Bisakah Air Susu Menjernihkan Air Comberan?

 

“Okelah, kita ibaratkan saja para agamawan, orang-orang baik, dan para akademisi yang ada di pemerintahan lalim itu sebagai susu. Pertanyaannya, bisakah air susu menjernihkan air comberan? Bisakah air susu menjernihkan oli bekas? Bisakah air susu menjernihkan air yang tercemar racun?” tanya Daeng Tompo’.

 

 

 

 

-------

PEDOMAN KARYA

Selasa, 29 September 2020

 

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

 

Bisakah Air Susu Menjernihkan Air Comberan?

 

 

“Saya mau tanyakki’,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi siang di warkop terminal seusai shalat lohor berjamaah di masjid.

“Silakan. Yang penting, bukanji pertanyaan matematika,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum.

“Bukanji,” ujar Daeng Nappa’.

“Oke, silakan,” kata Daeng Tompo’ masih sambil tersenyum.

“Bagaimana pendapatta’ kalau ada orang yang selalu membela penguasa lalim, dan sebaliknya menjelek-jelekkan orang-orang baik, menjelek-jelekkan ulama’, menjelek-jelekkan akademisi yang selalu mengkritisi pemerintah lalim itu?” tanya Daeng Nappa’.

“Dia orang parpol (partai politik) atau bukan?” Daeng Tompo’ balik bertanya.

“Betul. Dia orang parpol pendukung pemerintah yang lalim itu,” jawab Daeng Nappa’.

“Aih, ka tidak perluji dipertanyakan itu, karena dia pasti selalu membela pemerintah,” kata Daeng Tompo’.

“Tapi dia bilang di pemerintahan yang dianggap lalim itu banyak juga orang-orang baik, banyak juga agamawan, banyak juga akademisi. Dia yakin, para agamawan, orang-orang baik, dan para akademisi itu pasti juga punya niat baik memperbaiki keadaan dan membersihkan pemerintahan,” tutur Daeng Nappa’.

“Okelah, kita ibaratkan saja para agamawan, orang-orang baik, dan para akademisi yang ada di pemerintahan lalim itu sebagai susu. Pertanyaannya, bisakah air susu menjernihkan air comberan? Bisakah air susu menjernihkan oli bekas? Bisakah air susu menjernihkan air yang tercemar racun?” tanya Daeng Tompo’.

“Kayaknya susah itu,” jawab Daeng Nappa’.

“Begitumi yang terjadi,” kata Daeng Tompo’.

“Tidak mengertika’,” kata Daeng Nappa’.

“Susahki’ memang mengerti, karena belum cukup umurki’,” kata Daeng Tompo’ sambil tertawa, sementara Daeng Nappa’ langsung menggaruk kepalanya yang tidak gatal. (asnawin)

Selasa, 29 September 2020

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama