Ketakutan Seorang Calon Bupati


"Saya tidak takut dan tidak lagi memperhitungkan pasangan cabup-cawabup nomor urut satu, nomor urut empat, dan nomor urut lima. Bagi saya, tiga pasangan ini sudah lewat. Sekarang saya hanya takut kepada pasangan nomor urut dua."





--------------
PEDOMAN KARYA
Selasa, 8 Desember 2015

Anekdot:

Ketakutan Seorang Calon Bupati


Merasa dirinya tidak mungkin mampu mengalahkan pasangan calon bupati/calon wakil bupati nomor urut satu (1), nomor urut empat (4), dan nomor urut lima (5), calon bupati nomor urut tiga (3) langsung mengeluarkan pernyataan mengejutkan.
"Saya tidak takut dan tidak lagi memperhitungkan pasangan cabup-cawabup nomor urut satu, nomor urut empat, dan nomor urut lima. Bagi saya, tiga pasangan ini sudah lewat. Sekarang saya hanya takut kepada pasangan nomor urut dua," katanya dengan tenang pada sebuah pertemuan beberapa hari menjelang Hari "H" Pilkada.
Mendengar pernyataan itu, semua orang tentu saja kaget, karena mereka tahu pasangan nomor urut satu, pasangan nomor urut empat, dan pasangan nomor urut lima, lebih diunggulkan dan diprediksi bakal bersaing ketat untuk menjadi pemenang, sementara pasangan nomor urut dua dan pasangan nomor urut tiga sudah dianggap "masuk kotak" alias tidak lagi diperhitungkan.
"Mari kita berjuang hingga hari H dan mengawal suara hingga hasil perhitungan suara diumumkan oleh KPU," ujarnya lagi kepada tim sukses dan para pendukungnya.
Pertemuan pun selesai dan semua orang tetap penasaran dengan pernyataan sang calon bupati. Dalam perjalanan pulang, seperti biasa, sang calon bupati bercanda dengan sopirnya.
"Kamu tahu mengapa saya tadi mengatakan tidak takut dan tidak lagi memperhitungkan pasangan nomor urut satu, nomor urut empat, dan pasangan nomor lima. Kamu tahu mengapa saya tadi mengatakan hanya takut kepada pasangan nomor urut dua?" tanyanya.
"Tidak tahu pak," jawab sang sopir.
"Saya tidak takut, karena saya juga yakin pasti bakal kalah dari tiga pasangan itu (nomor urut 1, 4, dan 5). Yang saya takuti pasangan nomor dua, karena jangan sampai saya juga kalah dari mereka. Kalau kalah juga, berarti saya akan jadi juru kunci," kata sang calon bupati sambil tertawa-tawa. (Asnawin Aminuddin)

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama