------
Selasa, 07 Oktober 2025
Balon Rektor Unhas
Sosialisasi dan Tampung Aspirasi di Sekolah Pascasarjana
MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA).
Universitas Hasanuddin (Unhas) memulai rangkaian penyampaian gagasan dan
penjaringan aspirasi bagi Bakal Calon Rektor Unhas Periode 2026–2030, di Aula
Prof. Fachruddin, Sekolah Pascasarjana Unhas, Senin, 06 Oktober 2025.
Kegiatan ini merupakan sesi perdana untuk
Zona A (Saintek dan Sekolah Pascasarjana) yang meliputi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA), Sekolah Pascasarjana, serta Fakultas Vokasi.
Acara sosialisasi penyampaian gagasan dan
penjaringan aspirasi dipandu oleh Prof Daeng Paroka, sebagai moderator.
Enam bakal calon rektor menyampaikan
kertas kerja dan bahan presentasi yang berisi pokok-pokok pikiran, strategi,
arah kebijakan, serta rencana program kerja untuk memajukan Unhas yang
diselaraskan dengan Rencana Pengembangan (RP) Unhas 2030.
Ke-6 balon Rektor
Unhas berdasarkan nomor urut yaitu (1) Prof Jamaluddin Jompa, (2) Dr Marhaen
Hardjo, (3) Prof Budu, (4) Prof Muhammad Iqbal Djawat, (5) Dr Zulfikar Basri
Hasanuddin, dan (6) Prof Sukardi Weda.
Selain pemaparan gagasan, sesi ini juga
menjadi wadah bagi sivitas akademika untuk menyampaikan aspirasi, tanggapan,
dan masukan terhadap visi serta strategi pembangunan Unhas lima tahun ke depan.
Dalam sesi dialog, berbagai masukan
mengemuka dari unsur dosen, tenaga kependidikan, dan mahasiswa.
Prof. Yusran Yusuf, misalnya, menyoroti
penurunan kualitas praktik lapang di fakultas agrikompleks akibat keterbatasan
anggaran yang berdampak pada berkurangnya keterlibatan mahasiswa. Ia juga
mengapresiasi capaian Unhas dalam berbagai pemeringkatan, namun menilai laju
kemajuan perlu dipercepat terutama pada tingkat global seperti QS Ranking.
“Selain itu, penting membentuk unit usaha
untuk meningkatkan kesejahteraan dosen. Saya berharap rektor terpilih
memastikan tidak ada mahasiswa yang berhenti kuliah karena kendala biaya,” kata
Prof. Yusran.
Apresiasi juga disampaikan terhadap arah
kebijakan strategis yang dipaparkan oleh bakal calon rektor. Prof. Winarni
menekankan pentingnya menetapkan program prioritas dengan tolok ukur
kualitatif, bukan sekadar capaian angka.
“Unhas menghadapi tantangan untuk terus
mempertahankan capaian SDGs Award yang telah diraih secara berturut-turut,”
kata Prof. Winarni.
Salah seorang mahasiswa yang turut hadir,
Yulistia Angggriani, mengungkapkan bahwa pendanaan pendidikan di Unhas masih
belum merata dan belum sepenuhnya berpihak kepada mahasiswa. Dana riset serta
dukungan kesejahteraan mahasiswa dinilai belum optimal.
“Saya berharap adanya upaya membangun
kesadaran kolektif dalam memperkuat nilai pendidikan agar tidak ada lagi
mahasiswa yang mengalami kesulitan dalam proses banding UKT,” kata Yulistia.
Salah seorang dosen Fakultas Vokasi
menegaskan pentingnya perhatian terhadap pengembangan pendidikan vokasi agar
tidak sekadar mengikuti kebijakan pemerintah, tetapi menjadi kekuatan strategis
Unhas menuju World Class University (WCU).
Ia juga mendorong peningkatan riset
kolaboratif lintas disiplin serta optimalisasi laboratorium di berbagai
fakultas melalui wadah terpadu yang memudahkan akses dan efisiensi penggunaan
fasilitas riset.
Nurfadhilla, salah seorang dosen muda,
mengungkapkan apresiasi atas digitalisasi yang telah ditempuh oleh Unhas. Namun masih terdapat tantangan dalam
penerapan sistem digitalisasi manajemen data yang dinilai belum efisien, karena
proses permintaan data kerap memakan waktu lama.
“Saya berharap adanya pembenahan sistem
manajemen data yang lebih transparan, harmonisasi antar fakultas, serta
peningkatan sharing resources. Selain itu, distribusi pengajaran perlu ditata
kembali, dan sistem penggajian dosen harus disesuaikan secara proporsional
dengan status kepegawaian,” kata Fadhilla.
Berbagai masukan ini menjadi catatan
kritis bagi para Bakal Calon Rektor Unhas.
Dalam pernyataan penutupnya, masing-masing bakal calon rektor menegaskan
akan menjadikan masukan-masukan tersebut sebagai input untuk penguatan kertas
kerja.
Prof Jamaluddin Jompa sebagai rektor
petahana mengatakan, sebagian besar masukan dari sivitas akademika telah
dimulai pada periode sekarang dan akan dimatangkan dalam rencana pengembangan
yang akan dilanjutkan. (kia)
