuk memahami dengan baik adanya tiga tingkatan ini sebagai sesuatu yang utama dan penting. 

Oleh karena, seorang muslim bisa disebut menjadi muslim yang seutuhnya atau kaffah apabila dapat mencapai tingkatan sebagai seorang mukmin dan muhsin. Untuk itu, perlu dipahami adanya perbedaan antara islam, iman, dan ihsan. 

Dari penjelasan hadits Arbain diberitakan, bahwa Rasulullah pernah ditanya oleh malaikat Jibril tentang apa itu Islam, lalu kemudian Nabi Muhammad SAW pun menjawab, bahwa Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah (yang haq) dan bahwasanya Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah, bagaimana mendirikan shalat, bagaimana menunaikan zakat, berpuasa pada bulan ramadhan dan berhaji ke Baitullah jika mempunyai kemampuan. 

Dari jawaban Nabi tersebut di atas itulah yang kemudian disebut dengan konsep rukun Islam. Bahwa yang dimaksud dengan rukun adalah berupa amalan – amalan lahiriyah yang harus dikerjakan atau dilakukan dan mencakup syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. 

Bilamana seseorang melakukan atau mengerjakan amalan tersebut, maka orang tersebut dikatakan sebagai seorang muslim.

Selanjutnya, makna dan tingkatan Iman diberikan pula penjelasan, bahwa kemudian malaikat Jibril bertanya lagi kepada Nabi Muhammad SAW mengenai Iman kepada Rasulullah. Lalu kemudian Rasulullah menjawab, bahwa;

Iman itu ialah beriman dan percaya kepada Allah SWT, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan percaya kepada takdir yang baik maupun yang buruk. 

Dalam pengertian ini, maka konsep iman diartikan sebagai hal-hal yang bersifat batiniah atau bisa juga disebut sebagai amalan batin dimana berkenaan dengan persoalan keimanan atau kepercayaan terhadap Allah, malaikat-Nya, kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhir, dan juga keimanan kepada takdir. 

Dalam arti, bahwa orang yang sudah mencapai tingkatan keimanan maka bisa disebut sebagai seorang mukmin. Dengan kata lain, konsep keimanan merupakan sesuatu yang lebih khusus dibandingkan konsep keislaman. 

Dengan demikian, ketika seseorang disebut sebagai seorang mukmin, maka orang tersebut sudah pasti seorang muslim. Akan tetapi, tidak setiap muslim dapat disebut sebagai seorang mukmin.

Adapun makna dan tingkatan Ihsan diberikan pula penjelasan, bahwa saat Rasulullah Muhammad SAW ditanya oleh malaikat Jibril mengenai perkara ihsan, maka Rasulullah dengan tegas menjawab, bahwa bilamana engkau beribadah kepada Allah SWT maka seolah-olah engkau melihat-Nya, apabila kamu tidak bisa melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia pasti melihatmu. 

Konsep ihsan adalah persoalan  yang berkenaan atau mencakup cara dan rasa seorang muslim dalam beribadah. 

Dalam Islam diketahui bahwa ada dua tingkatan dalam ihsan yakni; seseorang yang beribadah seakan mampu melihat Allah, dan jika tidak mampu melihat Allah, maka seseorang tersebut beribadah dengan rasa diperhatikan oleh Allah SWT.

----

@Jumatberkah0522021

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama