------
Jumat, 25 Juli 2025
Dosen Unhas Latih
Warga Limpomajang Soppeng Membuat Pakan Ternak dari Ikan Sapu-sapu
SOPPENG, (PEDOMAN KARYA). Selama
ini, para peternak di Kelurahan Limpomajang, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten
Soppeng, Sulawesi Selatan, menghadapi tantangan serius akibat tingginya harga
pakan komersial di pasaran.
Ketergantungan terhadap pakan pabrikan
membuat biaya produksi semakin berat dan tak terjangkau bagi sebagian besar
peternak skala kecil.
Di sisi lain, keberadaan ikan sapu-sapu di
sekitar Danau Soppeng menjadi masalah tersendiri, yakni ikan ini merusak alat
tangkap nelayan, menjadi kompetitor ikan budidaya, mencemari lingkungan, dan
tidak memiliki nilai jual karena tidak diminati sebagai ikan konsumsi.
Menghadapi masalah tersebut, Tim
Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar yang
diketuai Dr Ir Agustina Abdullah, memberikan solusi dengan menjadikan ikan
sapu-sapu sebagai pakan ternak.
Melalui program Pengabdian kepada
Masyarakat bertajuk “PPMU-PPUPIK Pellet Pakan Ternak Berbasis Ikan Sapu-Sapu”, tim
dari Unhas mengadakan pelatihan kepada masyakakat setempat membuat bahan pellet
pakan ternak dari ikan sapu-sapu.
Program ini merupakan bagian dari kegiatan
Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPMU-PPUPIK) yang digagas oleh
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unhas, dan
dilaksanakan pada Sabtu, 19 Juli 2025.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan
kapasitas masyarakat dalam mengolah ikan Sapu-Sapu menjadi produk bernilai
jual, khususnya sebagai bahan baku pellet pakan ternak.
Pelatihan yang diberikan mencakup
penyusunan ransum pakan, teknik izinedar, hingga proses pengemasan produk.
Sebelum memulai pelatihan, dilakukan pre-test untuk mengukur pemahaman awal
masyarakat terkait ikan Sapu-Sapu. Kegiatan ini juga dirancang interaktif
melalui diskusi dan sesi tanya jawab.
Suasana pelatihan berlangsung semarak.
Masyarakat terlihat aktif dan semangat mengikuti setiap sesi. Mereka menyambut
baik pendekatan ini karena tidak hanya memberikan ilmu baru, tetapi juga
mengubah cara pandang terhadap ikan Sapu-Sapu dari yang selama ini disebut
“musuh dan predator”, kini menjadi sumber daya yang memberi nilai tambah.
Kegiatan yang berlangsung di Kelurahan
Limpomajang ini dibuka secara resmi oleh Lurah Limpomajang, Hasanuddin, yang dalam
sambutannya menyampaikan apresiasi atas kehadiran tim pengabdian Unhas dan
menegaskan bahwa persoalan ikan sapu-sapu telah lama menjadi keluhan
masyarakat.
“Selama ini kami tidak tahu bagaimana
mengolahnya agar bernilai jual, bahkan untuk dijadikan pakan pun kami tidak
punya peralatan yang memadai,” kata Hasanuddin.
Ketua Tim PKM Unhas, Agustina Abdullah,
menjelaskan, kegiatan ini tidak hanya berfokus pada keterampilan teknis, tetapi
juga membawa dampak sosial ekonomi.
“Kami ingin memberdayakan masyarakat tidak
hanya secara teknis, tetapi juga menciptakan peluang usaha baru yang berbasis
potensi lokal,” kata Agustina.
Program ini juga mendapat dukungan penuh
dari Laboratorium Lapangan Program Studi Agribisnis Peternakan Fakultas Vokasi
Unhas yang berada di Kampus Soppeng. Kolaborasi antara tim pengabdian,
laboratorium lapangan, dan masyarakat menjadi kunci keberhasilan dalam
implementasi kegiatan.
Melalui program ini, Universitas
Hasanuddin menegaskan komitmennya untuk membangun kemandirian ekonomi
masyarakat pedesaan melalui penguatan sinergi antara perguruan tinggi dan
komunitas lokal.
Diharapkan, inisiatif ini tidak hanya
memicu tumbuhnya usaha mikro berbasis pakan ternak alternatif, tetapi juga
menjadi inspirasi bagi daerah lain dalam memanfaatkan potensi lokal secara
kreatif dan berkelanjutan. (kia)

