In Memoriam Usman Nukma: Menyusuri Pantai Talise yang Angker


SILATURRAHIM. Usman Nukma (kiri) foto bersama mantan Ketua PWI Sulsel dan founder Fajar Group, HM Alwi Hamu, pada acara Silaturrahim Wartawan Senior, di Graha Pena, Makassar, tahun 2015. Usman Nukma meninggal dunia di Makassar, Senin malam, 22 Juni 2020, dan dimakamkan di Soppeng, Selasa, 23 Juni 2020.

 




--------
PEDOMAN KARYA
Selasa, 23 Juni 2020


In Memoriam Usman Nukma (2-habis):


Menyusuri Pantai Talise yang Angker


Oleh: Suwartdi Thahir
(Wakil Ketua PWI Sulsel / Pengajar Jurusan Komunikasi Universitas Fajar Makassar)


Setelah puas membawa penulis berkeliling di lokasi, kami (Suwardi Thahir dan Usman Nukma) kemudian beranjak kembali ke hotel, namun terlebih dahulu menyusuri pantai Talise, tempat banyak ditemukan mayat setelah gempa.

Jumat malam yang sepi, kami menyusuri Pantai Talise yang hening dan angker, mendatangi tempat-tempat penemuan mayat yang menjadi pusat kegiatan upacara sebelum gempa.

“Di lokasi ini dulu bergelimpangan mayat korban tsunami,” kata Usman sambil menyusur jalan yang sepi saat pulang.

Usman sudah bergiat di lokasi Huntap selama 12 bulan, sejak daerah itu masih hutan dan tak ada yang berani ke Pantai Talise di malam hari.

Selain menekuni dunia jurnalistik, Usman yang berasal dari Batu Batu, Soppeng, akrab saya sapa “ustadz” karena setiap Jumat dia berkhutbah di masjid-masjid, bahkan khatib pada hari-hari besar Islam, yakni Idul Fitri dan Idul Adha, di Soppeng.

Di organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sulawesi Selatan, Usman Nukma menjabat sebagai Wakil Sekretaris (ketika itu), aktif di berbagai organisasi serta rajin menerbitkan buku.

Almarhum adalah senior di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sudah aktif organisasi semasa mahasiswa di IKIP Ujungpandang (sekarang UNM Makassar). Selain sebagai Sekretaris PWI Sulsel, almarhum adalah Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Mangasa, Sekretaris FK LPM Kecamatan Tamalate, serta Pengurus Assosiasi LPM Kota Makassar.

Beberapa bulan terakhir karena pandemi Covid-19, Usman lebih banyak berada di Makasar dan aktif mengabdi untuk kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan PWI Sulsel.

Hari-hari terakhir sebelum dikabarkan sakit, kami sibuk mengumpulkan sumbangan dan sembako untuk disalurkan oleh Tim Tanggap Covid-19 Sulsel. Kebetulan penulis sebagai Ketua Tim, dan Usman sebagai sekretaris tim.

Jumat dua pekan lalu, Usman Nukma masih berdiri di Mimbar Masjid Wartawan PWI Sulawesi Selatan sebagai khatib. Dia juga kebetulan adalah pengurus aktif Masjid Wartawan PWI Sulawesi Selatan.

Senin malam, 22 Juni 2020, Allah SWT “memanggilnya”. Selamat jalan ustadz, tempat yang mulia telah menantimu. ***

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama