Perekonomian Sulsel Sangat Terpusat di Makassar


SEMINAR NASIONAL. Beberapa pembicara foto bersama pada Seminar Nasional dengan tema “Menyemai Inisiatif Pembangunan Lokal Berkelanjutan Melalui Kerja Sama Global Multi Pihak”, yang diadakan oleh Program Studi Hubungan Internasional (HI), Fisipol Unibos Makassar, di Ruang Lompo Kencana II, Hotel M Regency Makassar, Rabu, 01 Mei 2019. (ist)






-----
Kamis, 02 Mei 2019


Perekonomian Sulsel Sangat Terpusat di Makassar



MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Perekonomian Sulawesi Selatan sangat terpusat di Kota Makassar dengan kontribusi 34,03 persen dari total PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Sulsel, akan tetapi tidak bisa menutup fakta bahwa adanya ketimpangan di Sulsel termasuk yang tertinggi dari Provinsi lainnya.

“Diperlukan pemerataan kue ekonomi dan sumber pertumbuhan ekonomi baru yang inklusif dengan terus mengembangkan komoditas unggulan lainnya di luar dari komoditas nikel, perikanan, dan kakao yang sudah menjadi tumpuan komoditas Sulawesi Selatan,” kata Andi Aumi Angreny selaku Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan.

Hal itu ia kemukakan saat tampil sebagai salah seorang pembicara pada Seminar Nasional dengan tema “Menyemai Inisiatif Pembangunan Lokal Berkelanjutan Melalui Kerja Sama Global Multi Pihak”, yang diadakan oleh Program Studi Hubungan Internasional (HI), Fisipol Universitas Bosowa (Unibos) Makassar, di Ruang Lompo Kencana II, Hotel M Regency Makassar, Rabu, 01 Mei 2019.

Gagasan tentang praktik pembangunan berkelanjutan ini direspons oleh Direktur Corporate Affairs MARS Indonesia, Arie Nauvel Iskandar.

MARS Indonesia sebagai salah satu pelaku industri berskala internasional, kata Arie, berupaya mengembangkan komoditas kakao bersama pihak pemerintah daerah dan petani dan diharapkan bisa berkontribusi positif terhadap pembangunan daerah.

“Salah satu praktek yang dijalankan ialah dengan mengembangkan model kemitraan bersama-sama dengan petani di berbagai kabupaten seperti di Kabupaten Pangkep dan Luwu Utara,” kata Arie, seraya menambahkan bahwa pengembangan komoditas juga perlu mempertimbangan aspek pembangunan berkelanjutannya seperti bagaimana upaya untuk memastikan industri ramah lingkungan juga terus ditingkatkan.

Selain Andi Aumi Angreny dan Arie Nauvel Iskandar, seminar nasional juga menghadirkan Gubernur Sulsel diwakili Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) Provinsi Sulawesi Selatan Dr M Iqbal S Suhaeb, sebagai pembicara kunci, Andi Hadijah Iriani, dari Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulawesi Selatan, serta Arief Wicaksono selaku akademisi Universitas Bosowa dan dipandu oleh Asy’ari dari Pusat Studi Desentralisasi dan Kerja Sama Global, Universitas Bosowa.

Mempertemuka Gagasan

Ketua Prodi HI Unibos, Zulkhair Burhan SIp MA, menjelaskan, seminar nasional tersebut dilaksanakan sebagai bentuk respons terhadap perkembangan desentralisasi pasca-dua dekade reformasi yang membawa perubahan, termasuk bagaimana pemerintah daerah sebagai pemegang kunci pembangunan nasional menjadi tujuan dilakukannya kegiatan ini.

“Dengan melibatkan berbagai pihak, harapan seminar nasional ini ialah untuk mempertemukan gagasan dan mendokumentasikan praktik pembangunan berkelanjutan sebagai salah satau tantangan pembangunan ke depannya, termasuk dalam peran pemerintah daerah yang menjadi penting dalam era desentralisasi yang terus berkembang. Juga kemajuan teknologi dan pembangunan yang harus ditopang oleh pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia,” tutur Zulkhair. (ima)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama