Asma Nadia, Murid Kelas 1 SD Yang Mahir Menggambar Menggunakan Aplikasi di Hape

APLIKASI MENGGAMBAR DI HAPE. Asma Nadia, murid kelas 1 SD Negeri Borong, Makassar, memperlihatkan hasil gambarnya yang gambar menggunakan aplikasi ibis PaintX.  
 






-----

Jumat, 10 Juni 2022

 

 

Asma Nadia, Murid Kelas 1 SD Yang Mahir Menggambar Menggunakan Aplikasi di Hape

 

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Menggambar biasanya menggunakan kanvas atau kertas sebagai mediumnya, serta kuas, pensil, atau krayon sebagai alat untuk menggambar di atas kertas atau kanvas.

Seiring perkembangan teknologi, menggambar kini bisa dilakukan dengan menggunakan aplikasi di hape (handphone, telepon seluler). Salah satu di antaranya aplikasi ibis PaintX.

Aplikasi ibis PaintX itulah yang digunakan Asma Nadia, murid kelas 1 SD Negeri Borong, Makassar, yang kemudian ia perkenalkan kepada Rusdin Tompo, Koordinator Perkumpulan Penulis Satupena Sulawesi Selatan yang juga pemerhati anak.

“Pak Rusdin, mauki’ lihat gambarku?” tanya Nadia, panggilan akrab Asma Nadia, ketika bertemu Rusdin Tompo, di Perpustakaan Gerbang Ilmu SD Negeri Borong, Kamis, 09 Juni 2022.

Murid kelas 1B SD Negeri Borong itu dengan sigap menghidupkan tabletnya. Tangan mungilnya terlihat lincah menekan tombol power. Kemudian dengan penuh semangat dia mencari fitur yang digunakan untuk menggambar. Dia lalu membuka satu-satu gambar di gawainya itu.

“Begini cara menggambarku, Pak Rusdin,” kata Nadia sambil membuka salah satu gambar di tabletnya itu.

Melalui aplikasi ibis PaintX yang dia gunakan, kita bisa melihat hasil gambarnya, juga proses kreativitasnya. Lewat aplikasi itu, muncul goresan yang pertama dia tarik, lalu jadi bentuk tertentu. Setelah berbentuk, dia memberi warna sesuai imajinasinya. Ibunya, Herlina, memberikan tablet itu sebagai hadiah ulang tahun untuk Nadia.

Asma Nadia yang lahir di Makassar, 29 Mei 2014, merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Anak pasangan Ahmadi Hamsiar, dan Herlina Muallim. Nadia memang suka menggambar. Biasanya dia menggambar lengkap dengan cerita yang dibubuhkan dalam gambarnya itu.

“Saya bilang ke bapaknya, kita belikan tab, biar Nadia bisa kembangkan bakatnya,” ungkap Herlina.

Ibunya memutuskan memberikan hadiah tablet sebagai bentuk dukungan kepada anaknya yang punya bakat dan hobi menggambar. Sebelum punya tablet, Nadia menggambar di buku gambar, yang lazim digunakan anak sekolah.

Namun begitu punya tablet, mediumnya berganti. Sejak tanggal 29 Mei 2022 itu, dia mulai menggambar. Hingga kini, dia sudah membuat 12 gambar lewat aplikasi ibis PaintX-nya. Selain menggambar, Nadia juga pandai bernyanyi. Dia beberapa kali tampil bernyanyi di acara sekolah bersama temannya.

Kala masih menggambar di kertas, dia selalu sertakan kucingnya, Niko dan Kiti, dalam gambar-gambarnya.

“Saya suka menggambar kucing karena imut,” kata Nadia sambil tersenyum.

Tapi Niko, kucing kesangannya itu sudah mati, sedangkan Kiti masih kecil. Kucing lainnya, bernama Putput, belum pernah dia gambar. Saat ditanya berapa kucingnya, dia mulai berhitung dengan jarinya.

“Semunya ada enam ekor,” jawab Nadia.

Sofia, teman sekelasnya di kelas 1B, mengaku gambar Nadia cantik. Gambar Nadia itu dinilai bagus karena mampu menggambar orang dan rumah. Namun saat Muhammad Iskala Yusuf, gurunya, menyebut dia jago menggambar, buru-buru Nadia mengoreksi. Katanya, dia bukan jago menggambar tapi hobi menggambar.

 

Menggambar Wajah Rusdin Tompo

 

Asma Nadia tak hanya memperlihatkan gambarnya tapi juga menawarkan Rusdin Tompo untuk digambar. Penulis buku dan penggiat literasi itu merupakan pendamping minat bakat di SD Negeri Borong.

Rusdin Tompo kadang meminta Asma Nadia menceritakan gambarnya bila ada kegiatan kelas minat bakat, yang diadakan setiap Kamis. Gadis kecil itu bahkan pernah diminta bercerita dengan gambarnya ketika Bunda Pustaka berkunjung ke Perpustakaan Ibu dan Anak, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, di Jalan Lanto Daeng Passewang, Makassar, bulan September 2021 lalu.

Begitu ditawari akan digambar, Rusdin Tompo spontan mengiyakan. Dengan lugas dan tanpa ragu Asma Nadia menarik garis. Sesekali dia menoleh ke arah Rusdin Tompo, yang jadi objek gambarnya itu. Dia membuat dua garis di atas bibir, yang disebutnya kumis Pak Rusdin. Saat ditanya, mana kacamatanya?

“Kacamatanya lagi disimpan,” kilah Nadia, yang disambut tawa Rusdin Tompo.

Pria yang sudah lebih 20 tahun menggeluti isu hak dan perlindungan anak itu memang berkacamata. Walau begitu, Nadia menggambar objeknya dengan memperhatikan detail warna baju dan celana yang dikenakan. Setelah gambar rampung, keduanya saling tos-tosan.

Begitulah cara Rusdin Tompo membangun kedekatan dengan anak-anak. Dia bersedia mendengar anak-anak bercerita, supaya tahu apa yang jadi pandangan dan keinginan mereka. Itu bagian dari hak anak untuk didengar. Kisah anak-anak ini kerap jadi ide baginya dalam menulis puisi. (asnawin)


----

Baca juga: 

Murid SD Belajar Menulis Kaligrafi Al-qur’an dengan Metode Follow The Line

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama