Sadisna itu Dosen yang Bunuhki Teman Kerjana


“Yang membunuh itu dosen PTN (perguruan tinggi negeri) dan pejabat di kampusna. Yang dibunuh itu bukan dosen, tapi pegawai ASN (aparatur sipil negara) di kampus yang sama,” jelas Daeng Nappa’.

 




----------

PEDOMAN KARYA
Selasa, 26 Maret 2019


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:


Sadisna itu Dosen yang Bunuhki Teman Kerjana

“Sadisna itu dosen yang bunuhki teman kerjana. Baru yang nabunuh itu perempuan lagi kodong,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi di warkop terminal saya menunggu waktu shalat lohor.

“Dimana? Kapan kejadianna?” tanya Daeng Tompo’.

“Aih, ketinggalan beritaki’ seng kita’,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Kenapa bisa? Tegana itu nabunuh temanna sesama dosen,” ujar Daeng Tompo’.

“Yang membunuh itu dosen PTN (perguruan tinggi negeri) dan pejabat di kampusna. Yang dibunuh itu bukan dosen, tapi pegawai ASN (aparatur sipil negara) di kampus yang sama,” jelas Daeng Nappa’.

“Apa masalahna? Kenapa bisa kodong?” tanya Daeng Tompo’.

“Pengakuanna itu dosenga setelah ditangkap sama polisi, pada Kamis sore, mereka janjian ketemu setelah pulang kerja. Setelah ketemu di suatu tempat, itu dosenga naparkirki mobilna, baru pindahki ke mobilna itu perempuanga. Jadi itu perempuanga bergeserki ke kursi sebelah kiri, dan ini yang laki-laki yang bawa mobil,” papar Daeng Nappa’.

“Terus,” tukas Daeng Tompo’.

“Mereka berdua naik mobil mutar-mutar sambil cerita-cerita mulai sore sampai malam. Mereka kemudian bertengkar dan akhirnya ini yang laki-laki nabunuhki itu perempuanga di dalam mobil,” lanjut Daeng Nappa’.

“Terus,” tukas Daeng Tompo’ penasaran.

“Setelah matimi itu perempuanga, langsungmi natinggalkan di pinggir jalan di halaman ruko. Besoknapi baru diliatki mayatna sama masyarakat dan hari itu juga polisi tangkapki itu dosenga,” tutur Daeng Nappa’.

“Jangan-jangan selingkuhki ini dua oranga,” ujar Daeng Tompo’ dengan nada tanya.

“Begitumi dugaan orang. Makanya, kita’ kalau banyak uangta’, janganmaki’ coba-coba selingkuh,” kata Daeng Nappa’ sambil tertawa, tapi Daeng Tompo’ hanya tersenyum pahit. (asnawin)

Selasa, 26 Maret 2019

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama