Sejarah Baru, Muhammadiyah Sulsel Kini Dipimpin Profesor


Muhammadiyah Sulsel mencatat sejarah baru dengan tampilnya Prof Ambo Asse (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Alauddin Makassar) sebagai ketua (masa bakti 2015-2020) pada Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-39 Muhammadiyah Sulsel, di Kampus STIE Muhammadiyah Palopo, 24-26 Desember 2015.







-----------
Ahad, 27 Desember 2015


Sejarah Baru, Muhammadiyah Sulsel Kini Dipimpin Profesor


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Muhammadiyah Sulsel mencatat sejarah baru dengan tampilnya Prof Ambo Asse (Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Alauddin Makassar) sebagai ketua (masa bakti 2015-2020) pada Musyawarah Wilayah (Musywil) ke-39 Muhammadiyah Sulsel, di Kampus STIE Muhammadiyah Palopo, 24-26 Desember 2015.
Sejarah baru dimaksud yaitu untuk pertama kali sejak terbentuk pada 1931, Muhammadiyah Sulsel dipimpin atau diketuai oleh seorang profesor. Prof Ambo Asse adalah ketua ke-14 Muhammadiyah Sulsel.
Pada periode sebelumnya (2010-2015), Ketua Muhammadiyah Sulsel dijabat oleh Dr KH Alwi Uddin MAg, yang juga dosen (doktor) dari UIN Alauddin Makassar.
Ambo Asse adalah profesor atau Guru Besar dari Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin yang pernah menjabat Dekan Fakultas Syariah dan Hukum dan kini menjabat Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Alauddin Makassar.
Terdaftar dengan Nomor Baku Muhammadiyah 554.605, Ambo Asse memang sudah cukup lama berada di jajaran Anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel. Dalam lima tahun terakhir (2010-2015), Ambo Asse menjabat sebagai Wakil Ketua yang mengkoordinir Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah, serta Lembaga Seni Budaya dan Olahraga.
Pada pemilihan anggota pimpinan dalam Musywil ke-39 Muhammadiyah Sulsel di Palopo, 24-26 Desember 2015, Ambo Asse meraih suara terbanyak dengan 541 suara, unggul cukup jauh dari urutan kedua yang ditempati Syaiful Saleh (birokrat) dengan 480 suara.

Empat Wajah Baru

Musywil Muhammadiyah Sulsel di Kota Palopo juga menghasilkan empat wajah baru di jajaran Anggota Pimpinan (pengurus harian) Wilayah Muhammadiyah Sulsel yang keseluruhannya berjumlah 13 orang.
Ke-4 wajah baru tersebut adalah Irwan Akib (Rektor Unismuh Makassar, urutan ke-5 dengan 416 suara), Yunan Yunus Kadir (pengusaha, urutan ke-9 dengan 331 suara), M Furqa'an Na'iem (dosen Unhas, urutan ke-10 dengan 328 suara), dan Ahmad Tawalla (ulama, urutan ke13 dengan 300 suara).
Sembilan wajah lama yang bertahan yaitu Prof Ambo Asse (dosen UIN Alauddin, urutan pertama dengan 541 suara), Muhammad Syaiful Saleh (birokrat, urutan ke-2 dengan 480 suara), Andi Iskandar Tompo (ulama, urutan ke-3 dengan 475 suara), Mawardi Pewangi (dosen/ulama, urutan ke-4 dengan 439 suara).
Selanjutnya, Prof Gagaring Pagalung (dosen Unhas, urutan ke-5 dengan 401 suara), Dr Abdullah Renre (dosen UIN Alauddin, urutan ke-7 dengan 367 suara), Dr Muhammad Alwi Uddin (dosen UIN Alauddin, urutan ke-8 dengan 359 suara), Dr Mustari Bosra (dosen Universitas Negeri Makassar, urutan ke-11 dengan 317 suara), serta prof Ali Parman (dosen UINAlauddin, urutan ke-12 dengan 315 suara).

Anggota Tanwir

Selain memilih ketua, Rapat Formatur 13 Anggota Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulsel juga menetapkan lima anggota tanwir, yaitu HM Syaiful Saleh, Andi Iskandar Tompo, Mawardi Pewangi, Irwan Akib, dan Gagaring Pagalung.
Tanwir adalah permusyawaratan tertinggi dalam Muhammadiyah di bawah Muktamar, diselenggarakan oleh dan atas tanggung jawab Pimpinan Pusat. Anggota Tanwir terdiri atas Anggota Pimpinan Pusat, Ketua Pimpinan Wilayah, Wakil Wilayah, dan Wakil Pimpinan Organisasi Otonom Tingkat Pusat. Tanwir diadakan sekurang-kurangnya tiga kali selama masa jabatan Pimpinan. (asnawin aminuddin) 

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama