Gayanaji Itu Pak Wali


“Ternyata terminal metro semrawut. Ada lima pelataran penumpang, tapi satuji difungsikan, yang di bagian depanji. Empat pelataran di bagian belakang jadi pajanganji, banyakmi yang rusak atap dan plafonna, lantaina juga,” papar Daeng Nappa’. (Foto: Asnawin)





----------
PEDOMAN KARYA
Jumat, 15 September 2017


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’ (21):


Gayanaji Itu Pak Wali


“Bagaimana itu kemarin penyegelan kios di terminal, tidak ributji?” tanya Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ seusai shalat isya di masjid.
“Tidakji, sedikitji juga kios yang disegel, tapi bukan di situ persoalanna,” kata Daeng Nappa’.
“Apaji padeng?” tanya Daeng Tompo’.
“Ternyata terminal metro semrawut. Ada lima pelataran penumpang, tapi satuji difungsikan, yang di bagian depanji. Empat pelataran di bagian belakang jadi pajanganji, banyakmi yang rusak atap dan plafonna, lantaina juga,” papar Daeng Nappa’.
“Apaji? Saya kira Pak Wali bilang menuju kota dunia?” tukas Daeng Tompo’.
“Gayanaji itu Pak Wali. Dia saja, empat tahunmi jadi walikota, tapi tidak pernah pergi naliat itu terminal,” kata Daeng Nappa’.
“Ai, paccei,” kata Daeng Tompo’. (asnawin)

Selasa, 29 Agustus 2017

---------
@Obrolan 20:

http://www.pedomankarya.co.id/2017/09/cicilan-tanpa-bunga.html

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama