Memanjakan Investor, Menggusur Rakyat

“Di Rempang, Kepulauan Riau. Sampai sekarang masih kacau di sana. Masyarakat digusur dari tanah kelahirannya karena pemerintah sudah menjual tanah tersebut kepada investor asing. Rakyat yang digusur banyak jadi korban luka dan sakit akibat serangan aparat menggunakan gas air mata. Rakyat kemudian melawan dan perlawanan jadi meluas. Terjadi tindakan anarkis. Masyarakat dan aparat akhirnya berhadap-hadapan dan saling menyakiti,” jawab Daeng Nappa’.

 

-------

PEDOMAN KARYA

Rabu, 13 September 2023

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

Memanjakan Investor, Menggusur Rakyat

 

“Sadis juga ini pemerintah kita,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi siang di warkop batas kota.

“Apa lagi ini yang kita bicarakan? Kenapaki’ bilang pemerintah sadis?” tanya Daeng Tompo’.

“Demi memanjakan investor, pemerintah tega menggusur rakyat,” jawab Daeng Nappa’.

“Dimana? Kapan?” tanya Daeng Tompo’.

“Di Rempang, Kepulauan Riau. Sampai sekarang masih kacau di sana. Masyarakat digusur dari tanah kelahirannya karena pemerintah sudah menjual tanah tersebut kepada investor asing. Rakyat yang digusur banyak jadi korban luka dan sakit akibat serangan aparat menggunakan gas air mata. Rakyat kemudian melawan dan perlawanan jadi meluas. Terjadi tindakan anarkis. Masyarakat dan aparat akhirnya berhadap-hadapan dan saling menyakiti,” jawab Daeng Nappa’.

“Kenapa bisa? Investornya dari mana? Kenapa begitu dimanjakan sama pemerintah?” ujar Daeng Tompo’ dengan nada tanya.

“Investornya dari China. Pemerintah kita dalam beberapa tahun ini sepertinya selalu memanjakan investor dari China. Banyak sekali tenaga kerja dari China yang didatangkan ke Indonesia. Mungkin akan terus bertambah, apalagi kalau investasi di Pulau Rempang, Kepulauan Riau, jadi dilaksanakan,” tutur Daeng Nappa’.

“Pasti ada yang salah ini. Aparat juga seharusnya jangan bertindak sadis. Jangan menembaki rakyat, karena pasti akan jatuh korban dan timbul perlawanan. Presiden juga seharusnya turun tangan, jangan membiarkan ini terus menerus terjadi,” kata Daeng Tompo’.

“Itumi kubilang tadi. Sadis juga ini pemerintah kita,” kata Daeng Nappa’.

“Saya kira kuncinya ada sama presiden. Kalau presiden mau turun tangan, melakukan pendekatan tanpa melukai hati rakyat, saya kira akan ada jalan keluar. Tidak boleh melukai hati rakyat hanya karena ingin mencari investor, apalagi kalau sampai investornya diberi kewenangan mendatangkan tenaga kerja dari China misalnya, karena pasti akan mendapat penolakan dari masyarakat. Masyarakat tahu, tenaga kerja dari China sudah terlalu banyak di negara kita. Sudah melebihi ambang batas kewajaran,” tutur Daeng Tompo’.

“Seandainya Daeng Tompo’ yang jadi presiden, mungkin tidak akan terjadi kekacauan seperti ini,” kata Daeng Nappa’ sambal tersenyum.

“Pastimi,” jawab Daeng Tompo’ balas tersenyum. (asnawin)

 

Rabu, 13 September 2023

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama