-------
Sabtu, 20 Desember 2025
Calon Rektor Unhas
Sukardi Weda Bakar Semangat Mahasiswa dalam Dialog Terbuka
MAKASSAR, (PEDOMAN
KARYA). Calon Rektor Universitas Hasanuddin
(Unhas) Prof Sukardi Weda membakar semangat mahasiswa dalam Dialog Terbuka Bersama
Calon Rektor Unhas yang digagas oleh Pengurus BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) lintas
fakultas, di Aula Arsjad Rasjid Lecture Theater, Kampus Unhas Tamalanrea, Makassar,
Jumat, 19 Desember 2025.
Sukardi Weda yang
mantan Wakil Rektor III Universitas Negeri Makassar (UNM) menekankan pentingnya
pemberian ruang pengembangan kepemimpinan bagi mahasiswa.
“Organisasi
kemahasiswaan memainkan peran penting dalam membentuk karakter, leadership,
kemampuan pengambilan keputusan atau decision making, hingga kecerdasan
emosional mahasiswa,” kata Sukardi.
Kemampuan tersebut,
katanya, tidak sepenuhnya diperoleh di ruang-ruang kelas, tetapi kecerdasan
emosional tersebut diperoleh di organisasi atau lembaga kemahasiswaan.
“Soft skill,
kepemimpinan, membangun tim atau team work, dan pengambilan keputusan itu
diperoleh di lembaga kemahasiswaan. Oleh karena itu, Anda datang ke kampus
bukan hanya untuk belajar sebagai sesuatu yang wajib, tetapi Anda harus menjadi
fungsionaris mahasiswa. Ini hukumnya sunnah. Mahasiswa yang paripurna adalah
mahasiswa yang mampu mensinergikan antara yang wajib dan sunah, yaitu belajar
dan berorganisasi,” tutur Sukardi.
Ia juga mendorong
adanya keseimbangan antara kecerdasan akademik dan keterampilan nonakademik
agar lulusan perguruan tinggi tidak hanya unggul secara nilai, tetapi juga siap
menghadapi realitas dunia kerja.
“Pertanyaannya,
apakah yang memiliki IPK 4,0 pasti mendapatkan pekerjaan yang layak? Kita ingin
adik-adik sekalian bukan hanya menjadi job seeker, tetapi juga startup founder
atau businessman,” tandas Sukardi.
Ia turut
menanggapi audiensi dari mahasiswa. la mengaku akan menyiapkan asrama mahasiswa
bagi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) universitas apabila terpilih
menjabat sebagai rektor.
Sukardi Weda juga
akan memberikan kesempatan yang sama kepada mahasiswa untuk akses sumber daya
yang dimiliki Unhas.
“Bila mahasiswa
berkegiatan boleh menggunakan ruang dan fasilitas apa saja dengan gratis atau
tanpa bayar,” kata Sukardi.
Ia pun menjanjikan
dana penelitian kepada mahasiswa secara kompetitif, serta berjanji untuk tidak
memarginalkan mahasiswa untuk akses sumber daya Unhas. Ia juga mengatakan akan
memperlakukan mahasiswa secara setara, sama, adil, tanpa diskriminatif dengan sivitas
akademika Unhas lainnya bila kelak ia ditakdirkan menjadi nakhoda Unhas.
Sukardi Weda mengemukakan,
ketika kuliah dirinya aktif di lembaga kemahasiswaan, Senat Mahasiswa Unhas, dan
beberapa organisasi kepemudaan (OKP) sebagai wadah untuk meningkatkan kemampuan
leadership dan soft skills.
Sukardi memandang
dengan pengalaman berorganisasi, maka ia dapat menghadapi segala situasi dengan
baik tanpa panik. Ia tak lupa mencontohkan bahwa banyak pemimpin di legislatif
(DPR), eksekutif, dan yudikatif adalah mantan aktivis mahasiswa.
“Saya ketika
menjadi Wakil Dekan Tiga, dan Wakil Rektor Tiga, ketika ada beasiswa, maka yang
pertama saya hubungi adalah para ketua lembaga kemahasiswaan, BEM dan Maperwa.
Saya bilang, mauki beasiswa?” ungkap Sukardi.
Sukardi memandang
bahwa para fungsionaris lembaga kemahasiswaan adalah orang-orang yang
berprestasi. Mereka memiliki bukan hanya kecerdasan kognitif, tetapi juga
kecerdasan emosional sebagai pemimpin masa depan bangsa ini.
Ia mengajak
mahasiswa untuk tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga harus cerdas
secara emosional, karena ketika mereka menjadi alumni, bukan lagi menyandang
predikat sebagai mahasiswa, maka yang didambakan publik darinya adalah,
bagaimana ia mampu membangun komunitasnya dan menjadi problem solver di
masyarakatnya.
Dialog Terbuka
Calon Rektor Unhas juga dihadiri dua calon rektor lainnya yakni Prof Jamaluddin
Jompa dan Prof Budu.
Dialog Terbuka
Bersama Calon Rektor Unhas awalnya direncanakan diadakan di Pelataran Rektorat
Unhas, tetapi lokasi kegiatan kemudian dipindahkan ke Aula Arsjad Rasjid
Lecture Theater.
Dalam dialog
tersebut, masing-masing calon rektor memaparkan visi dan misi serta program
kerjanya secara singkat, kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab bersama
mahasiswa dan sesi awal ada tiga penanya dari mahasiswa.
Sejumlah isu menjadi sorotan mahasiswa, di antaranya kebijakan jam malam, minimnya konversi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) bagi kegiatan lembaga kemahasiswaan, serta fasilitas kampus yang dinilai belum memadai meskipun Unhas mengklaim masuk dalam jajaran QS World Top 1000. (kia)
