Anak Putus Sekolah di Takalar 8.000 Orang


KEMBALI BERSEKOLAH. Bupati Takalar Syamsari Kitta (kiri) foto bersama Kepala Kantor Perwakilan Unicef untuk Wilayah Sulawesi dan Maluku, Hengky Widjaja, di ruang kerja Bupati Takalar, Senin, 11 Februari 2019. (ist)






-------

Senin, 11 Februari 2019


Anak Putus Sekolah di Takalar 8.000 Orang


Pemkab Takalar dan Unicef Galakkan Gerakan Kembali Bersekolah
IPM Takalar Berada di Posisi 22 dari 24 Kabupaten dan Kota se-Sulsel


TAKALAR, (PEDOMAN KARYA). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat anak-anak putus sekolah di Kabupaten Takalar mencapai angka 8.000 orang per tahun 2017. Oleh Pemkab Takalar di bawah komando Bupati Syamsari Kitta, angka putus sekolah berupaya ditekan.

Cara yang ditempuh Pemkab Takalar yaitu dengan menggalakkan Gerakan Kembali Bersekolah yang dilaksanakan bekerjasama Unicef (United Nations Children's Fund) atau Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebuah organisasi PBB yang memberikan bantuan kemanusiaan dan perkembangan kesejahteraan jangka panjang kepada anak-anak dan ibunya di negara-negara berkembang.

“Pemerintah Kabupaten Takalar memiliki program atau Gerakan Kembali Bersekolah bagi anak-anak yang putus sekolah, bahkan bagi yang belum pernah sekolah sama sekali. Nah, Unicef ini memiliki tujuan yang sama, dan inilah membuat Pemkab Takalar dan Unicef bersinergi untuk menggalakkan Gerakan Kembali Bersekolah,” kata Syamsari.

Hal itu ia kemukakan kepada wartawan seusai menerima kunjungan Kepala Kantor Perwakilan Unicef untuk Wilayah Sulawesi dan Maluku, Hengky Widjaja, dan Konsultan Unicef Program Kembali Bersekolah, Suryanto Farma, di ruang kerja Bupati Takalar, Senin, 11 Februari 2019.

Sejauh ini Unicef telah melaksanakan Tranining Of Trainer (TOT) untuk penyegaran Sistem Informasi Pembangunan Berbasis Masyarakat (SIPBM) yang dilaksanakan oleh lembaga mitra Unicef dengan melibatkan masing-masing OPD (organisasi perangkat daerah) serta kepala desa dan lurah di Takalar.

Di Takalar, Unicef memiliki dua program yakni Gerakan Kembali Bersekolah dan SIPBM yang bersifat pendataan (sensus) di tingkat desa yang berkaitan dengan pendidikan, sehingga muncul data-data anak-anak putus sekolah dan di tingkatan apa mereka putus sekolah.

“Dari hasil sensus SIPBM tersebut, dilakukan tindakan dengan mengembalikan anak-anak bersekolah,” jelas Syamsari.

Sinergi antara Pemkab Takalar dengan Unicef juga untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Takalar yang saat ini berada pada posisi ke-22 dari 24 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan. (Hasdar Sikki)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama