Dua Periodemi Jadi Kepala Desa, Barumi Dipersoalkan Ijazahna

“Saya kira ini menyangkut moral. Kalau seorang pemimpin tidak bagus moralnya, meraih kekuasaan dengan berbohong, menghalalkan segala cara, tentu dia bukan pemimpin yang baik, dan sama sekali tidak bisa jadi panutan, karena dia pasti akan selalu berupaya menutupi kebohongan dan kekurangannya dengan kebohongan baru atau menghalalkan segala cara,” tutur Daeng Tompo’.



-----

PEDOMAN KARYA

Kamis, 20 Oktober 2022

 

 

Obrolan Daeng Tompo’ dan Daeng Nappa’:

 

 

Dua Periodemi Jadi Kepala Desa, Barumi Dipersoalkan Ijazahna

 

 

“Dua periodemi jadi kepala desa, barumi dipersoalkan ijazahna,” kata Daeng Nappa’ kepada Daeng Tompo’ saat ngopi pagi di teras rumah Daeng Tompo’.

“Siapa kita’ cerita ini?” tanya Daeng Tompo’.

“Pak Desa ta’ kan dua periodemi menjabat, tapi barumi sekarang ada yang persoalkanki ijazahna,” tutur Daeng Nappa’.

“Maksudnya diragukanki legalitas ijazahna?” tanya Daeng Tompo’.

“Ada yang bilang ijazahna Pak Desa itu ijazah palsu, dan mereka sangat yakin bahwa ijazahna Pak Desa memang palsu,” jelas Daeng Nappa’.

“Jadi apa nabilang Pak Desa?” tanya Daeng Tompo’.

“Itumi juga masalahnya, karena Pak Desa tidak mau memberikan klarifikasi,” kata Daeng Nappa’.

“Harusnya Pak Desa memberikan klarifikasi, supaya berhenti itu isu beredar,” kata Daeng Tompo’.

“Umpama memang ijazahna palsu, terus maumi diapa? Karena sudah terlanjur, malah dua periodemi lagi menjabat kepala desa,” kata Daeng Nappa’.

“Saya kira ini menyangkut moral. Kalau seorang pemimpin tidak bagus moralnya, meraih kekuasaan dengan berbohong, menghalalkan segala cara, tentu dia bukan pemimpin yang baik, dan sama sekali tidak bisa jadi panutan, karena dia pasti akan selalu berupaya menutupi kebohongan dan kekurangannya dengan kebohongan baru atau menghalalkan segala cara,” tutur Daeng Tompo’.

“Jadi tidak harusji diturunkan dari jabatannya sebagai kepala desa?” tanya Daeng Nappa’.

“Saya tidak tahu bagaimana aturannya, tapi kalau dia mau baik, sebaiknya dia berterus-terang dan minta maaf secara terbuka,” kata Daeng Tompo’.

“Kalau saya, pasti minta maaf ma’, kan gampangji minta maaf to?” ujar Daeng Nappa’ sambil tersenyum. (asnawin)

 

Kamis, 20 Oktober 2022


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama