Video Penderitaan Mantan PM Israel Ariel Sharon Beredar di Dunia Maya

MENDERITA. Ariel Sharon meninggal di pusat medis Sheba di Tel Aviv, Israel, saat berusia 85 tahun, tepatnya pada 1 Januari 2014, setelah mengalami koma sejak 2006. Ia dikabarkan meninggal dunia dalam keadaan tubuh membusuk setelah delapan tahun mengalami koma.


----------

PEDOMAN KARYA

Selasa, 12 Oktober 2021

 

Video Penderitaan Mantan PM Israel Ariel Sharon Beredar di Dunia Maya

 

Oleh: Asnawin Aminuddin

 

Sebuah video yang menggambarkan penderitaaan mantan Perdana Menteri (PM) Israel, Ariel Sharon, menjelang kematiannya, beredar luas di dunia maya pada Senin, 11 Oktober 2021.

Video itu disertai narasi, “Ariel Sharon, Perdana Menteri Israel, pemimpin terkejam di dunia yg telah membunuh ribuan rakyat Palestina…. Mengalami koma 8 tahun dan tubuhnya membusuk hingga belatung memakan dagingnya… walaupun nyawanya masih di kandung badan, adzab itu benar nyata.”

Dalam video itu, Ariel Sharon terbaring pada sebuah kamar rumah sakit dalam keadaan mulut menganga, mata, telinga, dan seluruh bagian kepala terbungkus perban.

Kemudian seorang pria berpakaian dokter membuka perban di bagian matanya dan terlihatlah banyak sekali belatung hidup berkerumun di bagian mata Ariel Sharon. Begitu pun saat perban di bagian telinga dan kepala dibuka, belatung pun banyak berjalan-jalan.

Anehnya, Ariel Sharon belum mati. Suara erangan terdengar jelas keluar dari mulutnya yang menganga.

Belum ada pihak yang mengkonfirmasi video tersebut, namun dalam berbagai berita dan literatur, Ariel Sharon memang dikabarkan meninggal dunia dalam keadaan tubuh membusuk setelah delapan tahun mengalami koma.

Sharon meninggal di pusat medis Sheba di Tel Aviv, Israel, saat berusia 85 tahun, tepatnya pada 1 Januari 2014, setelah mengalami koma sejak 2006. Awalnya, ia terkena stroke yang membuatnya lumpuh, di puncak kekuasaan politiknya, saat menyiapkan diri maju kembali sebagai calon Perdana Menteri Israel.

Akhir hayatnya yang diawali pendarahan otak, lumpuh, dan koma selama delapan tahun, tubuh membusuk, dan belatung hidup berkerumun di bagian mata, telinga, dan kepalanya, merupakan penderitaan yang sangat langka dialami manusia.

Penderitaan itu pun kemudian dihubungkan dengan kekejamannya sejak masih menjadi tentara Israel, hingga menjadi jenderal, dan puncaknya saat menduduki jabatan puncak Perdana Menteri Israel.

 

Membantai Umat Islam di Palestina

 

Ariel Sharon menjabat Perdana Menteri Israel dari 07 Maret 2001 hingga 14 April 2006. Ia menjadi terkenal di Israel karena keterlibatannya dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967, dan Perang Yom Kippur pada tahun 1973.

Ariel Sharon juga bertanggung jawab pada tragedi pembantaian Qibya pada 13 Oktober 1953, di mana saat itu 96 orang Palestina tewas oleh Unit 101 yang dipimpinnya, serta pembantaian Sabra dan Shatila di Libanon pada 1982, yang mengakibatkan antara 3.000 - 3.500 jiwa terbunuh, sehingga ia dijuluki sebagai “Tukang Jagal dari Beirut.”

 

Kematian Raja Namrud

 

Kematian Ariel Sharon yang sangat menderita selama beberapa tahun di akhir hayatnya mengingatkan kita pada kematian Raja Namrud pada zaman Nabi Ibrahim. Raja Namrud yang sangat berkuasa ketika itu mengangkat dirinya sebagai Tuhan.

Nabi Ibrahim kemudian mengingatkan bahwa dirinya hanya manusia biasa dan ada Tuhan Yang Maha Esa yaitu Allah SWT, tapi Raja Namrud tetap pongah mengatakan dirinya Tuhan.

Akhirnya, Allah SWT mengirimkan seekor serangga semacam nyamuk yang masuk ke lubang hidungnya dan menorobos ke dalam otaknya. Keberadaan serangga itu sangat menyiksa Raja Namrud dan konon waktunya cukup lama, hingga akhirnya ia tewas dalam keadaan sangat menderita.

 

Kematian Fir’aun

 

Kematian Ariel Sharon juga mengingatkan kita pada kematian Raja Fir’aun pada zaman Nabi Musa. Raja Fir’aun juga menganggap dirinya Tuhan, dan meskipun sudah diperingatkan dan diperlihatkan beberapa bukti, ia tetap menganggap dirinya Tuhan.

Raja Fir’aun dan pasukannya kemudian memburu Nabi Musa dan para pengikutnya hingga ke Laut Merah. Tiba di tepi Laut Merah, Nabi Musa kemudian diperintahkan oleh Allah SWT memukul tongkatnya ke laut dan laut pun terbelah.

Setelah laut terbelah, Nabi Musa dan pengikutnya menyeberang, namun Fir’aun dan pasukannya terus mengejar. Tiba di seberang lautan, Nabi Musa kemudian kembali diperintah oleh Allah SWT memukulkan tongkatnya dan tertutuplah lautan kembali seperti semula.

Fir’aun dan pasukannya yang masih mengejar akhirnya tenggelam di Laut Merah. Ribuan atau jutaan tahun kemudian, jenazah Fir’aun ditemukan oleh para peneliti, dan mumminya hingga kini masih dapat disaksikan di Museum Nasional Peradaban Mesir (National Museum of Egyptian Civilization/NMEC), Kairo, Mesir.***


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama