Kebetulan Naiki Arisan Cokko-cokkoku


“Apaseng nakeluhkan?” tanya Daeng Tompo’.
“Terlalu banyak bedeng undangan pengantin, belum lagi arisan. Ada arisan saudara, ada arisan komunitas, ada arisan keluarga,” ungkap Daeng Nappa’.





------
PEDOMAN KARYA
Rabu, 11 Oktober 2017


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’ (30):



Kebetulan Naiki Arisan Cokko-cokkoku


“Mengeluhki iparta di rumah kodong,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat jalan-jalan pagi seusai shalat subuh.
“Apaseng nakeluhkan?” tanya Daeng Tompo’.
“Terlalu banyak bedeng undangan pengantin, belum lagi arisan. Ada arisan saudara, ada arisan komunitas, ada arisan keluarga,” ungkap Daeng Nappa’.
“Jadi terpaksa terkuraski ini isi rekeningta’,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum.
“Tidak adami juga yang bisa dikuras, habismi. Terpaksa harus pinjam kiri kanan kalau mau dihadiri semua,” ujar Daeng Nappa’.
“Jadi?” tanya Daeng Tompo’.
“Terus-terang banyakmi undangan tidak kuhadiri, karena tidak mungkinmi pinjam teruska’. Belum tentu juga ada yang mau kasi’ pinjamka’. Kalau pun ada, berarti bertambah lagi bebanku’,” ungkap Daeng Nappa’.
“Kasianta’ itu,” kata Daeng Tompo’.
“Yah, beginilah hidup. Kadang-kadang kita diuji dengan serba kekurangan, ada juga yang diuji dengan kekayaan,” ujar Daeng Nappa’.
“Ketemuki padeng sebentar siang di warkop terminal, kebetulan kemarin naiki arisan cokko-cokkoku, tidak natau’ji iparta’ di rumah, jadi bisaji kita pake dulu,” kata Daeng Tompo’ lalu keduanya pun berpisah dan pulang ke rumah masing-masing. (asnawin)

Kamis, 07 September 2017

--------
@Obrolan 29:
http://www.pedomankarya.co.id/2017/10/tiga-kalimi-kalah-di-pilkada.html

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama