Kahumas Unismuh Makassar Hadisaputra Raih Doktor Antropologi di Unhas

Kepala Subdirektorat Humas dan Protokoler Unismuh Makassr, Hadisaputra, meraih gelar doktor dalam bidang ilmu antropologi setelah mengikuti ujian doktoral pada Fisip Unhas, di Aula Prof Syukur Abdullah, Kampus Fisip Unhas Tamalanrea, Makassar, Rabu, 24 September 2025. (ist)

 

-----

Kamis, 25 September 2025

 

Kahumas Unismuh Makassar Hadisaputra Raih Doktor Antropologi di Unhas

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Kepala Subdirektorat Humas dan Protokoler yang juga dosen Prodi Pendidikan Sosiologi Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassr, Hadisaputra, berhasil meraih gelar doktor dalam bidang ilmu antropologi setelah mengikuti ujian doktoral pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Universitas Hasanuddin (Unhas), di Aula Prof Syukur Abdullah, Kampus Fisip Unhas Tamalanrea, Makassar, Rabu, 24 September 2025.

Hadisaputra dalam ujian tersebut mempertahankan disertasi berjudul: “Pergulatan Islam Berkemajuan di Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa (Studi Etnografi Gerakan Muhammadiyah di Kecamatan Bajeng Kabupaten Gowa)”.

Disertasi tersebut dipertahankan Hadisaputra di hadapan tim penguji yang atas Prof Ansar Arifin, Dr Muhammad Basir, Prof Tasrifin Tahara, Wahyuddin Halim PhD, Prof Mahmud Tang, Prof Pawennari Hijjang, dan Dr Yahya. Prof Tasrifin Tahara menguji via zoom dari Dili, Timor Leste.

“Saya ingin menunjukkan bahwa Islam Berkemajuan bukan sekadar slogan organisasi, tetapi hidup dalam praktik warga, melalui sekolah, masjid, amal usaha, dan gerakan sosial,” ujar Hadisaputra dalam pemaparan disertasinya.

Ia menyingkap bagaimana Muhammadiyah sebagai gerakan Islam modernis berinteraksi dengan realitas sosial di tingkat lokal. Muhammadiyah di Bajeng terbukti mampu memadukan rasionalitas modernis dengan kearifan lokal tanpa kehilangan orientasi ideologis. Namun, Hadisaputra juga menegaskan adanya tantangan serius.

“Jika kaderisasi hanya bertumpu pada jalur formal amal usaha, militansi kader bisa tereduksi menjadi sekadar identitas administratif. Regenerasi harus lebih inklusif dan terbuka,” kata Hadisaputra, yang merupakan Ketua Majelis Pustaka dan Informasi Pimpinan Wilyah Muhammadiyah (PWM) Sulsel.

Analisisnya diperkaya teori Fungsionalisme Imperatif Talcott Parsons, Praktik Sosial Pierre Bourdieu, Strukturasi Anthony Giddens, dan Tradisi Diskursif Antropologi Islam Talal Asad. Dalam kerangka Giddens, struktur dan agen dipandang saling berinteraksi.

“Sekolah, guru, dan kader bukan sekadar produk aturan organisasi, melainkan aktor yang menghidupkan nilai melalui praktik sehari-hari,” tutur Hadisaputra.

Bagi Muhammadiyah, temuan ini menjadi cermin bahwa gerakan modernis mampu beradaptasi sekaligus berkontribusi nyata pada transformasi sosial.

“Penelitian ini menegaskan bahwa Islam Berkemajuan hanya bisa bertahan bila kaderisasi diperkuat, amal usaha terus diperbarui, dan teknologi digital dimanfaatkan sebagai medium dakwah,” kata Hadisaputra menutup paparannya.

Setelah perdebatan konseptual yang ketat, Dekan FISIP Unhas Prof Sukri menyampaikan hasil sidang.

“Dewan penguji sepakat memberikan predikat Sangat Memuaskan kepada Saudara Hadisaputra,” kata Prof Sukri.

Ujian doktor yang dilanjutkan acara yudisium dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse dan jajaran Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel, Ketua Badan Pembina Harian Unismuh Makassar Prof Gagaring Pagalung, Wakil Rektor II Unismuh Makassar Dr Ihyani Malik. Hadir pula kolega dan keluarga, salah satunya Andi Kartini Ottong, Wakil Bupati Sinjai periode 2018–2023. (asnawin)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama