Tokoh Agama Harus Cerdas


HARUS CERDAS. Kakanwil Kemenag Sulsel, H Abdul Wahid Thahir, memberikan kata sambutan pada acara Pembinaan Tokoh Agama Islam (Rakor Pimpinan Ormas) bertema “Optimalisasi Peran Strategis Ormas dalam Menciptakan Suasana Kondusif dan Harmonisasi Kehidupan Umat”, di Hotel Grand Palace Makassar, Kamis, 22 Maret 2018. (Foto: Sudirman)




--------

Sabtu, 24 Maret 2018


Tokoh Agama Harus Cerdas


MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Berbagai problem dan masalah terus-menerus terjadi di tengah-tengah umat. Karena itulah, tokoh agama harus cerdas menyikapi dan menyelesaikan masalah-masalah yang ada.
“Cerdas intelektual sejahtera lahir batin adalah harapan yang terletak di pundak tokoh agama,” kata Kakanwil Kemenag Sulsel, H Abdul Wahid Thahir.
Hal itu dia kemukakan pada kegiatan Pembinaan Tokoh Agama Islam (Rakor Pimpinan Ormas) bertema “Optimalisasi Peran Strategis Ormas dalam Menciptakan Suasana Kondusif dan Harmonisasi Kehidupan Umat”, di Hotel Grand Palace Makassar, Kamis, 22 Maret 2018.
Pelayanan umat beragama untuk mencapai ketaatan beragama, katanya, harus terus-menerus diintensifkan, tidak terkecuali umat beragama Islam, yang notabene masih minim  pemahaman ajaran agamanya sendiri, termasuk masih banyak umat Islam yang buta aksara Al-qur’an.
“Mendekatkan umat beragama melalui pola atau praktek kehidupan yang semakin taat menjalankan ibadah, termasuk mempelajari Al-qur’an dan ilmu-ilmu agama yang lain, menjadi bagian tak terpisahkan dari seluruh komponen umat, termasuk tokoh agama di Sulawesi Selatan,” kata Wahid.
Rakor Pimpinan Ormas, sambungnya, sekaligus sebagai ajang silaturrahmi lembaga keagamaan guna membicarakan problema yang terjadi di lapangan, termasuk lembaga pendidikan pondok pesantren.
Kemenag bersama tokoh agama, katanya, harus bermitra dengan semua lembaga keagamaan, dan lembaga pendidikan, termasuk pondok pesantren.
Lembaga pendidikan serta lembaga keagamaan dan ormas, ujar Wahid, punya andil yang cukup besar dalam memberikan solusi keumatan.
“Terkait perbedaan atau khilafiah, tidak perlu lagi diperdebatkan. Yang diharapkan adalah bagaimana umat beragama menjadi contoh atau teladan terhadap sesama, tentunya dalam hal-hal yang baik dan bermanfaat,” kata Wahid.
Kasi Kemitraan Umat Publikasi Dakwah dan Hari Besar Islam Kemenag Sulsel, Zulkifli Hijaz, melaporkan, kegiatan Pembinaan Tokoh Agama tersebut diikuti 35 peserta utusan kabupaten dan kota se-Sulsel, berlangsung selama dua hari. Narasumber terdiri atas akademisi, unsur Polda, Kanwil Kemenag Sulsel, dan praktisi.
Kegiatan tersebut turut Kabid Penaiszawa H. Rappe, dan para Kasi Bidang Penaiszawa Kemenag Sulsel. (dir/win)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama