SDIT Ar-Rahmah Makassar Terima Penghargaan Sekolah Ramah Anak

SEKOLAH RAMAH ANAK. Kepala Sekolah SDIT Ar-Rahmah Makassar, Jusria Kadir, memegang piagam penghargaan standarisasi satuan pendidikan menuju Sekolah Ramah Anak (SRA) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) RI. Piagam penghargaan itu diserahkan Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman, pada puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan, di Hotel Claro, Makassar, Senin, 05 September 2022. (ist)


 

-----

Kamis, 08 September 2022

 

 

SDIT Ar-Rahmah Makassar Terima Penghargaan Sekolah Ramah Anak

 

 

MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Bangga dan syukur. Begitulah perasaan yang menyelimuti Kepala Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Ar-Rahmah Makassar, Jusria Kadir SSos.

Bagaimana tidak, sekolahnya menerima piagam penghargaan standarisasi satuan pendidikan menuju Sekolah Ramah Anak (SRA) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) RI.

Yang membanggaka, karena penghargaan itu diserahkan oleh Gubernur Sulawesi Selatan, Andi Sudirman Sulaiman, saat puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) Provinsi Sulawesi Selatan, di Hotel Claro, Makassar, Senin, 05 September 2022.

SDIT Ar-Rahmah merupakan sekolah pertama dan satu-satunya di Sulawesi Selatan yang mendapat piagam penghargaan SRA tersebut. Sekolah yang terletak di kompleks Masjid Al Ikhlas Perdos Unhas Tamalanrea itu mengikuti proses standarisasi pada bulan September sampai November 2021.

“Standarisasi secara nasional kami ikuti pada tahun 2021. Semoga bisa menginspirasi sekolah lain meningkatkan kualitas SRA-nya,” kata Jusria.

Sebagai Sekolah Ramah Anak, tentu ada komitmen dari berbagai pemangku kepentingan untuk mewujudkan SDIT Ar-Rahmah mencapai prestasi seperti itu, karena ada sejumlah komponen Sekolah Ramah Anak yang mesti dipenuhi.

Komitmen tersebut antara lain kebijakan sebagai Sekolah Ramah Anak, pelaksanaan proses belajar yang ramah anak, pendidik dan tenaga kependidikan terlatih hak-hak anak dan SRA. Juga sarana dan prasarana yang ramah anak, ada partisipasi anak, serta pelibatan orangtua, alumni, dunia usaha, lembaga masyarakat dan lainnya.

Kepala sekolah yang akrab disapa Bunda Yus itu mengatakan, ke depan setelah sekolah ditetapkan sebagai Sekolah Ramah Anak, dia akan tetap komitmen menjalankan standarisasinya. Dengan rendah hati dia mengatakan, hanya memastikan semua berjalan bagus selama mengikuti proses dan setelahnya.

Bunda Yus mengatakan, sebenarnya ada beberapa sekolah yang diundang dari Sulawesi Selatan mengikuti tahapan yang dilakukan Kementerian PPPA, tapi hanya SDIT Ar-Rahmah yang sampai selesai prosesnya

Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan KB Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Mirna, mengatakan bahwa hal terpenting dalam menjaga, melindungi dan mewujudkan wilayah ramah anak harus didahului dengan edukasi kepada orang tua kemudian kepada anak-anaknya.

Pemprov Sulawesi Selatan ingin setiap wilayah atau tempat ramah terhadap anak. Salah satunya dengan menyiapkan fasilitas yang nyaman dan ramah kepada anak, serta memberikan perlindungan terhadap anak, sebagaimana diamanatkan UU Perlindungan Anak.

“Alhamdullilah, wa syukurillah. Selamat Bu Kepsek atas pencapaian standarisasi nasional, semoga virus positifnya bisa ke sekolah lain,” kata Achi Soleman, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Makassar.

Tahun 2022 ini, Kota Makassar juga mampu meraih Kota Layak Anak (KLA) Kategori Nindya. Salah satunya juga berkat kontribusi dari sekolah-sekolah yang sudah mendeklarasikan diri sebagai SRA. (rt)


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama