Keberhasilan Program Stunting Sangat Bergantung Sinergi Pemerintah, Masyarakat dan Media

Ketiga, pentingnya kolaborasi lintas sektor tidak dapat diabaikan, mengingat keberhasilan program stunting sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, masyarakat, swasta, akademisi, lingkungan dan media untuk menciptakan kebijakan yang adaptif dan responsif.


-------

PEDOMAN KARYA

Kamis, 28 November 2024

 

Menavigasi Kompleksitas Kebijakan dalam Menurunkan Prevalensi Stunting: Diskursus Evidence-Based Policy Melalui Analisis Bibliometrik (5-habis):

 

Keberhasilan Program Stunting Sangat Bergantung Sinergi Pemerintah, Masyarakat dan Media

 

Oleh: Nuryanti Mustari

(Guru Besar Ilmu Administrasi Publik Unismuh Makassar)

 

Stunting bukan isu kesehatan semata, melainkan persoalan kompleks yang melibatkan berbagai aspek sosial, ekonomi, dan tata kelola pemerintahan. Stunting memiliki dampak jangka panjang yang serius bagi generasi mendatang, mengancam kualitas sumber daya manusia dan daya saing bangsa.

Peran pemerintah desa, yang berada paling dekat dengan masyarakat, menjadi sangat strategis dalam memastikan bahwa program dan kebijakan yang dicanangkan di tingkat pusat dapat dijalankan dengan efektif di lapangan. Oleh karena itu, berikut ditampilkan visualisasi jaringan korelasi berdasarkan olahan data NVivo 12+.


Diagram 3: Visualisasi Pemetaan Kata Kunci Rekomendasi Kebijakan Berbasis Publikasi Ilmiah Scopus

Sumber: Hasil olahan Penulis menggunakan Nvivo 12 Plus

Diagram 3 tersebut menggambarkan jaringan yang kompleks dari berbagai faktor dan pemangku kepentingan dalam upaya penanggulangan stunting, dengan fokus utama pada peran sentral pemerintah desa. Pemerintah desa berada di pusat jaringan, menunjukkan pentingnya peran mereka sebagai penggerak utama dalam implementasi kebijakan dan program penurunan stunting.

Dukungan lintas sektor menjadi faktor penting dalam keberhasilan program ini, melibatkan kolaborasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, lembaga non-pemerintah, komunitas lokal, dan institusi sosial.

Berdasarkan penjelasan tersebut di atas, maka rekomendasi kebijakan yang dihasilkan dalam penelitian ini meliputi: (1) Pemetaan Program Berbasis Big Data: Program intervensi harus dipetakan dengan memanfaatkan big data untuk mengidentifikasi elemen kunci seperti koordinasi lintas sektor dan faktor keberhasilan. Data ini memastikan intervensi relevan dan efektif berdasarkan kebutuhan lokal dan pemahaman aktor di lapangan.

(2) Pola Implementasi Quadruplehelix dan Quintuplehelix: Implementasi harus melibatkan aktor pemerintah, komunitas lokal, akademisi, sektor swasta, lingkungan dan media. Kapasitas sumber daya manusia ditingkatkan melalui pelatihan dinamis, dengan fokus pada kolaborasi lintas sektor guna mengoptimalkan sumber daya dan menghindari tumpang tindih kebijakan.

(3) Sasaran Unit Kinerja Satuan Tugas Berbasis Komunitas: Satgas harus menargetkan komunitas kecil yang rentan dan memperluas jangkauan secara bertahap. Dengan fokus pada pemantauan berkelanjutan dan intervensi berbasis komunitas, Satgas dapat memastikan program terkoordinasi dengan baik di semua tingkat pemerintahan.

Dari pemaparan di atas, terdapat beberapa kesimpulan penting yang perlu kita garis bawahi. Pertama, stunting adalah isu kompleks yang melibatkan berbagai aspek kesehatan, sosial, ekonomi, dan kebijakan publik. Penanganannya membutuhkan pendekatan yang terpadu dan berbasis bukti.

Kedua, analisis bibliometrik menunjukkan bahwa penelitian terkait kebijakan publik dalam isu stunting masih sangat terbatas. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk memperluas kajian yang menghubungkan kebijakan dan manajemen publik dengan intervensi yang efektif, sehingga pendekatan yang diambil lebih komprehensif dan berdampak jangka panjang. 

Ketiga, pentingnya kolaborasi lintas sektor tidak dapat diabaikan, mengingat keberhasilan program stunting sangat bergantung pada sinergi antara pemerintah, masyarakat, swasta, akademisi, lingkungan dan media untuk menciptakan kebijakan yang adaptif dan responsif.

Saya berharap pemetaan bibliometrik dan rekomendasi berbasis bukti yang telah saya paparkan dapat menjadi acuan untuk memperkuat kebijakan penanggulangan stunting di Indonesia. Semoga langkah-langkah kita dalam menavigasi kompleksitas kebijakan ini membawa perubahan yang positif bagi generasi masa depan bangsa.***

 

.......

Keterangan:

Artikel ini adalah Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, di Makassar, Jumat, 22 November 2024.

Judul asli: Menavigasi Kompleksitas Kebijakan dalam Menurunkan Prevalensi Stunting: Diskursus Evidence-Based Policy Melalui Analisis Bibliometrik.

.......

Artikel sebelumnya:

Intervensi Stunting Seharusnya Didukung Kebijakan Responsif dan Partisipatif 

Analisis Bibliometrik Membantu Pembuat Kebijakan Merancang Strategi Berbasis Bukti


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama