Tim Ahli Kemendikbud Salut Unismuh Cepat Terapkan Merdeka Belajar

 

LOKAKARYA MERDEKA BELAJAR. LP2AI Unismuh Makassar menggelar Lokakarya Kurikulum dan Pengakuan Kredit Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui aplikasi Zoom Meeting, Senin, 26 Oktober 2020. (Tangkapan Layar Hadisaputra)





----------

Selasa, 27 Oktober 2020

 

 

Tim Ahli Kemendikbud Salut Unismuh Cepat Terapkan Merdeka Belajar

 

-         Unismuh Gelar Lokakarya Kurikulum Merdeka Belajar

 

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Tim Ahli Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Pendidikan Tinggi Kemdikbud, Dr Syamsul Arifin, mengaku salut kepada Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar karena cepat berakselerasi untuk menyesuaikan dengan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Saya salut dengan Unismuh yang mampu berakselerasi cepat memahami dan menerapkan konsep MBKM,” kata Syamsul Arifin, saat tampil sebagai pembicara pada Lokakarya Kurikulum dan Pengakuan Kredit Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) melalui aplikasi Zoom Meeting, Senin, 26 Oktober 2020.

Dia mengatakan, bentuk kegiatan pembelajaran MBKM memiliki tiga tujuan, yaitu pertama untuk meraih capaian pembelajaran lulusan dengan kompetensi tambahan, baik soft skills maupun hard skills.

Kedua, internalisasi sikap profesional dan budaya kerja yang sesuai, serta diperlukan bagi dunia usaha dan dunia industry, sehingga terjadi link and match, dan ketiga, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.

“Oleh karena itu, mahasiswa diberi ruang sampai tiga semester untuk mencari pengalaman belajar di program studi berbeda dan atau di kampus lain,” kata Syamsul yang sehari-hari dosen Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

Syamsul Arifin tampil sebagai pembicara bersama Ketua Lembaga Pendidikan dan Pengembangan Aktivitas Instruksional (LP2AI) Unismuh Makassar, Dr Khaeruddin, yang juga sebagai pelaksana lokakarya.

Lokakarya Kurikulum dan Pengakuan Kredit Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) turut diikuti Rektor Unismuh Prof Ambo Asse, Wakil Rektor I Dr Abdul Rakhim Nanda, serta para Ketua Program Studi (Prodi) dan sejumlah dosen Unismuh Makassar.

Ketua LP2AI Unismuh Khaeruddin dalam pengantarnya menegaskan kesiapan Unismuh dalam mengadaptasikan Kurikulum MBKM.

“Alhamdulillah, tahun ini Unismuh meloloskan empat Prodi memperoleh hibah MBKM dari Kemdikbud. Sosialisasi yang dilakukan hari ini bertujuan agar semua prodi dalam lingkup Unismuh memiliki kesamaan persepsi dalam mempersiapkan pelaksanaan Kurikulum MBKM,” kata mantan Wakil Dekan I Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Unismuh Makassar.

Khaeruddin juga melaporkan bahwa Lembaga yang dipimpinnya telah melaksanakan peluncuran  program Pertukaran Mahasiswa Tanah Air Nusantara Sistem Alih Kredit dengan Teknologi Informasi (PERMATA-SAKTI) Unismuh Makassar, yang diikuti 18 perguruan tinggi se-Indonesia.

“Alhamdulillah peluncuran ini dilakukan langsung oleh Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemdikbud Prof Aris Junaidi, pada tanggal 7 Oktober 2020,” tambah Khaeruddin.

 

Perlu Bagi Dosen

 

Rektor Unismuh Makassar Prof Ambo Asse memberikan apresiasi kepada Ketua LP2AI yang melaksanakan kegiatan kegiatan lokakarya Merdeka Belajar tersebut.

“Kegiatan ini penting agar merdeka belajar tidak disalahpahami. Di era pandemi corona, banyak mahasiswa yang merasa telah merdeka belajar. Banyak yang ikut kuliah, tapi mematikan video laptop, dosen tidak tahu, apakah mahasiswa betul mengikuti perkuliahan atau tidak,” canda Ambo Asse, yang disambut dengan senyuman oleh para peserta lokakarya virtual ini.

Oleh karena itu, lanjutnya, dosen perlu mengikuti kegiatan lokakarya secara seksama, agar bisa melakukan penyesuian kurikulum, serta mensosialisasikan program baru ini kepada mahasiswa.

Kegiatan lokakarya diawali dengan pengajian yang disampaikan Wakil Rektor I Unismuh Makassar Dr Rakhim Nanda, yang dalam pengajiannya menyitir penggalan Al-Qur’an Surat Az-Zumar, ayat 9, yang berbunyi, “Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakal sehat yang dapat menerima pelajaran.

“Makanya harus ada perbedaan antara saat sebelum dan sesudah lokakarya. Harus ada perbedaan antara dosen yang ikut lokakarya dengan yang belum ikut,” kata Rakhim Nanda yang di Muhammadiyah Sulsel menjabat wakil sekretaris. (zak)

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama