Pak Rektor! Saya Ingin Kuliah, Bukan Jadi Dosen

“Saya sebetulnya ingin kuliah seperti kalian. Beruntunglah kalian yang bisa mengenyam pendidikan tinggi, apalagi di UGM, universitas terbesar di Indonesia,” kata Pak AR. (int) 

 

------

PEDOMAN KARYA

Senin, 08 Desember 2025

 

KISAH

 

Pak Rektor! Saya Ingin Kuliah, Bukan Jadi Dosen

 

KH Abdur Rozaq Fachruddin punya cerita sedih dalam hidupnya. Cerita sedih itu ia alami saat bertugas di Kantor Jawatan Agama Semarang, Jawa Tengah, pada awal tahun 60-an. Beberapa tahun sebelum ia menjabat Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah.

Pak AR, sapaan akrab KH Abdul Rozaq Fachruddin menjabat Ketum PP Muhammadiyah selama 22 tahun, mulai tahun 1968 sampai tahun 1990.

Kisah sedihnya ia ceritakan saat berceramah di hadapan jamaah shalat tarawih Ramadhan yang sebagian besar adalah mahasiswa, di Gelanggang Mahasiswa UGM, Yogyakarta tahun 1980-an.

Pak AR bercerita bahwa dirinya sedih dan menyesal karena tidak bisa melanjutkan sekolah sampai universitas hingga mendapatkan gelar.

“Saya sebetulnya ingin kuliah seperti kalian. Beruntunglah kalian yang bisa mengenyam pendidikan tinggi, apalagi di UGM, universitas terbesar di Indonesia,” kata Pak AR.

Dirinya lantas mengenang ketika bertugas di Semarang, dirinya sudah mendaftar kuliah tetapi gagal.

“Saya mendaftar jadi mahasiswa Universitas Sultan Agung (Unisula). Saya ikuti prosedur seperti mengisi pendaftaran dan mengikuti tes masuk. Setelah hasil tes diumumkan ternyata nama saya tidak ada,” ujar lulusan pesantren itu.

Ia tidak lulus tes. Tentu sedih sekali. Sedih karena tidak bisa melanjutkan kuliah. Tak lama setelah hasil tes masuk Perguruan Tinggi keluar, Pak AR mengaku mendapatkan surat panggilan dari Rektor Unisula.

Dia pun mengaku was-was untuk menghadap, khawatir telah melakukan kesalahan. Tapi karena merasa tak pernah berbuat pelanggaran, dirinya pun datang menghadap. Setelah bertemu, Rektor menanyakan apa benar Pak AR mendaftar jadi mahasiswa Unisula.

“Benar. Saya memang ingin kuliah, pak rektor,” jawab Pak AR.

Mendengar jawaban Pak AR, Rektor justru memberi jawaban mengejutkan kepadanya. Rektor malah meminta Pak AR menjadi dosen mata kuliah Agama Islam.

Rektor bahkan mengatakan telah mengadakan rapat dengan jajaran dosen untuk keputusan ini. Pak AR pada awalnya menolak, tapi setelah mendengar keterangan itu, beliau sadar ia tidak mungkin menghindari amanah tersebut.

“Pak Rektor, saya ingin kuliah, bukan jadi dosen,” tolak pak AR

“Ya saya tahu, tapi Unisula ingin Pak AR jadi dosen di sini,” kata Pak AR menirukan jawaban sang rektor.

“Begitulah nasibku anak-anak. Ingin kuliah malah diminta jadi dosen. Akhirnya saya tidak jadi kuliah dan nasibnya seperti ini. Tidak punya gelar,” kata Pak AR sambil tertawa yang spontan diikuti oleh gelak tawa para jamaah tarawih yang terpingkal pingkal mendengar penuturannya. (asnawin)

.....

Keterangan:

Kisah ini dikutip dari buku “Pak AR Sang Penyejuk” oleh Syaifudin Simon terbitan pertama tahun 2018, dan dimuat di web Muhammadiyah or id (https://muhammadiyah.or.id/2022/04/cerita-pak-ar-fachruddin-ke-jamaah-tarawih-ingin-kuliah-tidak-lulus-tes-tapi-malah-jadi-dosen/)

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama