----
Rabu, 28 Mei 2025
Lagi, Unhas
Kukuhkan Empat Guru Besar Fakultas Teknik
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA).
Universitas Hasanuddin (Unhas) mengukuhkan empat guru besar Fakultas dalam Rapat
Paripurna Senat Akademik Terbatas, di Ruang Senat Lantai 2, Gedung Rektorat,
Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar, dan terhubung secara langsung melalui kanal
youtube Senat Akademik Unhas, Selasa, 27 Mei 2025.
Acara tersebut dihadiri oleh Rektor yang
diwakili Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Muhammad Ruslin,
Ketua, Sekretaris, dan anggota Majelis Wali Amanat, Senat Akademik, serta Dewan
Profesor. Turut hadir pula para tamu undangan dan keluarga besar dari para Guru
Besar yang menerima jabatan profesor secara resmi.
Ke-4 guru besar yang dikukuhkan yaitu Prof
Ir Achmad Bakri Muhiddin MSc PhD (Guru Besar dalam Bidang Ilmu Material
Geoteknik, dikukuhkan sebagai guru besar dengan nomor keanggotaan 578), Prof Dr
Ir Ar Hj Idawarni Asmal MT IAI (Guru Besar dalam Bidang Ilmu Perumahan dan
Permukiman, dikukuhkan sebagai guru besar dengan nomor keanggotaan 579).
Prof Dr Ir Ar Nurul Jamala Bangsawan MT
IAI (Guru Besar dalam Bidang Ilmu Sains dan Teknologi Bangunan / Pencahayaan
Bangunan, dikukuhkan sebagai guru besar dengan nomor keanggotaan 580), dan Prof
Dr Ir Mimi Arifin MSi (Guru Besar dalam Bidang Ilmu Perencanaan Perumahan dan
Kawasan Permukiman, dikukuhkan sebagai guru besar dengan nomor keanggotaan 581).
Dua pekan sebelumnya, tempatnya pada Kamis,
15 Mei 2025, empat perempuan dosen Fakultas Teknik Unhas Makassar, juga
dikukuhkan menjadi guru besar, yakni Prof Sri Mawar Said, Prof Rita Irmawaty, Prof
Intan Sari Areni, dan Prof Ulva Ria Irvan.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan
Kemahasiswaan, Prof Ruslin, dalam sambutannya menyampaikan ucapan selamat
kepada empat dosen dari Fakultas Teknik yang telah resmi dikukuhkan sebagai
guru besar.
Dirinya juga menyampaikan apresiasi atas
komitmen dan upaya berkelanjutan dalam peningkatan kualitas sumber daya
manusia, yang tercermin dari jumlah guru besar terbanyak teknik yakni sebanyak
61 orang.
“Orasi ilmiah merupakan momentum penting
bagi seorang guru besar untuk membagikan pemikiran, pengalaman, serta
kontribusi akademiknya. Ini adalah bagian dari puncak perjalanan karier
akademik, yang tidak hanya menunjukkan kedalaman keilmuan tetapi juga dedikasi
terhadap pengembangan ilmu pengetahuan,” kata Ruslin.
Prof. Ruslin menegaskan bahwa para guru
besar memiliki peran strategis sebagai sumber inspirasi, baik bagi sivitas
akademika maupun masyarakat luas. Keberadaan mereka diharapkan mampu memberikan
dampak yang lebih besar, tidak hanya bagi Universitas Hasanuddin, tetapi juga
bagi pembangunan ilmu pengetahuan dan kemajuan bangsa secara umum.
Dalam acara pengukuhan guru besar
tersebut, ke-4 dosen Fakultas Teknik menyampaikan pidato penerimaan guru besar.
Berikut rangkuman pidato masing-masing.
Prof Achmad Bakri Muhiddin
Prof Achmad Bakri Muhiddin, guru besar
Ilmu Material Geoteknik ini menyampaikan pidato ilmiah berjudul: “Inovasi
Material Geoteknik Berwawasan Lingkungan.”
Geoteknik merupakan cabang teknik sipil
yang mempelajari perilaku material bumi seperti sifat tanah dan batuan serta
interaksinya dengan struktur buatan manusia. Material yang digunakan dalam
geoteknik memainkan peran kunci dalam
desain dan keberhasilan konstruksi infrastruktur seperti fondasi bangunan
jalan, jembatan hingga terowongan.
Material geoteknik dapat berupa bahan
alami, material buatan ataupun material daur ulang. Bahan alami dapat berupa
tanah dan batuan, menawarkan solusi berkelanjutan karena sifatnya yang ramah
lingkungan dan mudah diperoleh.
Sementara material buatan dapat berupa
geosintetik mencakup EPS, geotekstil, geomembrane hingga geokomposit. Material
ini memiliki sifat mekanik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan struktur.
“Secara umum, material untuk stabilisasi
diharapkan memberikan keuntungan seperti efisiensi, keberlanjutan, dan kinerja
yang lebih baik. Tantangan utama meliputi biaya awal yang tinggi, kebutuhan
regulasi yang mendukung dan edukasi terhadap tenaga kerja. Pemilihan material
berkelanjutan, penggunaan material daur ulang seperti limbah beton dan plastik
mulai diterapkan untuk mengurangi dampak lingkungan,” jelas Prof Achmad.
Inovasi material geoteknik memainkan peran
penting dalam menjawab tantangan lingkungan dan teknis. Dengan kemajuan
teknologi, potensi untuk menggunakan material inovatif semakin luas, memberikan
kontribusi pada pembangunan infrastruktur yang lebih berkelanjutan.
Prof Idawarni Asmal
Prof Idawarni Asmal, Guru Besar dalam
Bidang Ilmu Perumahan dan Permukiman ini menyampaikan pidato berjudul
“Membangun Resilience di Permukiman Pesisir: Peran Integrasi Kekerabatan dan
Ruang Komunal.”
Ruang Komunal Keluarga atau Family
Community Space (FCS) berperan strategis dalam meningkatkan keamanan dan
ketahanan komunitas pesisir melalui mekanisme natural surveillance (pengawasan
lingkungan secara alami).
FCS mendukung pengawasan alami yang
berkontribuso terhadap keamanan permukiman pesisir. Hal ini selaras dengan
konsep defensible space dan teori tata ruang permukiman yang baik dalam menekan
kejahatan.
Dengan meningkatkan keterlibatan
masyarakat dalam menjaga lingkungan, FCS memperkuat kohesi sosial serta
menciptakan rasa aman bagi penduduk. Selain sebagai elemen keamanan, FCS juga
berperan dalam mendukung ketahanan lingkungan dan sosial ekonomi masyarakat
pesisir.
“Penduduk pesisir, mayoritas nelayan dan
pembudidayaan rumput laut, sangat bergantung pada ruang komunal sebagai pusat
interaksi sosial dan pengawasan lingkungan. Ruang komunal terbagi menjadi tiga
tipe utama, yaitu publik, semi publik dan privat, yang masing-masing memiliki
peran dalam mendukung kesejahteraan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat,”
jelas Prof Idawarni.
Permukiman pesisir menghadapi tantangan
besar, seperti perubahan iklim, ketimpangan infrastruktur, urbanisasi tak
terkendali, serta krisis ekologis. Untuk mengatasi tantangan ini, solusi
berbasis alam, seperti ekosistem mangrove dan tanggul multifungsi, dapat
diintegrasikan dengan infrastruktur berkelanjutan dan pemberdayaan ekonomi
lokal.
Prof Nurul Jamala Bangsawan
Prof Nurul Jamala Bangsawan, Guru Besar
dalam Bidang Ilmu Sains dan Teknologi Bangunan (Pencahayaan Bangunan) ini
menyampaikan pidato berjudul “Strategi Desain Arsitektur Inovatif Menuju
Bangunan Hemat Energi.”
Desain arsitektur hemat energi merupakan
pendekatan perencanaan yang ditujukan untuk menurunkan konsumsi energi secara
keseluruhan. Pendekatan desain pasif dilakukan tanpa mengandalkan teknologi
aktif, melainkan melalui pemanfaatan elemen desain bangunan guna memenuhi
kebutuhan pencahayaan secara alami.
Integrasi pencahayaan alami dan buatan
dalam bangunan hemat energi menuntut perencanaan yang komprehensif, pemanfaatan
teknologi pencahayaan yang efisien, serta pemahaman yang mendalam terhadap
kebutuhan pengguna ruang. Selain efisiensi energi, aspek estetika dan
kenyamanan visual juga harus menjadi pertimbangan utama agar ruang tetap
fungsional serta nyaman bagi penggunanya.
“Dalam mengupayakan rancangan bangunan
hemat energi, selain melalui eksperimen laboratorium dan pembuatan prototipe,
pendekatan lain yang telah dilakukan adalah melalui simulasi desain bangunan.
Simulasi ini memanfaatkan software untuk mengevaluasi kinerja rancangan
berdasarkan kondisi pencahayaan dalam ruang sebelum tahap konstruksi
dilakukan,” jelas Prof Nurul.
Hemat energi merupakan salah satu inovasi
strategis dalam merespon tantangan pemanasan global, dimana peningkatan suhu
permukiman bumi menjadi isu yang semakin mendesak. Konsep ini tidak hanya
mendorong pengembangan infrastrukr yang berkelanjutan, tetapi juga memberikan
kontribusi siginifikan dalam menekan konsumsi energi serta mengurangi emisi
karbon.
Prof Mimi Arifin
Prof Mimi Arifin, Guru Besar dalam Bidang
Ilmu Perencanaan Perumahan dan Kawasan Permukiman, menyampaikan pidato berjudul
“Perencanaan Perumahan dan Kawasan Permukiman dalam Bingkai Keberlanjutan.”
Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2021
tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman menyatakan bahwa rumah sebagai
bangunan gedung yang memiliki beberapa fungsi seperti tempat tinggal yang layak
huni, sarana pembinaan keluarga hinggaaset bagi pemiliknya.
Saat ini, terdapat tantangan besar dalam
perencanaan dan pengelolaan permukiman yang seringkali menghambat tercapainya
kualitas hidup yang ideal. Semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka menambah
rumitnya permasalahan penyediaan perumahan dan permukiman.
Beberapa permasalahan dalam mewujudkan
perumahan dan permukiman layak dan berkelanjutan diantaranya backlog perumahan,
rumah tidak layak huni, hingga keterbatasan lahan.
Masalah utama adalah keterbatasan dan
tidak sinkronnya data. Semua program pemerintah dalam meningkatkan kualitas
permukiman, kota ataupun wilayah seperti Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya
(BSPS) dan Prasarana Sarana Utilitas (PSU) hingga peningkatan kualitas
permukiman kumuh perkotaan hingga bantuan stimulant peningkatan kualitas rumah
tidak layak huni dapat tepat guna dan tepat sasaran jika ketersediaan
data/dokumen dan system koordinasi terpenuhi.
“Harapan kedepannya agar setiap daerah
hingga tingkat provinsi telah memiliki dokumen perencanaan umum diantaranya
penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman, yang terkoordinasi, terpadu
secara lintas sectoral dan wilayah administrative. Semua kota di dunia memiliki
harapan bebas kumuh, inklusif tangguh dan berkelanjutan,” jelas Prof Mimi.
Terciptanya perumahan dan kawasan
permukiman yang layak huni, nyaman dan harmonis akan mampu berfungsi sebagai
kerangka dalam memproduksi sebuah ruang kota yang berkelanjutan. (kia)
