------
Senin, 29 September 2025
Lima Guru Besar
Baru Angkat Martabat Unismuh Makassar
MAKASSAR, (PEDOMAN
KARYA). Universitas Muhammadiyah (Unismuh)
Makassar mengukuhkan lima guru besar dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa, di
Balai Sidang Muktamar ke-47 Kampus Unismuh Makassar, Senin, 29 September 2025.
Kelima guru besar
tersebut ialah Prof. Dr. Ir. Hj. Kasifah, M.P (Guru Besar dalam Ranting Ilmu
Kepakaran Kesuburan Tanah Pertanian dan Lingkungan), Prof. Dr. Agustan, S.Pd,
M.Pd (Guru Besar dalam Ranting Ilmu Kepakaran Pendidikan Matematika), Prof.
Hartono Bancong, S.Pd., M.Pd., Ph.D (Guru Besar dalam Ranting Ilmu Kepakaran
Eksperimen Pembelajaran Fisika), Prof. Dr. Rukli, M.Pd (Guru Besar dalam
Ranting Ilmu Kepakaran Pendidikan Evaluasi Pendidikan), serta Prof. Dr.
Asriati, S.E., M.Si (Guru Besar dalam Ranting Ilmu Kepakaran Ilmu Ekonomi).
Surat Keputusan
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi tentang Pengangkatan Guru Besar
lima dosen Unismuh Makassar dibacakan oleh Wakil Rektor II Unismuh Makassar Dr
Ihyani Malik, sedangkan biodata kelima guru besar tersebut dibacakan oleh Wakil
Rektor I Prof Andi Sukri Syamsuri.
Rektor Unismuh
Makassar Dr Abdul Rakhim Nanda dalam sambutannya menyampaikan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada lima orang guru besar yang telah
berjihad akademik sehingga mengangkat martabat Unismuh Makassar dan
Muhammadiyah pada umumnya.
“Pertambahan
jumlah lima orang guru besar bukan sesuatu yang kecil di mata pengembangan
institusi perguruan tinggi,” kata Rakhim.
Sebagai profesor,
katanya, ada kondisi yang membedakan bapak ibu dengan orang terpelajar
kebanyakan, seraya mengutip Al-Qur’an Surah Az-Zumar, ayat 9; “Apakah sama
orang yang memahami dengan orang yang tidak memahami?”
“Tentu saja
jawabannya tidak sama. Ada novelty yang ditemukan sendiri dan menjadi kelebihan
di antara para pembelajar lainnya. Karena itu, guru besar memiliki tanggung
jawab yang sangat besar di dalam kehidupan, baik sebagai kehidupan insan
akademik, maupun sebagai anggota masyarakat pada umumnya,” kata Rakhim.
Guru besar,
lanjutnya, harus memberikan kontribusi nyata di dalam pengembangan institusi
maupun kemampuatan terhadap masyarakat. Guru besar juga harus memberi inspirasi
bagi dosen muda untuk menyusul menjadi seorang guru besar pula.
“Istilah kita,
harus menggendong adik-adiknya untuk menjadi guru besar,” ujar Rakhim.
Guru besar harus
mampu membangun kolaborasi dan inovasi bagi institusi sehingga mengangkat
martabat institusi perguruan tinggi, dan guru besar harus memelopori
pengembangan sumber daya manusia.
“Profesor itu
hampir sama dengan kiai. Sungkan orang untuk menegur bila mereka melakukan hal
yang keliru. Karena itu, maka kita harus selalu self reflection, personal
introspection (refleksi diri, introspeksi pribadi, red), sehingga memastikan
kita berada di dalam koridor yang benar dalam membawa eksistensi kita di
tengah-tengah masyarakat,”tutur Rakhim Nanda.
Guru Besar adalah
Ulama
Ketua Pimpinan
Wilayah Muhammadiyah Sulsel Prof Ambo Asse pada kesempatan yang sama
mengatakan, para guru besar, para profesor itu adalah al-ulama, orang yang
punya ilmu. Mereka itu ahli pada bidannya masing-masing sehingga disebut ulama.
“Tadi sudah ada
juga disebutkan, apakah sama orang orang yang tahu dengan orang yang tidak
tahu? Ini juga sudah menggambarkan kalau ada masalah-masalah yang kita hadapi
kata Allah, lalu kita tidak tahu, tanyalah mereka, tanya mereka itu dalam
bidannya masing-masing,” kata Ambo Asse.
Para guru besar
yang dikukuhkan, lanjutnya, telah menyampaikan rasa syukurnya menggapai guru
besar, tetapi tanda-tanda kesyukuran yang diharapkan ke depan adalah bagaimana
mengembangkan ilmunya, bagaimana memanfaatkan ilmunya di Unismuh Makassar
sebesar-besarnya pemanfaatan sampai purnabakti di Unismuh Makassar.
“Harapan pimpinan
wilayah Muhammadiyah, guru besarnya sampai purnabakti di Universitas
Muhammadiyah Makassar. Pimpinan Wilayah Muhammadiyah kecewa kalau sudah guru
besar di Universitas Muhammadiyah Makassar lalu meninggalkan Universitas
Muhammadiyah Makassar. Ini saya sampaikan karena ada yang pernah terjadi,”
ungkap Ambo Asse.
Acara pengukuhan
guru besar Unismuh Makassar dihadiri seribuan dosen, sivitas akademika, tamu
dan undangan, termasuk Kepala LLDikti Wilayah IX Sultanbatara dan sejumlah
pimpinan perguruan tinggi. (asnawin)
