Pengusaha Mendukung, Penguasa Balas Budi


DOKTOR SOSIOLOGI. Adi Sumandiyar (kanan) foto bersama ayahnya, H Abdul Rochim BR, seusai memertahankan disertasinya pada ujian promosi doktor pada rogram Pascasarjana (Pps) Universitas Negeri Makassar (UNM), Senin, 20 Februari 2017. (ist)








------
Selasa, 21 Februari 2017


Pengusaha Mendukung, Penguasa Balas Budi


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Pengusaha biasanya memberikan dukungan kepada penguasa yang sedang berkonsentrasi pada pemenangan politik. Setelah memenangi pertarungan politik, maka penguasa bersangkutan melakukan tindakan balas budi kepada pengusaha antara lain melalui pemberian kebijakan perizinan investasi, serta pemberian kebijakan proyek yang sumber dananya dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pola relasi antara antara penguasa dan pengusaha inilah yang diteliti Adi Sumandiyar dan mengatarkannya meraih gelar doktor Sosiologi dari Program Pascasarjana (Pps) Universitas Negeri Makassar (UNM), Senin, 20 Februari 2017.
“Pola relasi pengusaha dengan penguasa dalam atmosfer politik, bermula dari pengusaha yang memberikan dukungan kepada penguasa yang berkontestasi pada pemenangan politik dan berakhir dengan dukungan kepada pemenang pada saat berkuasa.,” ungkap Adi yang sehari-hari menjabat Ketua Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial dan Politik (Fisip), Universitas Sawerigading (Unsa) Makassar.
Sebaliknya, kata Adi, pola relasi penguasa dengan pengusaha dalam atmosfer ekonomi politik adalah penguasa membalas budi melalui pemberian kebijakan perizinan investasi, pemberian kebijakan proyek yang sumber dananya dari  APBD.
        “Pengusaha yang bermain di sektor wacana ini adalah pengusaha yang memiliki modal besar yang mampu menggerakkan usaha pertambangan, galian dan mineral batubara,” ujar pria yang juga mendapat amanah sebagai Ketua Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unsa Makassar.
            Dalam menyusun disertasinya yang berjudul: “Relasi Penguasa dan Pengusaha” (Studi Atmosfer Politik di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Indonesia), Adi Sumandiyar dibimbing oleh Prof Darmawan Salman (promotor) dan Dr Imam Mujahidin Fahmi.
            Adi berhasil memertahankan disertasinya di hadapan tim penguji yang terdiri atas Prof Jasruddin (ketua), Prof Darmawan Salman (promotor), Dr Imam Mujahidin Fahmi, (Ko-promotor), Prof Andi Ihsan Prof Andi Agustang, Prof Didik Rukmana, Prof Saleh S Ali, serta Prof Armin Arsyad (penguji eksternal).
Ujian promosi doktor putra kelahiran Maros, 15 April 1983, dari pasangan ayah H Abdul Rochim BR dan ibu Hj Sitti Saddiyah Yohannes Erong (almh), dihadiri Rektor Universitas Sawerigading Prof Melantik Rompegading, Ketua Yayasan Perguruan Sawerigading Makassar Susanti I Mutia Syahadat, Wakil Rektor I Dra Hj Mardiani MHum, Wakil Rektor III Dr Amran Syahruddin, Dekan Fisip Unsa Dr Muhammad Yahya, Dekan Fakultas Hukum Unsa Dr Hj Asmah, serta sejumlah dosen Unsa Makassar dan undangan lainnya.
Direktur PPs UNM Prof Jasruddin mengatakan, Adi Sumandiyar adalah doktor ke-119 Sosiologi UNM, sementara di Universitas Sawerigading Makassar, Adi tercatat sebagai dosen ke-9 yang menyandang gelar doktor.

Cium Tangan Ayah
       
Ada hal menarik dalam ujian promosi Adi Sumandiyar. Sebelum dipersilakan memaparkan ringkasan disertasinya, mantan konsultan perencanaan wilayah Kawasan Timur Indonesia, oleh Ketua Tim Penguji Prof Jasruddin, terlebih dahulu diminta mencium tangan ayahnya, H Abdul Rochim BR, yang juga hadir.
“Sebelum membacakan ringkasan disertasi, saya minta promovendus mencium tangan orangtuanya, dalam hal ini ayahnya,” kata Jasruddin.
Adi kemudian berjalan ke arah ayahnya yang duduk di barisan tamu dan undangan, lalu mencium tangan ayahnya dan memeluk sang ayah.
Adegan yang tentu saja mengundang rasa haru itu langsung disambut tepuk-tangan dari para penguji dan undangan. (win)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama