Tim Khusus Nadiem Makarim Dipimpin Setara Dirjen

TIM BAYANGAN. Nadiem Makarim saat memaparkan produk teknologi transformasi pendidikan Indonesia di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat, Sabtu (17/9/2022). Foto: IG Nadiem Makarim.






----

PEDOMAN KARYA

Rabu, 28 September 2022

 

OPINI

 

 

Tim Khusus Nadiem Makarim Dipimpin Setara Dirjen

 

 

Oleh: Achmad Ramli

(Pengamat Politik & Pemerhati Pendidikan)


Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim mengakui bahwa dirinya mempunyai tim khusus dengan 400 anggota. Masing-masing pimpinan atau manager tim memiliki posisi yang setara dengan Direktur Jenderal (Dirjen).

“Kami sekarang memiliki 400 orang product manager, software engineer, and data scientist yang bekerja sebagai Shadow Organization untuk kementerian. Tim yang beranggotakan 400 orang, bukanlah vendor untuk kementerian. Setiap product manager dan ketua tim posisinya hampir setara dengan direktur jenderal yang beberapa di antaranya hadir di sini,” ujar Nadiem dalam acara United Nations Transforming Education Summit di markas besar PBB, New York, Amerika Serikat seperti dikutip dari Instagram resminya @nadiemmakarim, Rabu, 28 September 2022.

Mendikbudristek Nadiem Makarim (CNN Indonesia), buka suara soal jumlah orang yang membantunya bekerja di tim yang dituding publik sebagai “shadow organization”. Dia mengatakan tim yang berjumlah 400 orang itu berasal dari GovTech Edu yang berada di bawah PT Telkom Indonesia dan menjalin kontrak dengan Kemedikbudristek.

“Tentunya organisasi itu yang ada di bawah PT Telkom itu (GovTech Edu) adalah vendor. Jadinya saya harus klarifikasi ya jelas mereka itu adalah vendor secara kontraktual,” kata Nadiem, Sabtu, 24 September 2022.

Mantan CEO Gojek ini mengatakan 400 orang dari GovTech Edu itu dibayar dengan anggaran Kemendikbudristek. Goctech Edu sendiri, kata dia, merupakan mitra kerja yang bisa mendiskusikan banyak hal dengan pejabat-pejabat di Kemedikbudristek.

Tim dari GovTech Edu pun bisa berkoordinasi dengan baik saat bekerja bersama direktorat-direktorat jenderal di Kemendikbudristek. Sejauh ini, GovTech Edu turut berkontribusi dalam pembuatan produk teknologi seperti “Merdeka Mengajar”, ARKAS, and SIPLah, Kampus Merdeka, Rapor Pendidikan, dan Belajar.id.

Nadiem memastikan tim dari GovTech Edu itu hanya berhubungan dengan Kemendikbudristek terkait pembuatan produk teknologi.

Menanggapi hal itu, publik menilai Shadow Organization ala Nadiem ini seperti Satgassus (Merah Putih -red) pimpinan Sambo di Mabes Polri yang akhirnya dibubarkan.

“Di Kementrian Pendidikan, ada shadow organization (organisasi bayangan) yang nampaknya menentukan segalanya. Apa organisasi itu? And who really the people in control? Kenapa harus ada organisasi shadow..? lalu Kementrian dan jajarannya jadi apa?” ujar Imam Masjid NewYork di akun twitternya.— Imam Shamsi Ali (@ShamsiAli2) September 22, 2022.

Bahkan salah seorang anggota Komisi X DPR RI, Ledia Hanifa, menilai bahwa pembentukan tim khusus (Shadow Organization) atau tim bayangan yang berjumlah 400 orang bentukan Mendikbudristek Nadiem Makarim, berpotensi menyalahi aturan dalam pengelolaan anggaran negara.

“Waktu di PBB beliau kan mengatakan punya shadow organization. Kalau kita bicara shadow organization udah nggak bener,” ujar anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu di sela rapat kerja dengan Kemedikbudristek di Kompleks Parlemen Senayang, Jakarta, Senin (26/9/2022).

Selanjutnya sorotan yang sama juga disampaikan oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu’ti. Dikutip dari akun resmi social medianya Mu’ti menyebut pembentukan organisasi bayangan ini adalah bentuk inefisiensi anggaran negara. Karena itu dia meminta Badan Pemeriksa Keuangan Negara (BPK) untuk melakukan audit mendalam pada penggunaan keuangan negara untuk pembentukan tim ini (tim bayangan).

“Tim bayangan itu adalah sebuah inefisiensi. Keuangan negara sedang tidak baik-baik saja. Tim bayangan itu bisa mengundang interpretasi adanya kolusi BPK dapat melakukan audit untuk memastikan tidak ada uang negara yang disalahgunakan”. (akun resmi sosmed Mu’ti).

 

Tim Bayangan dan Peran Terselubung

 

Terkait hal tersebut diatas, penulis mencoba menguraikan referensi tentang apa itu vendor. Pengertian vendor tentu sudah tidak asing lagi bagi orang-orang yang bergelut di dunia bisnis, dan bagi orang awam sebagian besar belum memahami apa itu vendor. Namun untuk lebih memahami istilah vendor ini, sering juga diganti dengan sebutan supplier atau distributor.

Secara umum, vendor adalah pihak yang berasal dari lembaga maupun perorangan dan mempunyai tugas untuk menyediakan dan menjual suatu bahan. Selain itu, istilah vendor juga kerap kali dikaitkan dengan perusahaan maupun perorangan yang melakukan kegiatan penjualan produk maupun jasa kepada perusahaan lain.

Tujuan utama dari vendor adalah untuk menunjang performa perusahaan guna memenuhi kebutuhan dan permintaan pasar. Adapun fungsi dari vendor adalah suatu pihak yang bertugas untuk memastikan bahwa barang atau jasa yang diperluhkan oleh perusahaan lain bisa dipenuhi dengan baik dan maksimal.

Dengan demikian, jika tim yang berjumlah 400 orang itu berasal dari GovTech Edu yang berada di bawah PT Telkom Indonesia dan menjalin kontrak dengan Kemedikbudristek, kapan perjanjian kontrak (MoU) itu ditandatangani.

Perjanjian kerjasama (MoU) itu seharusnya antara Kemendikbudristek dengan PT Telkom, bukan dengan GovTech Edu. Dan kenapa anggaran untuk 400 orang tersebut harus ditanggulangi oleh Kemendikbudristek, bukan PT Telkom, sementara mereka (GovTech Edu) adalah vendor (distributor) bagi PT Telkom.

Pertanyaan yang perlu diketahui publik adalah; kenapa baru dibuka setelah terungkap ke publik kasus Satgasus Merah Putih yang selama ini ditutup rapat? Apakah tim bayangan ini, sama perannya dengan tim khusus (Satgassus) Merah Putih?

Tidak adakah kebongan yang ditutupi dari pengungkapan kasus ini? Dan kenapa Mendikbudristek harus menyewa tim bayangan yang belum teruji integritas, tanggungjawab moral, pengalaman, serta profesionalismenya di dunia pendidikan.

Bukankah Kemendikbudristek bisa memanfaatkan SDM yang ada pada SMK dan universitas bidang teknologi, informasi, komputer dan jaringan, yang memiliki sumber daya dan kompetensi sama yang dimiliki GovTech Edu?

Apakah tim khusus 400 orang ini bukan tim siluman yang disisipkan oleh oligarki sehingga tidak disampaikan ke publik sebelumnya.

Tim bayangan 400 orang yang dibentuk secara diam-diam oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim tanpa diumumkan ke publik, menimbulkan kecurigaan masyarakat dan dapat diduga sebagai lembaga khusus yang memiliki peran terselubung seperti “Satgassus Merah Putih.” 

Mengapa Dewan Perwakilah Rakyat (DPR) RI sebagai pemegang kedaulatan rakyat menutup mata dan telinga dari kejahatan terstruktur dan operasi terselubung di dalam lembaga eksekutif?

Ada kartu apa yang kalian mainkan di atas meja kedaulatan rakyat? 400 Orang Tim Bayangan seperti Satgassus Sambo. Timsus ini dapat diduga bentukan oligargi yang salah satu tugasnya adalah menyusun RUU Sisdiknas ke arah sistem pendidikan sekuler yang memisahkan pendidikan dengan paham ke-Tuhan-an, khususnya paham keimanan Islam.

Jangan-jangan pernyataan seorang politikus yang berbunyi “Jika negara ingin maju dan berkembang, pendidikan agama Islam harus dihapus!!” Yang sebelumnya dianggap hoax akan menjadi kenyataan lewat tim khusus yang merancang RUU Sisdiknas yang banyak menimbulkan kontroversial.

 

…..

Penulis, Drs Achmad Ramli SH MH, adalah Ketua Bidang Advokasi & Perlindungan Hukum APSI Pusat, Ketua APSI Provinsi Sulsel Periode 2017-2022, Alumni Fakultas Hukum 92 UMI Makassar

1 Komentar

  1. Keberadaan Tim Bayangan Mas Nadiem bukti ada masalah dalam pengelolaan kemendikbudrustek.

    BalasHapus
Lebih baru Lebih lama