Tampa atau Tanpa?

Di situ ada lambang Kementerian PU dan di bagian kanan atas terdapat tulisan, “KOTAKU, KOTA TAMPA KUMUH.”

Di satu sisi, saya sangat senang karena kota kelahiran saya ternyata menerapkan program Kotaku, Kota Tanpa Kumuh. Di sisi lain, saya sedikit kecewa, karena salah satu kata tulisan itu ternyata salah.

Kata yang tertulis, TAMPA, padahal seharusnya TANPA. Kata “tampa”, bahkan tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sedangkan “tanpa” artinya “tidak dengan.”

-----

PEDOMAN KARYA

Jumat, 23 Juli 2021

 

BAHASA

 

 

Tampa atau Tanpa?

 

 

Kamis pagi, 22 Juli 2021, saya jalan-jalan ke pantai di wilayah Kelurahan Ela-ela, Kecamatan Ujungbulu, kabupaten Bulukumba. Seperti biasa, saya selalu siap dengan kamera hape untuk memotret apa saja yang menarik perhatian saya.

Saat melintas di sebuah bangunan terbuka yang di pagarnya ada papan nama, saya singgah untuk mengetahui gedung atau kantor apakah itu?

Di situ ada lambang Kementerian PU dan di bagian kanan atas terdapat tulisan, “KOTAKU, KOTA TAMPA KUMUH.”

Di satu sisi, saya sangat senang karena kota kelahiran saya ternyata menerapkan program Kotaku, Kota Tanpa Kumuh. Di sisi lain, saya sedikit kecewa, karena salah satu kata tulisan itu ternyata salah.

Kata yang tertulis, TAMPA, padahal seharusnya TANPA. Kata “tampa”, bahkan tidak ada dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sedangkan “tanpa” artinya “tidak dengan.”

Jika tertulis di media sosial seperti Facebook atau di berita media daring (online), maka kesalahan itu bisa segera diperbaiki, tapi karena tulisan ini berada di papan nama sebuah gedung kantor, maka tidak mudah mengubahnya, apalagi jika tulisan itu berbentuk huruf timbul di tembok pagar.

Malu juga rasanya melihat tulisan itu, dan sebaiknya pihak terkait segera memperbaikinya. Mohon maaf, ini hanya curhat seorang warga negara Indonesia yang kebetulan lahir dan besar di Bulukumba. (asnawin)