Puru-puru Singkulu’


“Itumi masalahna. Dulu kan rumahji dengan tanah yang cukup luas nawakafkan. Setelah dibangun jadi kampus bertingkat, eh keluarganya minta uang sewa. Besarna lagi naminta’. Dari pada ribut, akhirnya dikembalikangi wakafna,” papar Daeng Nappa’.
“Puru-puru singkulu’,” tukas Daeng Tompo’.





--------

PEDOMAN KARYA
Sabtu, 23 Desember 2017


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’ (47):


Puru-puru Singkulu’


“Nacari’ki’ Daeng Bali’. Salamnya bedeng. Ketemuka’ tadi malam di acara pesta perkawinan,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’.
“Wa'alaikummussalam. Saya kira lamami pulang kampung. Saya dengar bikinki kampus dan membangunki masjid di kampunna,” ujar Daeng Tompo’.
“Betul. Saya tanyaki juga kampus yang pernah dia pimpin di sini. Eh, ternyata pindahmi kampusna, karena gedung yang dulu dipakai atas sumbangan wakaf seorang simpatisan, ternyata dipersoalkan oleh keluarga simpatisan yang menyumbang,” ungkap Daeng Nappa’.
“Saya kira nawakafkanmi, banyak lagi saksina, karena diacarakangi penyerahan wakafna waktu itu,” kata Daeng Tompo’.
“Itumi masalahna. Dulu kan rumahji dengan tanah yang cukup luas nawakafkan. Setelah dibangun jadi kampus bertingkat, eh keluarganya minta uang sewa. Besarna lagi naminta’. Dari pada ribut, akhirnya dikembalikangi wakafna,” papar Daeng Nappa’.
“Puru-puru singkulu’,” tukas Daeng Tompo’.

Sabtu, 23 September 2017
-------
@Obrolan 46:
http://www.pedomankarya.co.id/2017/11/tapi-yakinmaki-pasti-banyak-yang-melawan.html

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama