Pasukan Elit Kodam VII/Wirabuana Jaga Perbatasan RI-Papua Nugini


PASUKAN ELIT. Gambar atas; Walikota Makassar beserta para pejabat TNI dan Polri, foto bersama sambil memegang spanduk seusai Upacara Pemberangkatan Pasukan Elit Yonif Raider 700/Wira Yudha Sakti, di Pelabuhan Peti-Kemas Soekarno-Hatta, Makassar, Rabu, 29 Juni 2016. Gambar bawah; Walikota Makassar memeriksa pasukan. (ist)







-------
Senin, 04 Juli 2016  


Pasukan Elit Kodam VII/Wirabuana Jaga Perbatasan RI-Papua Nugini


  • Terdiri Atas 450 Anggota Yonif Raider 700/Wira Yudha Sakti
  • Dilepas di Pelabuhan Makassar
  • Menggunakan KRI Banjarmasin-592 
  • Dihadiri Pangdam VII/Wirabuana, Kapolda Sulsel, Pangkoopsau II, Danlantamal VI



MAKASSAR, (PEDOMAN KARYA). Sebanyak 450 prajurit TNI Angkatan Darat yang tergabung dalam Batalyon Infantri Raider 700/Wira Yudha Sakti (WYC) Kodam VII/Wirabuana (sebuah pasukan elit infanteri lintas udara yang sebelumnya bernama Yonif Linud 700 dan membawahi seluruh wilayah Sulawesi) ditugaskan menjaga keamanan di perbatasan Republik Indonesia (RI) dan Papua Nugini.

Mereka diminta tidak ragu dalam bertindak apabila sudah menyangkut masalah kedaulatan dan integritas bangsa Indonesia.
Di sisi lain, pasukan Yonif Raider 700/Wira Yuda Sakti juga diharapkan mampu merebut hati rakyat, sehingga keberadaan mereka dapat diterima dan mendapat pengakuan positif oleh masyarakat setempat.
“Sumpah prajurit dan tugas pokok TNI  menjaga kedaulatan dan integritas bangsa. Untuk itu, sekali lagi saya ingatkan, jangan ragu dalam bertindak apabila hal tersebut sudah menyangkut masalah kedaulatan dan integritas bangsa Indonesia,” tandas Pangdam VII/Wirabuana, Mayjen TNI Agus Surya Bakti.
Penandasan tersebut disampaikan Pangdam dalam sambutan tertulisnya yang dibacakan Walikota Makassar, Ramdhan “Danny” Pomanto, pada Upacara Pemberangkatan Satgas Yonif Raider 700/Wira Yudha Sakti (WRC) bertempat di pelabuhan Peti Kemas Soekarno-Hatta, Makassar, Rabu, 29 Juni 2016.
“Kepercayaan melaksanakan tugas pengamanan wilayah perbatasan Republik Indonesia – Papua Nugini merupakan kehormatan dan tugas mulia harus dilaksanakan sebaik-baiknya guna mempertahankan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” tandas Pangdam VII/Wirabuana.


Daerah Perbatasan

Provinsi Papua, katanya, merupakan salah satu provinsi paling tertimur dari wilayah NKRI yang berbatasan secara langsung dengan negara lain, yaitu Papua Nugini, Australia, dan Republik Palau.
Pangdam VII/Wirabuana mengatakan, daerah perbatasan tentu menjadi wilayah yang paling mudah diakses oleh negara tetangga lain, sehingga secara otomatis merupakan wilayah yang paling rentan terhadap pengaruh dari luar, baik dalam bentuk ideologi,  politik, sosial,  budaya  dan ekonomi maupun hal-hal yang bisa mempengaruhi eksistensi pertahanan dan keamanan negara.
Situasi di daerah perbatasan RI-PNG saat ini, lanjutnya, masih menyimpan banyak persoalan. Daerah perbatasan sering dijadikan sebagai tempat pelarian orang-orang yang melakukan pelanggaran hukum, baik di wilayah RI maupun PNG dan mereka tidak ingin kembali karena pengaruh politik, terutama mereka yang terlibat dalam gerakan separatis.
“Di sisi lain, sebagian kecil kelompok yang ingin memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia, juga masih sering menunjukkan eksistensinya dengan melakukan aksi kekerasan dan perlawanan bersenjata, yang sasarannya adalah aparat keamanan, baik anggota TNI maupun Polri, bahkan mereka tidak segan-segan untuk menyerang dan membunuh aparat keamanan yang lengah,” papar Pangdam VII/Wirabuana.


Tentara Rakyat

Pangdam berpesan kepada satuan tugas Yonif Raider 700/Wira Yuda Sakti, agar berupaya merebut hati rakyat, sehingga eksistensinya dapat diterima dan mendapat pengakuan positif oleh masyarakat setempat.
“Laksanakan tugas ini dengan sebaik-baiknya, jaga keamanan, baik personel maupun materil yang kalian bawa, serta tunjukkan bahwa kalian adalah tentara rakyat, tentara pejuang, dan tentara nasional yang professional. Pegang teguh Sapta Marga, Sumpah Prajurti, dan tugas pokok TNI yaitu menjaga kedaulatan dan integritas bangsa. Untuk itu, sekali lagi saya ingatkan, jangan ragu dalam bertindak apabila hal tersebut sudah menyangkut masalah kedaulatan dan integritas bangsa Indonesia,” tandas Pangdam VII/Wirabuana.
Dalam penugasan tersebut, katanya, para prajurit harus lebih menguasai protap-protap maupun  standard operasional prosedur atau SOP yang sudah ada, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas pengamanan di daerah perbatasan, agar tidak terjadi kesalahan dalam mengambil keputusan untuk menyelesaikan suatu permasalahan.


Dilepas di Demaga

Pemberangkatan pasukan Satgas Yonif 700 Raider yang berjumlah 450 prajurit TNI Angkatan Darat ini menggunakan KRI Banjarmasin-592 yang sandar di Dermaga Pelabuhan peti kemas Soekarno-Hatta Makassar.
Setelah upacara dan sebelum dilepas secara resmi, Danlantamal VI bersama Pangdam VII Wirabuana dan rombongan lainnya berkunjung ke dalam KRI Banjarmasin-592 untuk melihat isi, serta kesiapan membawa prajurit satgas Pengamanan Perbatasan tersebut.
Upacara pemberangkatan turut dihadiri Mayjen TNI Agus Surya Bakti (Panglima Kodam VII/Wrb), Irjen Pol Anton Karlian (Kapolda Sulselbar), Marsma TNI Donny Ermawa (Pangkoopsau II), Laksamana Pertama TNI Yusup SE MM (Danlantamal VI), Brigjen Supartodi SE MSi (Kasdam VII/Wirabuana), Laksma TNI Basuki Rianto (Kabinda Sulsel), serta Iman Hud (Kasat Pol PP Kota Makassar).

Selain itu, juga hadir para Asisten, Perwira Ahli, Perwira LO, Kabalak Kodam VII/Wirabuana, para Kepala SKPD lingkup Pemkot Makassar, dan anggota Persit Kartika Chandra Kirana. (nas/yahya/win)


-----
Foto-foto dan informasi tambahan diambil dari website:
-- http://kodam-wirabuana.mil.id/2016/06/29/walikota-makassar-melepas-prajurit-raider-ke-perbatasan-ri-png/
-- http://www.lantamal-6.mil.id/component/content/article/2452-danlantamal-vi-hadiri-upacara-pemberangkatan-satgas-yonif-raider-700-wira-yudha-sakti-wrc-wilayah-papua-ta-2016
-- https://id.wikipedia.org/wiki/Batalyon_Infanteri_700/Raider


Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama