Cerita di Balik Pemilihan Ketua RW di Kelurahan Karampuang Makassar

Sejumlah warga RW 006 Kelurahan Karampuang, Kecamatan Panakkukang, Makassar, foto bersama pada Pemilihan Ketua RT dan Ketua RW serentak pada 15 kecamatan se-Kota Makassar, Rabu, 03 Desember 2025. (ist) .

 

-----

PEDOMAN KARYA

Selasa, 09 Desember 2025

 

Cerita di Balik Pemilihan Ketua RW di Kelurahan Karampuang Makassar

 

Pemilihan Ketua RT dan Ketua RW serentak pada 15 kecamatan se-Kota Makassar, sudah dilaksanakan pada Rabu, 03 Desember 2025, dan prosesnya rampung pada Senin, 08 Desember 2025. Namun pelaksanaan pesta demokrasi di tingkat warga itu masih menyisakan cerita. Salah satunya di RW 006 Kelurahan Karampuang, Kecamatan Panakkukang.

AB Iwan Azis, tokoh masyarakat Kelurahan Karangpuang, berbagi cerita kepada sahabatnya, Rusdin Tompo, begitu selesai pelaksanaan pemilu raya di RW-nya. Keduanya bertemu di Warkop Azzahrah, Jalan Abdullah Daeng Sirua.

“Alhamdulillah sudah selesai pemilihan Ketua RW di tempat saya. Cuma akhirnya ditentukan dengan cara dilot (diundi),” kata pria usia 79 tahun, yang sebelumnya Pjs Ketua RW 003.

Cara dilot itu mau tidak mau ditempuh karena terdapat 2 kandidat yang punya suara sama alias seri.

Calon Ketua RW 003, jelas Iwan Azis, semula ada 4 orang, masing-masing nomor urut 1 Syandhy Syamsir, nomor urut 2 Bahrun, ST, nomor urut 3 Nusinah, dan nomor urut 4 Husain.

Setelah dilakukan pemilihan, ternyata 2 kandidat punya suara yang sama, yakni nomor urut 2 atas nama Bahrun, dan nomor urut 4 atas nama Husain.

Iwan Azis, selaku tokoh masyarakat lalu mengusulkan agar dilakukan lot untuk menentukan pemenang. Usulan ini sempat dibahas, dengan alasan tidak ada dalam petunjuk teknis (juknis). Usul itu disepakati setelah berkomunikasi dengan Camat Panakkukang, Lurah Karampuang, Bu Jumiati, dan Ketua LPM Kelurahan Karampuang, Pak Fidrik, yang ikut memberi masukan.

“Setelah digoccang (diundi), yang keluar namanya adalah Husain. Dia pun ditetapkan sebagai Ketua RW 006 yang terpilih,” terang pengusaha reklame yang pernah pula jadi aktor dan jurnalis itu.

Sebagai informasi, terdapat 9 RW di Kelurahan Karampuang. Namun, yang mengadakan pemilihan hanya di 3 RW. Dua RW yang berada di kawasan asrama TNI dan Polri, ditentukan oleh kepala asrama, sesuai juknisnya. Sedangkan, RW yang seng ada lawan alias calon tunggal, tidak digelar pemilihan.

Iwan Azis punya perhatian besar pada peristiwa bersejarah ini. Beberapa hari sebelum pemilu raya, dia membuat status di akun Facebook-nya.

Bahwa dia berkeliling dari RW ke RW di Kelurahan Karampuang untuk memantau kesiapan pelaksanaan pemilihan Ketua RT dan Ketua RW, yang dinilai aman dan terkendali.

Hanya saja, kata dia, antusias dan kepedulian masyarakat tidak sebagaimana dibayangkan. Terkesan sangat kurang. Bahkan ada RT yang pemilihnya cuma 17 KK.

Ada beberapa faktor sebagai penyebabnya. Dia menduga, pelaksanaan pemilihan serentak ini kurang sosialisasi. Secara teknis juga mesti dibenahi. Misalnya, hanya ada 2-3 calon, tapi di kertas suara kotaknya ada 8, tanpa foto dan gambar. Akibatnya, banyak suara yang batal. Pasalnya, mereka mencoblos kotak yang tidak punya gambar.

“Untuk apa dibuat kotak sebanyak itu kalau tidak sesuai ji dengan jumlah calonnya,” kata Iwan Azis sengit.

Persoalan lainnya, lanjut Iwan Azis, bagi yang punya hak pilih tapi tidak terdaftar dalam DPT (daftar pemilih tetap) tidak diberikan kesempatan untuk menyalurkan suaranya.

Hal ini berbeda dengan Pemilihan Presiden, Pemilihan Gubernur, Pemilihan Walikota, dan Pileg. Wajib pilih tetap diberi kesempatan memilih sepanjang bisa menunjukkan data diri yang akurat, seperti KTP dan KK.

Sesuai aturan, satu jam sebelum penghitungan suara dimulai, yaitu pukul 12.00, yang punya hak suara tapi tidak ada namanya di DPT bisa ikut memberikan suaranya.

Sementara pemilihan Ketua RT yang diadakan Pemkot Makassar, tanggal 3 Desember 2025, sama sekali menutup peluang untuk itu. Tak ada celah kebijakan yang diberikan oleh aturan pemilihan tersebut. Panitia berdalih, mereka hanya melaksanakan aturan yang sudah ditetapkan.

“Katanya ini pesta demokrasi. Tentu masyarakat juga mau berpartisipasi dan menikmati pestanya,” imbuh Iwan Azis.

 

40 Tahun Ketua RW

 

Dia sangat layak melontarkan pernyataan seperti itu karena punya pengalaman panjang sebagai Ketua RW. Bahkan juga sebagai Ketua LPM. Iwan Azis berpengalaman selama kurang lebih 40 tahun sebagai Ketua RW.

Pada awalnya, dia menjadi Ketua RT B di Kampung Butung, lalu menjadi Ketua RK di wilayah yang berada di Kecamatan Wajo itu.

Saat dia pindah ke Jalan Muhammadiyah Lorong 139B, kembali dipercaya menjadi Ketua RW di Kampung Melayu.

Begitupun ketika dia dan keluarganya pindah ke Kelurahan Karampuang, lagi-lagi dia dapat mandat sebagai Wakil Ketua RW.

Sejak itu, boleh dikata, dia sepenuhnya mengabdikan dirinya bagi masyarakat setempat. Iwan Azis diangkat jadi Ketua RW sekaligus jadi Ketua Kompleks Hj Kalla. Itu semua atas kesepakatan warga.

“Dahulu orang tidak berminat jadi Ketua RT dan Ketua RW. Sebab, saat itu, belum ada insentif. Nanti insentif berlaku sejak era Ilham Arif Sirajuddin menjadi Walikota Makassar,” kenang Iwan Azis.

Dalam pemilu raya pemilihan serentak Ketua RT dan Ketua RW, tahun 2025 ini, terdapat 9.211 calon Ketua RT, dan 2.169 calon Ketua RW.

Aroma kontestasi terbilang tinggi. Secara total terdapat 11.390 calon RT/RW, yang memperebutkan 6.027 kursi Ketua RT, dan 1.005 posisi sebagai Ketua RW. (win)

 


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama