Wartawan Dipecat Gara-gara Bikin Berita Bagus

 




PEDOMAN KARYA

Selasa, 19 Januari 2021

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

Wartawan Dipecat Gara-gara Bikin Berita Bagus

 

 

“Ada temanku wartawan bercerita,” kata Daeng Tompo’ kepada Daeng Nappa’ saat ngopi di warkop terminal sambil menunggu adzan lohor.

“Apa ceritana temanta’?” tanya Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Pernah ada wartawan yang dipecat gara-gara bikin berita bagus,” tutur Daeng Tompo’.

“Eh, kenapa bisa? Harusnya dia dapat penghargaan atau apresiasi, karena dia bikin berita bagus,” kata Daeng Nappa’ dengan nada protes.

“Saya juga bilang begitu, tapi temanku yang wartawan itu bilang, wartawan yang bikin berita bagus itu ternyata tidak turun ke lapangan,” ungkap Daeng Tompo’.

“Berita apakah nabikin?” tanya Daeng Nappa’.

“Berita kebakaran, tapi hanya mendengar informasinya dari orang yang bercerita di pete’-pete’. Dia wawancarai orang yang bercerita itu di pete’-pete’, dan setelah tiba di kantornya langsung bikin berita dalam bentuk feature,” tutur Daeng Tompo’.

“Terus,” potong Daeng Nappa’.

“Temanku bilang, beritanya bagus sekali karena ditulis dengan gaya feature, tapi wartawan yang menulis berita itu langsung dipecat karena ternyata dia tidak terjun langsung ke lapangan, tidak melihat kejadiannya, jadi beritanya hanya semacam fiksi, hayalan, bagus memang tapi belum tentu benar dan tidak didukung dengan foto-foto saat terjadi kebakaran atau pasca-kejadian, karena wartawannya memang tidak terjun langsung ke lapangan,” tutur Daeng Tompo’.

“Tapi duluji barangkali ada yang begitu di’?” tanya Daeng Nappa’.

“Maksud ta’?” Daeng Tompo’ balik bertanya.

“Maksudku duluji ada media yang memecat wartawannya karena bikin berita hayalan, tidak adami kapang sekarang media seperti itu,” kata Daeng Nappa’.

“Tidak tau’mi juga, karena saya juga hanya dengar ceritanya dari seorang teman wartawan,” kata Daeng Tompo’ sambil tersenyum. (asnawin)

 

Selasa, 19 Januari 2021

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama