-----
Senin, 13 Januari 2025
Tujuh
Catatan pada Milad Muhammadiyah di Kabupaten Gowa
MAKASSAR, (PEDOMAN
KARYA). Pimpinan Wilayah Muhammadiyah
(PWM) Sulawesi Selatan menyampaikan tujuh catatan pada Milad ke-112 Muhammadiyah
Tingkat Kabupaten Gowa, di Masjid Agung Syekh Yusuf, Gowa, Ahad, 12 Januari
2025.
“Dalam amanah Milad kali ini,
perkenankan saya mengemukakan tujuh catatan yang perlu menjadi perhatian kita
semua, baik pengurus maupun warga persyarikatan dan masyarakat secara
keseluruhan,” kata Wakil Ketua Muhammadiyah Sulsel, Prof Abdul Qadir Gassing,
saat menyampaikan amanah di hadapan Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan, Bupati
Gowa 2025-2030 terpilih Sitti Husniah Talenrang, Ketua Muhammadiyah Gowa Ardan
Ilyas, serta sejumlah pejabat, undangan, dan ribuan warga Muhammadiyah.
Catatan pertama, kata Qadir
Gassing, jangan pernah letih berdakwah. Semua kita, individu warga maupun persyarikatan
harus terus berdakwah. Bagi warga, berdakwalah dengan perbuatan, menjadi contoh
yang baik di rumah tangga, di lingkungan keluarga, dan di lingkungan sosial
kita.
“Bagi persyarikatan, ditambah
lagi dengan dakwah bi al-lisan (pengajian). Hidup-hidupkanlah pengajian, di
ranting, cabang dan daerah. Minimal sekali sebulan. Jadikanlah pengajian itu
sebagai ajang silaturrahim, berbagi ilmu dan keterampilan, serta membicarakan
kemajuan persyarikatan,” kata Qadir Gassing yang mantan Rektor UIN Alauddin
Makassar.
Kedua, lanjutnya,
kembangkanlah amal usaha Muhammadiyah di tempat kita masing-masing. Rencanakan
keunggulan-keunggulan pada setiap AUM (Amal Usaha Muhammadiyah) yang kita
tangani. Amal usaha Muhammadiyah yang terkenal adalah pendidikan, kesehatan,
dan sosial.
“Buatlah satu sekolah, madrasah,
pesantren unggul di setiap kecamatan – kabupaten. Buatlah satu klinik, rumah
bersalin, rumah sakit yang unggul di setiap kecamatan – kabupaten. Buatlah
layanan sosial yang bisa melayani masyarakat, di samping panti asuhan yang
memang sudah jalan selama ini,” kata Qadir Gassing.
Ketiga, gemarkan berinfak dan
usahakan semua kegiatan yang diprogramkan dibiayai dari infak. Program infak Rp1.000
sehari perlu ditularkan di seluruh tingkatan kepengurusan persyarikatan.
“Di PWM (Muhammadiyah Sulsel,
red) sudah jalan, dilaunching sewaktu milad (Muhammadiyah) di Pangkep. PDM
(Pimpinan Daerah Muhammadiyah), PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah), PRM (Pimpinan
Ranting Muhammadiyah) bisa mengadopsi itu sesuai kondisi warga dan masyarakat
di tempat kita masing-masing,” tutur Qadir.
Keempat, kewajiban amar ma’ruf
nahi munkar jangan pernah hilang di Persyarikatan Muhammadiyah. Ayat 104, Surah
Ali ‘Imran, sebagai salah satu ayat yang menginspirasi Persyarikatan Muhammadiyah
di awal-awal berdirinya, tetap harus diperpegangi dan dilaksanakan, sesuai
kondisi dan kebutuhan Masyarakat.
“Hendaklah ada di antara kamu
segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf,
dan mencegah dari yang mungkar. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”
Kelima, bekerjasama dan kerja
bersama-sama dengan pemerintah untuk kepentingan rakyat jangan pernah kendor,
bahkan harus terus ditingkatkan. Misalnya, program makan siang gratis (MSG),
membuka banyak peluang bagi Persyarikatan dan warganya untuk membantu
pemerintah.
Kemakmuran untuk
Semua
Keenam, tema milad ke-112
Muhammadiyah yakni “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua” bisa bermakna bahwa
selama ini kemakmuran belum hadir; atau kemakmuran sudah ada tetapi hanya untuk
segelintir orang, belum semua.
Padahal, sila ke-5 Pancasila
adalah “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Dan Pasal 33 UUD 1945
berbunyi: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
“Karena itu, kemakmuran perlu
dihadirkan, dan jangan dinikmati hanya oleh segelintir orang. Kalau sudah
terlanjur terjadi, harus direm dan pada akhirnya dihentikan. Caranya, melalui
gerakan dakwah yang mencerahkan, yang salah satu karakternya adalah dakwah amar
ma’ruf nahi munkar,” tandas Qadir Gassing.
Amar ma’ruf nahi mungkar, lanjutnya,
menjadi kewajiban bagi setiap individu sesuai dengan kemampuan yang dimiliki,
sebagaimana sabda Nabi SAW: “Barangsiapa di antara kalian yang melihat
kemungkaran, maka ia harus mengubahnya dengan tangannya, namun jika tidak mampu
dengan tangannya, maka dengan lisannya, namun jika tidak mampu dengan lisannya,
maka dengan hatinya dan ini adalah selemah-lemahnya (amal) keimanan.” (HR.
Muslim, dari Abu Hurairah).
Qadir Gassing mengatakan, sedikitnya
ada tiga karakter kemakmuran dalam Islam, yaitu (1) aman Sentosa, (2) melimpah
rezekinya dan dapat diperoleh secara mudah oleh penduduknya, serta (3) terjalin hubungan harmonis,
kesatuan dan persatuan antar-anggota masyarakatnya.
“Pertanyaannya, apakah di Kabupaten
Gowa sudah memiliki karakter kemakmuran seperti ini? Kalau belum, mana yang
belum? Di mana peran Muhammadiyah, baik secara organisasi maupun sebagai warga persyarikatan
dalam upaya memenuhi karakter-karakter kemakmuran tersebut?” tanya Qadir
Gassing.
Catatan ketujuh yaitu kerjasama
dalam kebajikan dan taqwa. Dalam melaksanakan dakwah pencerahan, kerjasama
dibangun untuk mewujudkan kebajikan dan ketakwaan. Kerjasama ini dikembangkan
pada usaha-usaha memperbaiki keyakinan, peribadatan, akhlak, dan muamalah atau
pengelolaan kehidupan bersama.
Kerja sama yang dibangun
dengan berbagai kalangan, baik individu maupun lembaga memiliki cakupan yang
luas di atas landasan dan di dalam semangat kemajuan bersama. Semangat yang
dimaksud adalah nilai-nilai kebajikan (al-birr) dan ketakwaan (al-taqwa), bukan
penyimpangan (al-itsm) dan permusuhan (al-‘udwan), sebagaimana Firman Allah
dalam Al-Qur’an Surah Al-Ma’idah 5, ayat 2: “Tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat
dosa dan permusuhan.”
“Ta’awun dalam kebajikan dan
ketakwaan, sudah menjadi kegiatan masif dakwah pencerahan dari persyarikatan, tetapi
dakwah untuk mengurangi ta’awun dalam penyimpangan dan permusuhan, sepertinya
belum banyak tersentuh. Jangan-jangan juga judi-online, yang melibatkan begitu
banyak dari anak bangsa ini, sudah merambah masuk ke warga persyarikatan,” papar
Qadir Gassing.
Ia mengimbau kepada kita semua
tanpa kecuali, agar sama-sama menjaga diri, melindungi keluarga, mewanti-wanti untuk
selalu mawas diri dan introspeksi diri (muhasabah).
“Peringatan Ketua PPATK menyebut ada sekitar 198.000 anak SD, SMP, dan SMA yang terlibat judi online. Nama-nama pelajar itu sudah diserahkan ke Polri, untuk selanjutnya diserahkan ke orangtua masing-masing, untuk dibina,” ungkap Qadir Gassing. (asnawin)