Kagum Sekalika’ Dengarki Pembicaraanna


Ededeh, lamata’ itu di warkop. Jadi, dimanamaki’ itu shalat, adajikah tempat shalatna itu warkopka?” tanya Daeng Nappa’.





----------

PEDOMAN KARYA
Rabu, 31 Januari 2018


Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’ (114):


Kagum Sekalika’ Dengarki Pembicaraanna


“Dari manaki? Kenapaki baru kelihatan,” sergah Daeng Nappa’ saat Daeng Tompo’ datang di pos ronda sekitar jam sembilan malam.
“Dari warkopka. Mulai pagi sampai sudah isya, baruka’ pulang ini,” ungkap Daeng Tompo’.
“Ededeh, lamata’ itu di warkop. Jadi, dimanamaki’ itu shalat, adajikah tempat shalatna itu warkopka?” tanya Daeng Nappa’.
“Aih, tidak ada tempat shalatna, tapi adaji mesjid sekitar seratus meter dari situ,” jelas Daeng Tompo’.
“Jadi, ke mesjidjaki?” tanya Daeng Nappa’.
“Baa, alhamdulillah, empat waktuka shalat di mesjid, tapi sedih sekalika kurasa,” ungkap Daeng Tompo’.
“Sedih kenapaki?” tanya Daeng Nappa’ penasaran.
“Ada dua orang anak muda yang duduk di sebelah mejaku, mereka bicara agama, bicara ayat, hadits, nasebut-sebut juga Syiah, NU, Muhammadiyah, Wahdah Islamiyah, kagum sekalika dengarki pembicaraanna,” kata Daeng Tompo’.
“Terus,” tukas Daeng Nappa’.
“Tapi waktu adzan ashar terdengar dari mesjid, tetaptongji diskusi, jadi kupakei songkok hajiku baru pura’-pura’ka' lewati sambil tersenyum, tapi tetaptongji lanjut diskusina. Pulanga’ dari mesjid, masih diskusi juga,” tutur Daeng Tompo’.
“Tidak shalat asharki itue,” ujar Daeng Nappa’.
“Tidak tau’miya, karena maumi magrib baru natinggalkangi warkopka,” kata Daeng Tompo’. (asnawin)

Selasa, 26 Desember 2017
-----
@Obrolan 113:
http://www.pedomankarya.co.id/2018/01/banjir-kiriman-bedeng.html

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama