Andi Sose Menawari Pinjaman Rp1 Miliar


Saya mau pinjam uang ta’ Pung, kata Sahban (kanan).

Berapa?” tanya Andi Sose.

Untuk sementara Rp250 juta,” kata Sahban.

Kenapa hanya Rp250 juta. Kalau Pak Sahban yang akan pinjam, silakan pinjam Rp1 miliar kontan,” kata Andi Sose.




--------

PEDOMAN KARYA
Sabtu, 07 September 2019


Biografi Sahban Liba (26):


Andi Sose Menawari Pinjaman Rp1 Miliar


Penulis: Hernita Sahban Liba

Sebagai pengusaha, Andi Sose terbilang cukup sukses. Bisnis angkutan Bina Raya miliknya pun sukses di Jakarta. Perusahaannya mengoperasikan 150 bis kota, 100 truk angkutan barang, dan 100 mikrolet.

Pada era 1970-an, Andi Sose telah memiliki 850 unit angkutan, menjadikannya pemilik angkutan terbanyak di Indonesia. Selama 15 tahun beliau menjadi Ketua Umum Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta, dan juga menjadi Ketua Umum Organda Nasional selama dua periode.

Dengan modal awal sebesar Rp5 juta di tahun 1972, Andi Sose telah mampu memiliki aset sebesar Rp730 miliar pada tahun 1988.

Setelah teringat kepada Andi Sose, seusai shalat subuh Sahban mengangkat telepon dan langsung menelpon ke rumah Andi Sose. Ia akan meminta bantuan pinjaman kepada Andi Sose untuk melanjutkan pembangunan gedung serbaguna yang ia bangun di Makassar dan terhambat pembangunannya karena kehabisan dana.

Hallo, bisa saya bicara dengan Andi Sose? tanya Sahban.

Ternyata Andi Sose sendiri yang menjawab telepon tersebut. Sahban pun mengutarakan maksudnya:

Saya mau pinjam uang ta’ Pung, kata Sahban.

Berapa?” tanya Andi Sose.

Untuk sementara Rp250 juta,” kata Sahban.

Kenapa hanya Rp250 juta. Kalau Pak Sahban yang akan pinjam, silakan pinjam Rp1 miliar kontan,” kata Andi Sose.

Sahban hampir tidak percaya mendengar jawaban Andi Sose. Di satu sisi, ia kaget dengan besarnya angka pinjaman yang ditawarkan oleh Andi Sose, sementara di sisi lain ia pun merasa bangga karena tak menyangka Andi Sose begitu percaya kepadanya, sehingga tanpa pikir panjang langsung menawarkan pinjaman sebesar Rp1 miliar.

Walau ditawarkan uang jauh lebih besar dari yang ia minta, Sahban tetap menolaknya secara halus. Menurutnya uang sebesar Rp1 miliar itu terlalu banyak. Bahkan untuk pinjaman Rp250 juta saja, Sahban ingin agar uang tersebut ditarik secara bertahap. Ia hanya mau menarik sedikit-sedikit, 100 juta, 100 juta, kemudian 50 juta. Alasannya ia tidak terbiasa memegang uang banyak.

Pada awalnya, mekanisme peminjaman dilakukan lewat perantara Bank Marannu. Bank Marannu tidak lain adalah bank yang dimiliki oleh Andi Sose. Bank ini merupakan hasil merger dari tiga bank, yakni Bank Antar Indonesia, Bank Tani dan Industri, serta Bank Rakyat Sulawesi.

Bank Marannu tercatat sebagai bank pertama yang memberikan kredit bagi masyarakat kecil dan menengah. Kredit ini kemudian hari disebut sebagai Kredit Investasi Kecil (KIK) dan Kredit Modal Kerja Permanen (KMKP). Karena itu, Andi Sose menjadi bankir teladan tahun 1985 dan akhirnya menjadi ketua Perhimpunan Bank-Bank Nasional (Perbanas) tahun 1987.

Andi Sose memerintahkan direktur bank untuk mengusahakan peminjaman. Direktur Bank Marannu saat itu, Drs. Syarifuddin, membawa Sahban dan istri ke notaris. Notaris kemudian membacakan syarat-syarat peminjaman uang di Bank Marannu.

Dalam syarat-syarat tersebut tertera kata-kata bahwa apabila terjadi sesuatu maka aset akan disita. Istri Sahban protes dan tidak mau aset mereka disita. Karenanya mereka tidak jadi meminjam melalui bank tersebut.

Akhirnya, Sahban dan istri menghadap kembali ke kantor Andi Sose. Andi Sose mengatakan bahwa mereka tidak usah ke notaris, cukup pakai kwitansi biasa saja tanpa materai. Akhirnya, uang Rp 250 juta tersebut hanya didasarkan pada sebuah kwitansi tanpa materai. Pengembalian dilakukan dengan cara tidak berkala. Intinya, setiap ada pemasukan dari gedung, pemasukan tersebut dibayarkan sebagai cicilan melalui Bank Marannu. Sungguh sebuah anugrah yang luar biasa bagi Sahban dan isterinya.

Persahabatan Sahban dan Andi Sose terus berlangsung hingga di hari tua. Andi Sose bahkan sempat meminta Sahban untuk melamarkan anaknya ke Jakarta lengkap dengan berbagai fasilitas mewah. Hubungan mereka berdua sangat erat karena Sahban dianggap sangat jujur dalam bersahabat dengan Andi Sose.

Sahban yakin Andi Sose tetap ingat jasa-jasanya yang tidak tertulis. Sahban yakin Andi Sose memandangnya dengan jujur, ikhlas, dan dapat dipercaya. Bagi sahban, ini adalah Air Susu Dibalas Air Susu, bukan Air Susu dibalas Air Tuba seperti kata pepatah. (bersambung)

Editor: Asnawin Aminuddin

-------
Artikel terkait:

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama