Jempitan dalam Arisan


“Yang kutau’ saya, kalau mama’-mama’ menjemur pakaian, terus takutki jemuranna diterbangkan angin, biasanya mereka pake jempitan,” kata Daeng Tompo’.







---------

PEDOMAN KARYA
Rabu, 06 Februari 2019

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

Jempitan dalam Arisan


“Kemarin kuantarki iparta menghadiri reuni alumni kampusna,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi siang di warkop terminal sambil menunggu waktu shalat lohor.

“Pasti rame sekali, apalagi kalau banyak mama’-mama,” kata Daeng Tompo’ sambil tertawa.

“Janganmaki’ bilang,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Reuni sekalian arisan?” tanya Daeng Tompo’.

“Justru arisan itu nabahas. Ceritana mereka mau bikin arisan bulanan atau dua bulanan,” kata Daeng Nappa’.

“Terus,” tukas Daeng Tompo’.

“Terus kudengarki nasebut-sebut istilah jempitan,” tutur Daeng Nappa’.

“Apa itu jempitan?” tanya Daeng Tompo’.

“Itumi juga kutanyakangi iparta waktu kuboncengmi pulang ke rumah,” kata Daeng Nappa’.

“Jadi apaji nabilang?” tanya Daeng Tompo’.

“Nabilang iparta’, jempitan itu uang makan-makan,” papar Daeng Nappa’.

“Yang kutau’ saya, kalau mama’-mama’ menjemur pakaian, terus takutki jemuranna diterbangkan angin, biasanya mereka pake jempitan,” kata Daeng Tompo’.

“Begitu juga kubilang sama iparta’ tapi langsung nacubit pinggangku, baru bilangi itu bukan jempitan, tapi jepitan,” ungkap Daeng Nappa’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)

Rabu, 06 Februari 2019

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama