Para Pembenci Ulama Itu Ada Penyakit di Dalam Hatinya

“Bagaimana hukumnya orang atau penguasa yang membenci ulama, bahkan ada ulama yang dipenjara karena mereka konsisten dengan perjuangan menegakkan agama Allah?” tanya Daeng Nappa’. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)

 
 







------

PEDOMAN KARYA

Ahad, 20 Desember 2020

 

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

 

Para Pembenci Ulama Itu Ada Penyakit di Dalam Hatinya

 

 

“Waktu kuliah dulu, kita sering diskusi di organisasi, antara lain tentang perjuangan amar ma’ruf dan nahi munkar, perjuangan para ulama menegakkan agama Allah dan orang-orang yang merasa terganggu dengan perjuangan itu, termasuk para penguasa zalim,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi di teras belakang rumah Daeng Nappa’ sambil menunggu waktu adzan shalat lohor.

“Itumi yang saya mau tanyakan,” kata Daeng Nappa’.

“Apa pertanyaannya?” tanya Daeng Tompo’.

“Bagaimana hukumnya orang atau penguasa yang membenci ulama, bahkan ada ulama yang dipenjara karena mereka konsisten dengan perjuangan menegakkan agama Allah?” tanya Daeng Nappa’.

“Kalau orang atau penguasa itu beragama Islam, maka boleh jadi mereka itu tergolong orang munafik. Mereka mengaku beriman, padahal mereka bukan orang beriman, bahkan sebaliknya mereka membenci Islam. Dalam hati mereka pasti ada penyakit, dan Allah menambah penyakitnya itu,” tutur Daeng Tompo’.

“Beranita’ itu bicara begitu!” kata Daeng Nappa’.

“Bukan saya yang bilang Daeng Nappa’. Itu ada dalam Al-Qur’an,” kata Daeng Tompo’.

“Bahayana itu di?” kata Daeng Nappa’.

“Bahaya memang Daeng Nappa’. Makanya kita’ harus selalu bersama dengan saudara-saudara kita yang ahli shalat, ahli ibadah, para ustadz, para ulama, supaya kita selalu berjalan di jalan yang lurus,” kata Daeng Tompo’.

“Beratna ini kurasa pembicaraanta’. Ayo’mi ke mesjid, itu adzanmi. Sebentarpi lagi kiminumki kopita’,” ujar Daeng Nappa’ sambil menarik tangan Daeng Tompo’. (asnawin)

 

Ahad, 20 Desember 2020

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama