Raja Bikin Aturan PPKM, Tapi Bagi-bagi Baju Kaos di Pasar

“Tapi ini Sang Raja, suka sekali bikin pencitraan. Dia suka bagi-bagi uang, bagi-bagi paket sembako, termasuk bagi-bagi baju kaos secara langsung kepada masyarakat,” tutur Daeng Tompo’.

“Pasti senang itu masyarakat yang didatangi, pasti mereka berbondong-bondong datang supaya dapattongi bagian,” kata Daeng Nappa’.

“Nah, disitumi masalahnya,” kata Daeng Tompo’.



-------

PEDOMAN KARYA

Ahad, 06 Februari 2022

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

 

Raja Bikin Aturan PPKM, Tapi Bagi-bagi Baju Kaos di Pasar

 

 

“Ada ceritaku’,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi pagi di teras belakang rumah Daeng Tompo’.

“Cerita apa?” tanya Daeng Napp’.

“Ada sebuah negeri dipimpin seorang raja. Negeri itu dilanda pandemi corona. Raja bikin aturan PSBB kemudian turun menjadi PPKM,” kata Daeng Tompo’.

“Apa itu PSBB dan PPKM?” tanya Daeng Nappa’.

“PSBB itu singkatan dari Pembatasan Sosial Berskala Besar, sedangkan PPKM itu singkatan dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat. Masyarakat dilarang berkerumun, dilarang bikin acara pesta atau kegiatan yang dihadiri banyak orang, dengan alasan virus corona sedang mewabah dan sudah banyak orang mati karena kena virus corona,” jelas Daeng Tompo’.

“Jadi masyarakat dilarang berkerumun dan tidak boleh menciptakan kerumunan?” tanya Daeng Nappa’.

“Tidak boleh. Malah ada ustadz yang ditangkap dan didenda, karena acara pernikahan anaknya dihadiri banyak orang, padahal mereka datang bukan karena diundang melainkan karena mereka cinta kepada ustadz itu,” papar Daeng Tompo’.

“Aduh, kasianna kodong itu ustadzka,” tukas Daeng Nappa’.

“Tapi ini Sang Raja, suka sekali bikin pencitraan. Dia suka bagi-bagi uang, bagi-bagi paket sembako, termasuk bagi-bagi baju kaos secara langsung kepada masyarakat,” tutur Daeng Tompo’.

“Pasti senang itu masyarakat yang didatangi, pasti mereka berbondong-bondong datang supaya dapattongi bagian,” kata Daeng Nappa’.

“Nah, disitumi masalahnya,” kata Daeng Tompo’.

“Apa masalahnya?” tanya Daeng Nappa’.

“Karena masyarakat berbondong-bondong datang, akhirnya tercipta kerumunan orang dalam jumlah yang banyak dan mereka berdesak-desakan,” kata Daeng Tompo’.

“Karena semua mau dapat uang, sembako, dan baju kaos dari raja,” potong Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Betul. Jadi raja bikin aturan PPKM, tapi diatongji lagi yang langgarki, karena dia bagi-bagi baju kaos dan terciptalah kerumunan,” kata Daeng Tompo’.

“Pasti dongeng ji ini kicerita to? Bukanji cerita betulan,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Yah, anggapmi begitu,” jawab Daeng Tompo’ balas tersenyum. (asnawin)

 

Selamat pagi!

Ahad, 06 Februari 2022


-------

Obrolan sebelumnya:

Kayaknya Virus Corona Ada tong Hari Liburna 

Sastrawan Instan Nominator Penerima Nobel Sastra

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama