Tinggalmaki’ di Rumahku’, Janganmaki’ Kontraki

“Beberapa harimi ini cari rumah kontrakan. Terus adami rumah nadapat untuk nakontrak. Rumah itu sudah lama kosong, tidak ada yang tinggali. Jadi natemuimi punyana rumah, kebetulan saya yang temani cari rumah. Setelah ketemu dan berbincang-bincang dengan Daeng Siama’, yang punya rumah langsung bilang sama Daeng Siama, tinggalmaki’ di rumahku’, janganmaki’ kontraki, yang penting kita rawatki rumahku’ seperti rumah sendiri,” ungkap Daeng Nappa’. (Foto: Asnawin Aminuddin / PEDOMAN KARYA)
 


-------

PEDOMAN KARYA

Selasa, 27 April 2021

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

 

Tinggalmaki’ di Rumahku’, Janganmaki’ Kontraki

 

 

“Beruntungna itu tawwa Daeng Siama’,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi malam di teras rumah Daeng Nappa’ sepulang dari shalat tarwih berjamaah di masjid.

“Dapatki hadiah?” tanya Daeng Tompo’.

“Bukan,” jawab Daeng Nappa’.

“Apaji padeng?” tanya Daeng Tompo’.

“Najualki rumahna dan uang hasil penjualan rumahna habis untuk bayar utang. Dan dia harus sudah pindah bulan depan,” tutur Daeng Nappa’.

“Jadi dimanami mau pindah?” tanya Daeng Tompo’.

“Beberapa harimi ini cari rumah kontrakan. Terus adami rumah nadapat untuk nakontrak. Rumah itu sudah lama kosong, tidak ada yang tinggali. Jadi natemuimi punyana rumah, kebetulan saya yang temani cari rumah. Setelah ketemu dan berbincang-bincang dengan Daeng Siama’, yang punya rumah langsung bilang sama Daeng Siama, tinggalmaki’ di rumahku’, janganmaki’ kontraki, yang penting kita rawatki rumahku’ seperti rumah sendiri,” ungkap Daeng Nappa’.

“Baiknya tawwa itu yang punya rumah. Mudah-mudahan dibalaski kebaikanna dengan amal yang berlipat-ganda, amin,” kata Daeng Tompo’.

“Amin,” timpal Daeng Nappa’.

“Orang kaya kah itu yang punya rumah?” tanya Daeng Tompo’.

“Bukanji orang kaya. Dia guru PNS, tapi tinggal dan mengajar di daerah. Sekali-sekaliji datang. Kebetulan kemarin datangi dari daerah waktu kesanaka’ sama Daeng Siama’,” kata Daeng Nappa’.

“Terus kenapa padeng sampai langsung nakasi’ gratiski Daeng Siama’ tinggal di rumahna?” tanya Daeng Tompo’.

“Mungkin tertariki naliat penampilan dan pembawaanna Daeng Siama’ yang tenang dan panjang janggo’na,” kata Daeng Nappa’ sambil tersenyum.

“Mungkin juga Allah menolong Daeng Siama’ dengan cara seperti itu, karena Daeng Siama’ itu memang ahli shalat dan ahli ibadah. Shalat lima waktu selalu di mesjid. Daeng Siama’ membaca Al-Qur’an rata-rata tiga juz satu hari selama bulan Ramadhan ini. Mulai bulan Ramadhan ini, Daeng Siama’ juga beranimi tampil sebagai penceramah tarwih dan membawakan kultum subuh. Selama ini memang selalumi dipanggil ustadz, jadi sempurnami memang jadi ustadz, karena jadimi juga penceramah,” timpal Daeng Tompo’.

“Kalau begitu, mautongmi padeng kukasi panjang janggo’ku’,” kata Daeng Nappa’ masih sambil tersenyum.

“Baa’, kasi panjangmi, kudukungki. Nanti kalau panjangmi janggo’ta’, dipanggilmaki’ Puang Janggo’,” kata Daeng Tompo’ sambil tertawa dan keduanya pun tertawa-tawa. (asnawin)

 

@TettaTompo

Selasa, 27 April 2021

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama